50 • that's all

994 68 18
                                    

!! Video di atas di putar menunggu instruksi ya !!

Taehyung meremat kuat telepon rumah yang ia pegang. Baru saja ia mendapat telepon dari Mino, yang mengatakan sebuah pesan padanya. Pesan yang sebenarnya sederhana, namun butuh kesanggupan untuk melakukannya.

"Taehyung? Kenapa?" tanya Nyonya Kim saat melihat Taehyung menunduk setelah mengangkat telepon.

Taehyung tersentak dan segera menaruh telepon rumahnya ke tempat semula. "Ah, bukan apa-apa, eomma," jawabnya dengan senyuman paksa. Ia segera berjalan menuju kamarnya. Ia mengacak rambutnya dengan kasar begitu pintu kamarnya tertutup. "Bagaimana caranya aku mengatakan ini?"

Karena Mino mau Taehyung, Jimin, dan Suhyun melihatnya untuk terakhir kali sebelum persidangan. Setelah Mino menyerahkan diri, ia akan dibawa ke kantor polisi. Dan Mino ingin mereka menunggunya di depan kantor polisi untuk bertemu, walaupun hanya sekadar melihat.

Taehyung menggeram kesal. Tubuhnya merosot sampai ia duduk di atas lantai rumahnya. Ia menyandarkan kepalanya pada pintu kamarnya, wajahnya terlihat kebingungan. Ia benar-benar tak tahu harus mengatakan apa. Ia butuh beberapa menit untuk berdiam diri dan berpikir. Hingga akhirnya ia memustuskan untuk meraih jaketnya dan pergi menuju apartemen Suhyun.

Ia melangkah dengan cepat begitu keluar dari kamarnya. Bahkan ia mengabaikan teriakan ibunya yang menggelegar. Jika itu yang Mino inginkan, ia akan melakukannya. Setidaknya untuk kali terakhir. Ia pergi menaiki bus menuju daerah tempat tinggal Suhyun. Ia memencet bel apartemen Suhyun.

"Siapa- Taehyung?" Suhyun terkejut ketika melihat wajah Taehyung terekam kamera apartemennya.

"Cepat buka, aku harus mengatakan sesuatu padamu," pinta Taehyung dengan wajah yang masam.

Tanpa pikir panjang, Suhyun membuka pintu apartemennya dan mempersilahkan Taehyung untuk masuk. Untung saja keadaan apartemennya cukup rapi, tidak berantakan seperti biasanya. Kalian tahu kan Suhyun tinggal sendirian? Jadi terkadang ia suka menaruh pakaian dalamnya di atas kursi sofa. Itu wajar bagi orang yang tinggal sendirian.

Sudah cukup lama Taehyung berada di sana. Namun yang ia lakukan hanyalah basa-basi dan tidak segera mengatakan niat penting ia datang. Sampai akhirnya ia lelah dan akan berterus terang, apapun reaksi Suhyun. Ia hanya melakukan yang Mino inginkan.

"Begini.. Aku bingung harus darimana aku mengatakannya. Tapi janji, kau tidak boleh langsung marah dan dengarkan sampai aku selesai. Oke?"

Suhyun menelengkan kepalanya. "Sepertinya ini sangat serius," tebaknya.

Taehyung mengangguk. "Ya, sangat serius." Ia mendekat ke arah Suhyun. "Kau sudah dengar berita?"

"Berita?" Suhyun melirik ke atas tanda ia sedang mengingat-ingat lagi. "Ah.. Berita tentang Beomju? Aku sendiri tidak menyangka ia akan berakhir seperti itu. Terakhir bertemu dengannya bahkan tidak sampai beberapa menit. Tapi kenapa?"

Taehyung menelan ludahnya dengan susah payah. Ia terlihat gugup untuk mengatakan yang sebenarnya. Tapi Suhyun salah tangkap. Ia mengira bukan itu yang Taehyung maksud. "Bukan yang itu ya? Lalu berita yang mana?"

Taehyung memejamkan mata dan menghela nafas. "Hah, kau benar. Ini soal Beomju." Ia kembali membuka matanya dan menatap Suhyun dengan intens. "Kau mungkin tidak akan percaya dan menuduhku pembohong setelah aku mengatakan ini. Tapi percayalah, aku juga tak menyangka ini akan terjadi."

"Apa maksudmu? Jelaskan semuanya padaku. Kau membuatku penasaran," protes Suhyun.

"Kita sebenarnya kenal dengan orang membunuh Beomju."

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang