Drrttt... drrtt...
Melda tersenyum melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Dengan segera Melda menggeser jarinya dilayar ponsel, dan menjawab panggilan dari sipenelepon.
"hallu," Melda terkekeh setelah mendengar sapaan dari seberang.
"Lo udah dibawah ya?, bentar lagi gue turun," setelah menjawab Melda memutuskan sambungan telepon dan turun kebawah.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Melda segera menuju kemobil sedan yang telah terparkir indah dihalaman rumahnya. Lalu duduk cantik dibangku belakang.
"Eeh, lo kira gue supir lo apa?, sini-sini duduk disebelah gue, atau sini gue pangku," ucap Fahri sambil menepuk paha-nya.
Melda memutar kedua bola matanya malas, sambil maju melewati bagian tengah pemisah bangku pengemudi dengan bangku penumpang, sehingga membuat Fahri memelototkan matanya.
"Pintunya masih berfungsi kali neng, haelah lo mikir kok kek anak-anak sih?" tanpa pikir panjang Fahri segera tancap gas menuju sekolahnya.
"Yaudah sih, suka-suka gue."
"Untung pacar, kalo enggak....." Fahri menggantungkan kalimatnya, yaelah Fahri ini bukan jemuran kali lo gantung-gantungin,-
"Kalo enggak kenapa ha?," entah kenapa Melda tampak mengerikan, mungkin PMS kali begitu pikir Fahri.
"Enggak kenapa-napa kok, hehehe," Fahri lebih memilih tidak memancing emosi ceweknya itu.
Selang beberapa menit mobil Fahri sampai kehalaman parkiran sekolahnya, saat dia ingin memarkirkan mobilnya, tiba-tiba dia disalip oleh sebuah motor besar. Dia tidak dapat melihat sipemilik motor karena dia masih mengenakan helm-nya.
Teet! Teet!
Fahri terus membunyikan klakson mobilnya, tapi tampaknya sipenyalip tadi tidak teralu mempedulikan, dia malah dengan santainya membuka helm dan turun dari motor besarnya. Kemudian berjalan menuju kemobil Fahri dan mengetuk kaca mobilnya. Fahri menurunkan kaca mobilnya.
"Siapa cepat dia dapat," setelah mengatakan itu, sipenyalip tadi pergi begitu saja.
Melda terdiam menatap kepergian sipenyalip tadi.
Azka?. Pikir Melda. Dia masih diam memikirkan kejadian tadi, hingga suara lembut Fahri menyentaknya dan membangunkannya dari alam pikirannya.
"Eh iya Ri?" Melda melihat Fahri memberikan isyarat untuk turun, dan Melda menurutinya.
"Gue duluan kekelas ya?" lalu Melda pergi berlari menuju kelasnya.
***
"Azka serem yaa." Ujar Melda sambil bergidik ngeri. Ia duduk dikursinya sambil mengarah pada teman-temannya.
Resty terkekeh, "Hhaha hantu kali ah serem,"
"Tau ah Melda, ada-ada aja lu." Ucap Megan sambil memakan keripik pisang yang ia beli dikantin tadi. Pagi-pagi udah ngemil aja -_-.
"Ihh sumpah dia serem banget, lebih serem dari jenglot?"
Nabila menutup botol minumnya, menatap Melda dengan serius. "Emang kenapa sih Mel?"
"Lo tadi cari gara-gara sama dia ya? Kalau saran gue ya lo jangan sampai berurusan sama Azka deh, percaya sama gue," tutur Megan dengan wajah meyakinkan. Merasa lebih mengenal Azka dibanding teman-temannya dikarenakan Azka satu sekolah dengannya.
Melda menggeleng cepat, "Yakali gue cari gara-gara. Tadi tuh, kan Fahri mau markirin mobil tiba-tiba Azka nyalip, masa'? trus dengan datarnya dia bilang "siapa cepat dia dapat"." Kata Melda mengikuti cara bicara Azka tadi. Membuat ketiga temannya tergelak.
![](https://img.wattpad.com/cover/102034569-288-k183072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why
Dla nastolatków(Republish 2019) 3 hal yang Azka benci didunia ini; 1. Gelap 2. Permen karet 3. Cewek Melda tidak tau apa alasan yang pasti untuk Azka yang membenci dirinya. Bahkan mungkin semua cewek dimuka bumi ini? Yang Melda tau sikapnya selalu berubah-ubah. Te...