44 • tears

558 65 1
                                    

"Y-ya! Jimin!"

Suhyun berlari ketika ia melihat Jimin keluar dari kelasnya dengan tergesa-gesa. Jimin menghentikan langkahnya sampai Suhyun tepat berada di sampingnya.

"Taehyung benar-benar akan ke rumah Heera."

"He? Dia itu benar-benar ya, menyusahkan saja."

Mereka berlari mengejar Taehyung yang sudah lebih dulu keluar dari kelas. Taehyung sudah menyadari ada yang aneh dari teman-temannya. Ia tahu mereka biasanya memang seperti itu, menghalanginya untuk mendekati Heera. Tapi setelah situasi seperti ini, ia sadar ada yang salah.

Ia cepat-cepat berjalan menuju halte bus supaya ia bisa menuju rumah Heera. Sementara Jimin dan Suhyun baru saja berhenti di depan gerbang sekolah. Sudah tidak ada tanda-tanda Taehyung di sana.

"Kau tunggu sebentar, aku ambil mobilku."

"Cepatlah!"

Suhyun menggigit jarinya karena ia takut Taehyung akan semakin curiga dan menanyakan dimana keberadaan Heera. Sementara Mino memintanya untuk tutup mulut sementara ini. Hah, bisa-bisa Mino akan menguburnya hidup-hidup.

Begitu Jimin membunyikan klakson mobilnya, Suhyun dengan cepat masuk dan mereka mengejar bus yang akan mengarah ke rumah Heera. Jimin memperlambat mobilnya ketika ia melihat Taehyung berjalan ke rumah Heera. Ia menghentikan mobilnya di seberang rumah Heera.

Suhyun hendak turun ketika melihat Taehyung memencet bel rumah Heera. Namun Jimin menghentikannya.

"Kau bercanda ya? Taehyung akan masuk."

"Kita tunggu sebentar."

Suhyun menggeram dan menuruti kemauan Jimin. Tak lama, ia melihat seseorang membuka pintu. Suhyun maupun Jimin, mereka menegakkan badan ketika pintu itu terbuka. Ternyata yang membuka pintu adalah Mino.

"M-mino oppa?"

"Dia tidak bekerja?"

Suhyun menggelengkan kepalanya dengan mulut yang terbuka. "Entahlah, aku tidak tahu."

Mereka bisa melihat Mino tersenyum ketika berbicara dengan Taehyung. Mereka tahu Mino tengah menjelaskan sesuatu. Dan sepertinya, Taehyung tidak memaksa lebih lagi. Terbukti setelah Mino berbicara sebentar dengannya, Taehyung hanya mengangguk dan meninggalkan rumah itu dengan sedikit lesu.

Suhyun dan Jimin sama-sama menghela nafas lega.

"Aku tidak tahu Mino oppa ada di rumah."

"Hah, tadi itu hampir," Jimin menurunkan kaca mobilnya dan melambai dari dalam mobil. Kebetulan Mino melihatnya, ia membalas lambaian tangan Jimin dan mengacungkan ibu jarinya.

Itu artinya semuanya baik-baik saja.

Suhyun melihat ke belakang melalui spion mobil. "Apa kita harus menyusul Taehyung? Dia kelihatannya sedih sekali."

"Hm?" Jimin ikut melihat melalui spionnya. "Kau benar." Ia segera menyalakan mesin mobilnya dan memutar balik arah. Ia juga harus bertanggung jawab mengantar Taehyung pulang.

tin tin

Taehyung terpenjat dan menoleh ke kiri. Ia terkejut ketika melihat Jimin menurunkan kaca mobilnya. Jimin hanya tersenyum. "Tidak ingin masuk?"

Taehyung menghela nafas dan membuka pintu belakang dengan sedikit kesal.

"Sudah bertemu Heera?" tanya Suhyun.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang