Melda, Resty, Megan dan Nabila keluar dari mobil Melda yang telah terparkir diparkiran sekolah. Mereka berempat keluar dari masing-masing pintu mobil. Tadi malam, lewat chat grup di aplikasi Line, mereka berempat memang merencanakan berangkat bersama.
Megan menscroll chat-chat grup kelasnya tadi malam. "Eh, katanya ada anak ips yang mau pindah kekelas kita loh?"
Mereka berempat berjalan beriringan melewati koridor yang sudah cukup ramai. "Hah? masa' sih? Jarang banget anak ips pindah ke ipa. Yang ada anak ipa yang pindah ke ips, karena udah gak tahan lagi, hahah." ucap Melda sembari tertawa. Terus menapakkan kedua kakinya yang tidak pernah beriringan diatas lantai koridor yang habis di-pel oleh cleaning service disekolahnya.
Resty merebut handphone Megan dari tangannya, "Liat, siapa sih anak ips yang mau pindah kekelas kita, penisirin gue,"
"Elaahh lo main rebut-rebut aja, emang tadi malam kalian pada gak liat grup kelas? Mereka semua belum tau sih, Cuma baru denger gossip-gosipnya aja,"
Ketiga temannya menggeleng, "Nggak sih, alah paling anak ips yang baik-baik, trus pinter mungkin dia salah pilih jurusan waktu itu, kan nyesel dia, hhahah." Pikir Nabila.
Mereka berempat telah sampai kekelas mereka dan langsung duduk ditempat masing-masing.
"eh Mel, gue mau nagih sesuatu, penting banget, tapi lo bawakan?," Melda melihat kearah Megan dengan bingung. Begitu sadar dia menyeringai kearah teman-temannya.
"bawa dungs," Melda segera mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya, dan dengan ligat Megan merebutnya.
"Nih," Nabila mengeluarkan buku fisikanya dari tas. Membuat kunyahan Megan terhenti, membuat Resty yang baru saja menggapai untuk mengambil cake tersebut terhenti, membuat Melda yang baru saja ingin mem-pap terhenti begitu saja.
Melda menepuk jidatnya. Begitu juga dengan Resty dan Megan. Mereka lupa bahwa hari ini ada tugas fisika. Gurunya memang tidak galak, tetapi hukumannya yang akan diberikannya adalah; lari keliling lapangan 5 kali dengan nametag yang terbuat dari karton, yang digantung dileher bertuliskan; SAYA MALU TIDAK BUAT PR. Dan itu akan membuat malu saja. Pasalnya, lapangan dikelilingi oleh kelas-kelas lainnya. Otomatis, seluruh kelas akan melihat mereka.
"Nab,, nab,, kebiasaan deh. Kenapa gak kasih tau aja sih kalau ada tugas tadi malam?" gerutu Melda sambil buru-buru menyalin tugas Nabila. Melda juga salah satu murid yang terbilang pintar. Ia jago dipelajaran matematika dan fisika. Hanya saja ia sering lupa mengerjakan pr akibat lupa menandai bukunya.
"Hhehe maap, gue aja baru inget tadi pagi. Asal kalian tau, gue ngerjain nih tugas tadi pagi tau."
"Yaudah gapapa, yang penting lancaarrr," seru Megan.
Valdo dan Kevin yang baru datang, melihat semua murid dikelas tengah sibuk mengerjakan tugas. "WOII ADA TUGAS APA?"
"Fisika,"
"WOI, PINJEM PENA!"
"PINJEM TIP EKS DONG!" lalu melayanglah tipe-x dari kutub utara kekutub selatan.
"INI BUKU SIAPA? GUE PINJEM YA?!"
"BUKU GUE KEMANA?!"
Begitulah kira-kira teriakan murid XI IPA 1 saat kalang kabut menyalin pr. Ingat, karena anak ipa juga manusia yang gak sempurna.
***
Kali ini Azka datang lebih awal. Bahkan gerbang pun masih 10 menit lagi akan ditutup. Karena, hari ini Frans benar-benar menjemputnya kerumah. Kemudian mereka berangkat bersama. Sesampainya disekolah, Azka mengajak Frans untuk sarapan dikantin, karena Azka memang tidak pernah sarapan dirumah. Karena tidak ada makanan jika pagi-pagi begini. Sangat malas jika Azka harus memasak mie instan terlebih dahulu. Bisa bangun pukul 6 saja ia sudah bersyukur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why
किशोर उपन्यास(Republish 2019) 3 hal yang Azka benci didunia ini; 1. Gelap 2. Permen karet 3. Cewek Melda tidak tau apa alasan yang pasti untuk Azka yang membenci dirinya. Bahkan mungkin semua cewek dimuka bumi ini? Yang Melda tau sikapnya selalu berubah-ubah. Te...