Seorang gadis kecil sedang asik memainkan boneka-boneka Barbie pemberian Papanya dihari ulang tahunnya kemarin -diteras rumahnya. Ia menyisir dengan lembut rambut Barbie itu seperti ia menyisir rambutnya. Beberapa kali ia mengecup wajah Barbie --dengan gaun merah muda panjang - kesayangannya itu. Namun perhatiannya teralihkan kala mendengar suara mobil yang berhenti dirumah sebelah rumahnya sendiri. Dari mobil itu, keluar sepasang suami istri sambil mengangkat tas-tas bawaan mereka, disusul dengan anak perempuan dan anak laki-laki yang kira-kira seusianya. Anak perempuan yang sepertinya kakak anak laki-laki itu, ikut bersama orang tuanya yang masuk kerumah sebelah.
Merasa terus diperhatikan, anak laki-laki itu berjalan menuju teras rumah dimana gadis kecil ini duduk bersama boneka barbienya. Berjalan sambil memeluk boneka stitch biru dengan telinga panjang sebagai khas kartun itu.
"K-kamu siapa?" gadis kecil ini memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya saat anak laki-laki itu sampai didepan terasnya, namun tanpa sepatah katapun. Menatap dengan datar.
"Aku Nando, aku bakalan tinggal dirumah itu sekarang." Ia memperkenalkan dirinya sambil menjulurkan tangannya. Gadis kecil ini beranjak berjalan mendekati anak laki-laki itu sambil menyambut uluran tangannya. "Nama aku Zahra,"
Nando mengangguk sambil menarik tangannya setelah mereka berjabat tangan. Dilihatnya Zahra memperhatikan boneka stitch dalam dekapannya. "Eumm,, kamu mau boneka ini?"
Zahra kaget saat Nando menawarkan boneka itu untuknya. "Ke-kenapa kamu mau kasih ke aku?"
"Ini aku dapet dari time zone waktu aku main dimall tadi. Ini buat kamu," Nando menyodorkan boneka berwarna biru muda itu pada teman barunya yang akan menjadi tetangganya juga. Zahra mengangguk senang sambil mengambil dan memeluk boneka itu.
"Boneka ini bakalan aku jaga, makasih ya!"
Nando mengangguk dua kali. "Kasih nama boneka itu 'dora' ya,"
Kening Zahra berkerut. "Ini namanya boneka stitch bukan dora."
Nando tertawa. "Aku tau, dora itu singkatan Nando dan Zahra. Sekarang kita kan jadi temen," Zahra manggut-manggut sambil tersenyum.
"Nando, ayo pulang. Makan dulu!"teriak seorang wanita dari rumah sebelah. Nando tau, itu suara mamanya yang memanggil.
"Iyaa maa.." sahut Nando dengan agak berteriak.
"Aku pulang dulu ya, nanti kita main lagi,"
"Bye!!" Zahra melambaikan tangannya seraya tersenyum.
Air matanya berhasil lolos dari kelopak matanya saat mengingat sahabat kecilnya yang sudah bertahun-tahun itu. Ia memeluk erat boneka stitch kesayangannya yang diberi nama 'dora' oleh sahabatnya itu. "Nando ini udah lama banget, gue kangen. Lo sama sekali gak inget gue dan dora?"
***
Azka terus menapakkan kakinya dilantai putih bersih disebuah pusat perbelanjaan atau yang sering disebut mall. Disebelahnya, gadis cantik berambut panjang dengan balutan dress berwarna tosca selutut yang lengannya diatas siku berjalan beriringan dengan Azka.
"Kita mau kemana Ka?" tanyanya karena ia sama sekali tak tau tujuan Azka mengajaknya pergi jalan.
Azka menoleh sambil berdehem. "Makan disitu tuh," tunjuknya pada sebuah restoran yang tak jauh dari mereka berjalan sekarang.
Setelah memesan makanan, Azka duduk sambil memainkan ponselnya. Sementara Karin terus memperhatikan Azka dengan agak sedikit kesal. "Ka, kok lo main hape mulu. Trus buat apa ngajakin gue?" tidak. Karin tidak marah. Namun ia bertanya dengan nada yang lembut. Karena pada dasarnya Karin adalah tipe cewek yang lemah lembut, bahkan ia tak pernah terlihat marah. Namun ekspresinya sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why
Teen Fiction(Republish 2019) 3 hal yang Azka benci didunia ini; 1. Gelap 2. Permen karet 3. Cewek Melda tidak tau apa alasan yang pasti untuk Azka yang membenci dirinya. Bahkan mungkin semua cewek dimuka bumi ini? Yang Melda tau sikapnya selalu berubah-ubah. Te...