SELAMAT HARI PASKAH BUAT YANG MERAYAKAN~
Taehyung mengerjapkan matanya karena cahaya yang mengganggu tidurnya. Kedua matanya terbuka dengan perlahan. Pandangannya mulai sedikit jelas setelah ia mengusap matanya. Ia bisa melihat seseorang tengah duduk di pinggir ranjangnya.
"Sudah bangun?"
Suara ini. Taehyung sangat mengenalnya. Ia bangkit dari tidurnya dan berusaha untuk menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang.
Tuan Kim bergerak untuk membantunya. Setelah Taehyung sudah mendapatkan posisi ternyaman, Tuan Kim membenarkan selimut yang menutup tubuh putranya.
"Mau minum?" Taehyung mengangguk. Tuan Kim segera meraih satu gelas teh hangat yang sudah ia siapkan di atas meja nakas.
"Appa tidak bekerja?"
"Harusnya. Appa ingin melihat keadaanmu dulu."
Taehyung tersenyum tipis. Punggungnya terasa begitu sakit dan pegal. Mungkin ini karena ia tertidur cukup lama. Saat ia hendak turun dari ranjangnya, Tuan Kim menahannya, "Kemana?"
"Mandi, aku harus sekolah."
"Tidak perlu. Appa sudah mengijinkanmu, kau perlu istirahat. Lihat, bibirmu saja masih pucat."
"Tapi a-"
"Istirahat sana." Tuan Kim membenarkan selimut milik Taehyung sebelum ia beranjak dari kamar itu.
Jika biasanya Taehyung akan bolos sekolah tanpa diminta. Sekarang Taehyung benar-benar tidak ingin absen dari sekolahnya. Ia bosan berada di rumah seharian. Alasan utamanya, tentu saja karena ia tak bisa bernemu Heera. Ia benar-benar ingin mengganggu Heera setiap hari. Sehari tanpa mengganggu Heera rasanya belum lengkap.
"Jangan menekuk bibirmu seperti itu." Nyonya Kim membereskan piring kotor yang baru saja digunakan Taehyung.
"Kenapa eomma tidak memaksaku masuk lagi?"
"Memaksamu masuk sekolah sama saja dengan kau menyusahkan orang lain. Kasihan Jimin, kemarin dia membawamu pulang."
"Jimin saja yang terlalu kecil."
Nyonya Kim menggelengkan kepalanya dan menyibukkan diri dengan tumpukan cucian piring.
Taehyung beranjak menuju kamarnya. Ia melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Dua jam lagi, sekolahnya akan membunyikan bel pulang sekolah. Itu artinya, Heera akan pulang dua jam lagi.
"Astaga! Aku merindukannya!"
Padahal ia sudah menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel, menonton televisi, dan melakukan sesuatu yang dirasa bisa menyingkirkan rasa bosannya. Ternyata tidak. Semuanya sama saja. Ia tetap merasa gelisah. Akhirnya, ia memakai hoodie hitam miliknya, kemudian ia berjalan mengendap-endap menuju pintu utama rumahnya.
Taehyung bernafas lega, karena sejauh ini Nyonya Kim belum mengetahui keberadaannya. Tapi saat ia hampir sampai di depan pintu, Nyonya Kim berteriak.
"Ya! Mau kemana kau?!"
Taehyung tersentak dan menoleh ke belakang. Melihat wajah ganas Nyonya Kim, nyalinya menciut. "Aku pergi sebentar! Sampai jumpa!"
Nyonya Kim terus berteriak ketika Taehyung berlari menjauhi rumahnya. "Astaga, anak itu."
Taehyung berjalan dengan tudung hoodie yang sengaja ia pakai. Ia memasukkan kedua telapak tangannya di saku hoodienya.
"Huh, dingin sekali." Walaupun sebenarnya, hanya Taehyung yang merasa kedinginan. Karena kondisi tubuhnya yang memang belum terlalu fit. Pada akhrinya, ia duduk di kursi taman bermain. Banyak anak kecil disana. Taehyung menyukai anak kecil. Bahkan dengan melihat anak kecil yang tengah bermain, ia merasa begitu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA | kth ✔️
Fanfic[COMPLETED] Kebencian itu terus tumbuh menjadi rasa takut. Ketakutan yang akan terus menakutinya. Heera Darelly Song, ia tak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya ditahun-tahun kedepan. Ia tak yakin ada perubahan yang akan ia alami. Ia tak per...