04 • really

1.8K 488 5
                                    

Gadis itu pulang dengan suasana hati yang kacau. Ketika ia sampai di rumahnya, ia segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia menutup pintu dengan sangat keras.

"Aku tidak mau mengeluarkan uang lagi karena pintu yang kau rusak!"

Heera tak peduli dengan teriakan itu. Ia menenggelamkan wajahnya di balik bantal. Ia merasa sangat kacau. Andai saja ia bisa segera pergi dari Taehyung, mungkin bayangan buruk itu tak akan menghantuinya saat ini. Dengan lemas, ia berjalan menuju kamar mandi di kamarnya. Ia memandangi raut wajahnya di depan cermin kotak. Kantong matanya semakin hari semakin menghitam.

Ia membasuh wajahnya dengan air dingin. Kemudian kembali melihat pantulan dirinya pada cermin. "Ini kacau."

Ia menggeser cermin itu. Di balik cermin itu terdapat beberapa peralatan mandi miliknya. Namun ia tak meraih salah satu dari semua alat mandi itu. Tapi ia meraih sebuah botol berwarna putih. Ia menggunakan telapak tangannya untuk menahan jatuhnya sebuah kapsul.

Untuk sesaat, ia merasa lebih baik. Tapi beberapa menit setelahnya, nafasnya mulai tersengal. Karena dadanya semakin sesak, ia kembali mengeluarkan kapsul dari botol itu. Jika awalnya hanya satu, kini ia mengeluarkan tiga sekaligus.

"Sudah berapa kapsul yang kau telan?"

Suara itu terdengar tepat setelah Heera menelan tiga buah kapsul di tangannya.

Karena tak mendapat jawaban, pria itu menghampiri Heera. Ia ikut melihat wajah gadis itu melalui cermin. "Kenapa lagi sekarang?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Aku kembali mengingat itu."

Pria berambut kuning itu meraih botol berwarna putih dari tangan Heera. Ia membuka tutupnya dan melihat sisa kapsul yang ada. "Aku tidak melarangmu menggunakan ini. Tapi jangan memaksa."

Heera menghela nafas kasar, ia menundukkan kepalanya. "Baru kali ini aku memaksa diri."

"Lagipula jika kau terus bergantung pada ini, tidak akan ada habisnya."

Pria itu menepuk punggung Heera dengan lembut. Ia meletakkan botol itu pada tempatnya, kemudian menggeser cermin itu. "Buatlah sesuatu, aku belum makan."

"Aku malas, nanti saja."

"Tidak ada alasan. Aku sudah membeli banyak bahan. Jangan membuat uangku berhambur percuma." Pria itu mendorong Heera keluar dari kamar mandi. Tepat setelah mereka tak lagi berada di dalam kamar mandi, Heera menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.

"Keluar sekarang, aku ingin ganti baju."

"Aku tunggu."

"Mino oppa!"

Pria itu tertawa dengan ringannya. Kemudian berjalan cepat menuju pintu kamar Heera. Sebelum ia menutup pintu, ia memberikan pesan untuk Heera.

"Lima menit tidak keluar, aku akan mengintip."

Heera hanya berdecak dan menunjukkan kepalan tangannya pada pria itu.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang