15 • important

1.2K 265 30
                                    

haloo
maaf ya apdetnya agak telat 😭 aku lagi keluar soalnya.
semoga kalian nggak lupa ya sama jalan ceritanya wkkwk.
oh iya, kalian puasa?

vote comment jangan lupa <3

Taehyung semakin memperlebar langkahnya ketika ia melihat dua manusia dengan perbedaan tinggi badan yang drastis itu. Rasanya ada asap yang keluar dari telinga kanan dan kirinya ketika melihat mereka.

"Ya! Kalian!"

Mereka menoleh secara bersamaan. "Oh, kau. Kenapa wajahmu merah begitu?"

"Aku memang kesal padamu." Ia menendang kaki kiri Jimin dengan sedikit keras. Tapi luar biasa sakit bagi Jimin. Karena tendangan itu tepat mengenai tulang keringnya.

"Wae? Kenapa tiba-tiba menendangku?"

"Kenapa kalian tidak mengatakannya padaku?"

Jimin dan Mingyu saling bertukar pandang. Dahi mereka berkerut. "Maksudmu?"

Taehyung menghela nafas jengah. "Yang kalian bicarakan dengan ibuku."

Jimin dan Mingyu sama-sama ber-oh-ria ketika mereka mengerti apa yang dimaksud Taehyung. "Memang sengaja dirahasiakan."

"Kejutan untukmu."

"Ulang tahunku masih lama." Kini Taehyung memukul punggung Mingyu dengan keras. Mereka berjalan beriringan menuju area kelas mereka. Jungkook belum datang. Pria kekar itu memang selalu datang disaat detik-detik terakhir bel masuk akan berbunyi.

"Tapi kenapa kalian memilih Heera?"

"Heera memang pintar kan? Apa salahnya?"

Jimin mengangguk. "Eum, lagipula kau juga sedang mengincarnya."

Taehyung, Jimin, dan Mingyu berdiri tepat di depan pintu kelas Taehyung. Mereka melihat seorang gadis yang terlihat mengabaikan temannya yang sedang berbicara. Jimin dan Mingyu menatap Taehyung dengan senyuman tipis.

"Tunggu apa lagi? Cepat sana."

Taehyung terkekeh dan menepuk pundak keduanya. "Wish me luck."

Setelah Taehyung melangkahkan kakinya memasuki kelasnya, Mingyu berdecih. "Dasar. Sok inggris sekali."

Sementara itu, Taehyung berjalan ke arah Heera dengan senyuman yang masih bisa ia tahan. Ia menarik satu kursi, kemudian duduk di hadapan Heera. Suhyun yang berada di samping Heera terlihat tak suka dengan kedatangan Taehyung.

"Pergi sana, syuh syuh." Tangannya bergerak seolah-olah ia sedang mengusir Taehyung.

"Aku ingin bertemu Heera, bukan kau."

"Mwo? Heera juga pasti tak ingin melihatmu," Suhyun bergumam kesal.

Taehyung tak menghiraukan umpatan Suhyun yang membuat telinganya panas. Ia lebih memilih untuk memperhatikan Heera yang sejak tadi hanya mengalihkan pandangannya keluar jendela. Ia terus memandangi satu sisi wajah Heera. Demi apapun, ia akui Heera terlihat sangat menarik walaupun hanya dilihat dari samping. Tanpa sadar, ia menyangga dagunya dan tersenyum.

Merasa tengah dipandangi, Heera menggerakkan kepalanya menghadap ke depan. Tepat ke arah Taehyung. Ia mengerutkan keningnya karena Taehyung menatapnya dengan tatapan yang—menurutnya—aneh.

"Apa?"

Taehyung hanya menggelengkan kepalanya, dengan senyuman yang masih melekat di wajahnya.

Suhyun juga ikut menatap Taehyung yang terlihat sangat aneh. Pria itu tersenyum dalam diam tanpa bergeming sedikitpun. Siapa yang tidak merasa aneh dengan tingkahnya yang seperti itu. Rasanya ia ingin menampar wajah mulus seorang Taehyung Hywel Kim.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang