02 • who

2.5K 590 37
                                    

Gadis bernama Heera Darelly Song itu benar-benar dibuat kesal setiap kali ia berada di sekolahnya. Ia benci keramaian, tapi keadaan sekolahnya justru sangat ramai.

Ia berjalan menuju perpustakaan, walaupun kenyatannya ia tidak menyukai aroma buku. Niatnya hanya untuk mencari ketenangan. Ia duduk di meja yang paling pojok. Telinganya sudah ia sumbat dengan headset untuk mengamankan ketenangannya. Belum lama ia memejamkan mata, seseorang menepuk pundaknya berkali-kali. Ia hanya membalasnya dengan bergumam.

"Sebaiknya tutupi hidungmu dengan tissue agar kau tak mencium bau buku."

Gadis itu duduk di hadapan Heera, dan membuka buku yang sebelumnya ia ambil. "Kau tahu kan? Banyak yang membicarakanmu sejak kemarin."

Heera memutar bola matanya malas dan mengecilkan volume musik di ponselnya. Ia melepas headset bagian kiri saja.

"Hey, Suhyun."

Gadis bernama lengkap Suhyun Arabelle Jung itu hanya berdeham sebagai jawaban.

"Apa menariknya murid baru itu?"

Suhyun menatap Heera untuk sesaat dan kembali fokus pada buku ditangannya. "Aku rasa ketampanan adalah kelebihannya."

Heera menghela nafas kasar dan menyandarkan punggungnya. Ia cukup terganggu karena kehadiran murid baru itu. Oh tidak, lebih tepatnya sangat terganggu.

"Jika kau tidak percaya, coba saja kau lihat wajahnya lagi."

Heera menopang dagunya dengan telapak tangannya. "Kau lihat kan? Kemarin aku sudah berbicara dengannya."

Suhyun menutup bukunya dan menatap kedua mata Heera. Memang benar, kemarin ia melihat Heera berbicara dengan Taehyung. Ia juga tahu betul apa alasan Heera menjauh dari Taehyung dengan langkah cepat.

"Tapi ada baiknya kau mencobanya."

Heera menggeleng lemah. "Tidak. Itu tidak baik. Aku selalu mencobanya dan selalu gagal."

Suhyun berdiri dan meletakkan bukunya di tempat semula. Kemudian ia menarik tangan Heera untuk keluar dari perpustakaan itu. "Aku tahu kau menahan nafas sejak tadi."

Mereka berjalan menuju gudang sekolah. Memang tempat itu cenderung kotor dan berdebu. Tapi tak ada tempat yang lebih tenang dan gelap selain di sana. Tapi ketika mereka berjalan, seorang murid dengan santainya menabrak mereka dan membuat Heera tersungkur.

"Hey!"

Suhyun berteriak setelah melihat Heera mendarat kurang mulus di tanah. Ia segera membantu Heera berdiri dan bertanya apakah sahabatnya itu baik-baik saja.

"Hanya jatuh biasa, tak apa," ucapnya santai sambil merapikan rambutnya.

Ketika Heera merapikan rambutnya, pria itu menunjuknya dengan tatapan terkejut. "Kau yang kemarin! Benar kan?"

Heera mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan malas. "Memangnya kau siapa?"

Suhyun hampir melepas tawanya yang keras jika saja ia tak segera menutup mulutnya. Ia hanya berpikir, kenapa sahabatnya itu begitu frontal.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang