Azka sengaja datang lebih awal hari ini. Bahkan ia memasang alarm dari jam wekernya dan menyetel tepat jam 6 pagi. Sekarang, masih jam 7 kurang 15 menit dan Azka sudah duduk dikursinya. Entah sesuatu yang berasal dari mana mendorong Azka ingin cepat-cepat datang kesekolah. Bahkan dikelas hanya ada beberapa teman kelasnya yang baru datang.
Percayalah, Azka tak pernah datang sepagi ini sebelumnya.
"Azka," sapa seseorang gadis cantik dari ambang pintu. Kemudian ia masuk kekelas Azka dengan membawa sekotak makanan bekalnya yang berwarna merah muda.
"Nih buat lo Ka," Karin duduk disebelah Azka sambil menyodorkan bekal makanan yang dibawanya tadi.
Azka mengangguk. "Thanks,"
"Sama-sama. Dimakan ya Ka, bekalnya. Gue buat sendiri loh, pasti lo suka deh."
"Iya-iya,"
"Yaudah kalo gitu gue kekelas dulu ya, bye,"
Azka memutarkan kedua bola matanya. Karin tidak pernah berubah. Sejak kelas 10 ia selalu membawakan Azka bekal tiap paginya. Bukan rahasia lagi, gadis cantik dengan rambut sebahu dan curly itu memang menyukai Azka sejak kelas 10. Tetapi Azka tidak pernah melihatnya sedikitpun. Bahkan, bekal-bekal yang Karin berikan tiap paginya akan Azka berikan pada temannya.
Seperti sekarang ini, Ciko datang bersama Bima memasuki kelas.
"Ko, nih makanan,"
Ciko dan Bima dengan riang menghampiri Azka dan mengambil bekal itu.
Azka hanya ingin menghargai pemberian Karin, tetapi ia tidak akan mau memakannya. Karena Azka sama sekali tidak tertarik dengan cewek itu.
Sepuluh menit lagi jam tujuh tepat. Tetapi tanda-tanda Melda akan datang sama sekali tidak kelihatan. Entahlah Azka ingin melihat cewek itu hari ini.
Nabila, Megan, dan juga Resty datang dan memasuki kelas. Azka berharap ada Melda diantara mereka. Nyatanya nihil. Tidak ada Melda disana. Kemana cewek itu?
Entah kenapa mood Azka memburuk seketika. Entah gara-gara Melda belum datang entah ada hal lain yang mengganjal dalam dirinya. Ia sangat gengsi untuk menanyakan keberadaan cewek yang beberapa minggu ini menjadi guru privatenya, pada ketiga temannya.
"Sin, nih surat Melda. Dia sakit," Ucapan Resty terdengar jelas oleh telinga Azka. Azka yang duduk dibarisan paling depan, menoleh kebelakang melihat Resty memberikan surat pada Sinta, sekretaris kelas X1 IPA 1.
Melda gak masuk? Sakit apa dia?
Azka mengacak rambutnya. Sia-sia usahanya bangun pagi dan datang kesekolah dengan jam yang bisa terbilang terlalu awal bagi Azka.
"Res Melda sakit apa emang?" Azka berjalan menuju meja Resty untuk menanyakan kabar cewek itu. Entah angin apa yang membuat Azka berani menanyakannya.
"Tadi malam gue kerumahnya sih, katanya dia diare. Be a be mulu gak berenti-berenti, entah makan apa anak itu," muka Resty memperihantinkan saat menjelaskan kondisi sahabatnya itu.
Mendadak Azka teringat saat ia makan bakso bersama Melda semalam. Sudah tidak salah lagi, dirinya adalah penyebab Melda sakit hari ini. Melda sudah bilang semalam, kalau ia tak suka makan pedas tetapi Azka tetap bersikukuh untuk menyuruh cewek itu dan menambahkan beberapa sendok cabe kemangkuk baksonya.
Kini Azka sangat merasa bersalah.
***
"Lo ngapain cabut Azka? gila lo ya?" Melda tidak habis pikir cowok bernama lengkap Azka Fernando itu bisa ada dikamarnya sekarang. Iya, sekarang tepat jam 8 pagi. Bahkan baru saja jam pelajaran pertama dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why
Teen Fiction(Republish 2019) 3 hal yang Azka benci didunia ini; 1. Gelap 2. Permen karet 3. Cewek Melda tidak tau apa alasan yang pasti untuk Azka yang membenci dirinya. Bahkan mungkin semua cewek dimuka bumi ini? Yang Melda tau sikapnya selalu berubah-ubah. Te...