"Mel, kenapa lo gak hubungi gue sih semalem?" gerutu Fahri sambil menyesap teh hangatnya.
Melda menyuap sesendok batagor kemulut, kemudian mengunyahnya sampai habis makanan itu didalam mulutnya. Membuat Fahri tak sabar menunggu penjelasannya. Ditambah lagi, tadi pagi Melda mendadak tidak ingin berangkat bareng karena tiba-tiba ingin berangkat dengan Papanya.
"Pikiran gue udah kacau waktu itu Ri, gue ketakutan. Dan, gue gak hubungi Azka. tapi dia yang gak sengaja lewat trus bantuin gue," jelas Melda dengan raut wajah kesal. Pasalnya dari tadi sangat banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Fahri. Belum lagi pertanyaan dari ketiga temannya.
"Fahri sewot banget kek ibu kos-kosan," komentar Megan.
Fahri berdecak, "Ya gimana gue gak sewot, cewek gue dijambret." Fahri membela dirinya.
"Yaudah sih, apa daya gue yang jones," sahut Nabila dramatis sambil menggigit sedotan bekas ice cappuccino yang ia beli tadi. Kemudian mengunyahnya hingga terpilin-pilin setengah. Kebiasaan Nabila memang mengunyah-ngunyah sedotan. Teman-temannya sendiri pun bingung, apa ada yang special dari sebuah sedotan? Atau sedotan punya kekuatan yang membuat kita bisa cerdas seperti Nabila?.
Resty menyuapkan sesendok mie ayamnya, "Lagian Melda udah gak pa-pa juga, lebay lo ah," sungut Resty menatap pacar sahabatnya itu dengan datar.
"Yaudah sih, sewot amat. Pokoknya, lain kali lo gak boleh deket-deket lagi sama Azka," ucapan Fahri membuat ketiga teman Melda menoleh. "Lah? Emang dasar lo bego ya bego aja ya Ri, Azka itu udah nolongin Melda dongo' !!" timpal Megan geram sambil melempar Fahri dengan pipet bekas kunyahan Nabila yang ia rampas secara paksa dari mulut sahabatnya itu. Hingga Fahri bergidik jijik dan menatap Megan dengan tatapan membunuh.
"Iihh Megaan, lo harus beliin gue pipet lagi," gerutu Nabila tidak terima. "Woi dongo ini pipet, bukan pizza." Cetus Resty geram sambil terkekeh geli.
"Udaaahh dieem. Elah, kalian berisik banget. Pusing gue," Melda berdiri meninggalkan kantin dengan tatapan ketiga temannya yang cengo. Fahri beranjak dan mengikuti langkah ceweknya itu.
"Mel, mau kemana?"
"Gue mau kekelas."
"Yaudah deh, ntar pulang bareng kan?" Melda mengangguk kemudian berjalan menuju kelasnya. Fahri berbelok menuju kelasnya yang tak searah dengan Melda.
Melda menenggelamkan kepalanya diatas meja dengan kedua tangannya yang dilipat sebagai alas. Ia benar-benar merasa pusing. Akibat terbentur semalam, kepalanya tidak henti-hentinya menimbulkan rasa sakit yang menjalar hingga sekujur tubuhnya. Entahlah, mungkin kepalanya adalah titik sensitifnya. Melda juga sensitif dengan air hujan, jika kepalanya mengenai air hujan siap-siap kepalanya akan merasakan pusing yang hebat.
Bel masuk pertanda jam pelajaran kedua berbunyi nyaring keseantero sekolah. Membuat Resty, Nabila dan Megan berlari menuju kelas. Melda merasakan seseorang menyentuh bahunya. Ia tersentak kemudian terbangun dari tidur singkatnya.
"Mel, lo masih sakit? Mending di UKS aja gih," saran Resty prihatin melihat sahabatnya itu. ia menyentuh dahi Melda dengan punggung tangannya. Tidak panas.
"Nggak, gue gak demam. Cuma, gue pusing banget nih."
Nabila dan Megan yang mendengarnya, langsung heboh dan ikut menyuruh Melda untuk pulang atau beristirahat diUKS. "Udah Mel, gak pa-pa lo ke UKS aja," kata Megan.
Edo, Eja dan beberapa teman-teman mereka yang juga duduk dikelas XI IPA-1, masuk kekelas bersama genk-genknya. Mereka biang keributan dikelas Melda. Jarang sekali masuk, sekalinya masuk membuat suasana kelas yang tadinya aman menjadi rusuh oleh mereka. Edo dan Eja adalah sepasang kembaran yang sejenis dan sama nakalnya. Hanya saja, Eja lebih pintar dibanding Edo. Karena terbawa pengaruh buruk dari sang kembaran dan teman-teman lainnya, Eja menjadi nakal dan tidak patuh peraturan. Dari awal masuk, mereka memboking tempat duduk paling sudut sekaligus paling belakang sebagai markas mereka dan bersifat permanen. Dikursi dan mejanya ditulis menggunakan tipe-x dengan tulisan "Markas GGR" singkatan yang mereka buat sendiri. Yang katanya artinya "Ganteng Ganteng Rusuh".

KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why
Genç Kurgu(Republish 2019) 3 hal yang Azka benci didunia ini; 1. Gelap 2. Permen karet 3. Cewek Melda tidak tau apa alasan yang pasti untuk Azka yang membenci dirinya. Bahkan mungkin semua cewek dimuka bumi ini? Yang Melda tau sikapnya selalu berubah-ubah. Te...