47 • absolute

474 57 10
                                    

Taehyung menundukkan kepalanya karena ia bosan dengan materi yang disampaikan gurunya. Biasanya jika ia bosan, ia akan menatap Heera dari belakang. Ia selalu memperhatikan bagaimana Heera menulis dengan tangan kirinya. Tapi sekarang bangku itu sudah berganti pemilik.

          Akhir-akhir ini ia resah karena sama sekali belum melihat Heera semenjak kecelakaan itu. Mino juga memberikan alasan yang kurang meyakinkan untuknya. Entahlah, ia berpikir Mino tengah menahannya bertemu Heera.

Di tengah kebosanannya, ponselnya bergetar. Ia melihat notifikasi yang masuk. "Oh? Mino hyung?"

Mino hyung: Keluar sebentar bisa kan?
Mino hyung: Aku ada di sekolahmu sekarang.

Taehyung menegakkan badannya. Ia melihat pesan itu dengan mata yang terbuka lebar. Belum lama, pesan baru kembali muncul.

Mino hyung: Aku di lapangan voli.

Taehyung semakin tergagap. "W-wah, dia benar di sini?" Taehyung melihat posisi gurunya sebelum ia membalas pesan dari Mino.

Tunggu sebentar hyung :Taehyung

Taehyung memberanikan diri untuk ijin keluar dengan alasan ke toilet. Setelah mendapatkan ijin, ia berlari kecil keluar dari kelasnya. Sementara Jimin menatap kepergiannya dengan curiga. "Anak itu benar-benar bolos lagi."

Taehyung berusaha datang secepat mungkin ke lapangan voli. Ia menghela nafas lega ketika melihat Mino duduk di kursi penonton. Ia berjalan mendekati Mino di sana. "Hyung," panggilnya.

          Mino menoleh dan menyunggingkan senyumannya. Ia menepuk sisi kosong di sebelah kanannya. "Taehyung, duduklah."

          Taehyung duduk di sebelah kanan Mino. "Kenapa hyung bisa kesini?"

          "Hey, aku pernah belajar di sini. Satpam itu mengenalku," jawab Mino sambil tersenyum. Sementara Taehyung membulatkan matanya karena ia baru tahu tentang itu.

          Mino menatap Taehyung sejenak. Ia tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Kemudian ia menunduk. "Kau ingin melihat adikku kan?"

          Taehyung menaikkan kedua alisnya. "O-oh? Eum, kau benar, hyung."

          Mino menarik nafas panjang. "Maaf karena kau tidak bisa melihatnya akhir-akhir ini."

          "Kenapa meminta maaf padaku, hyung? Heera masih sakit, kau pasti sangat ingin dia cepat sembuh. Jadi aku bisa memakluminya."

          Mendengar itu, Mino justru semakin menundukkan kepalanya. Ia ingin menertawakan dirinya sendiri karena kepolosan Taehyung. "Aku datang kesini karena ingin membahas ini."

          Mino mendongak dan menatap langit yang begitu bersih tanpa awan sedikitpun. Ia memejamkan matanya. "Berjanjilah padaku, jika aku mengantarmu menemui Heera, kau harus tetap bisa memakluminya."

          Taehyung mengerutkan keningnya. "Me-mengantar? Aku tidak mengerti.. Hyung."

          "Posisinya sulit. Aku bahkan tak tahu apakah aku sanggup mengantarmu bertemu Heera atau tidak," ia kembali menatap Taehyung dan menunjukkan senyuman tipisnya. "Tapi aku harus sanggup."

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang