14 • suspects

1.2K 300 28
                                    

setelah aku meneliti lagi, ternyata banyak juga ya yang siders disini. coba dong ramein komenannya :")

bintangnya

Taehyung menatapnya dengan begitu intens. Dari caranya menatap, kita bisa menebak, jika Taehyung membutuhkan suatu kejelasan disana. Kini ia berdiri di hadapan Heera yang tengah menatap ke arah lain.

"Jelaskan padaku."

Heera menghembuskan nafas dan memejamkan matanya ketika mendengar suara bariton itu. Saat ini bukan hanya Taehyung saja yang butuh penjelasan. Mungkin sekarang, ia jauh lebih butuh.

"Molla."

Taehyung lebih memilih diam ketika tahu Heera tak ingin mengatakan apapun. Ia jelas tak akan mendesak Heera untuk segera memberi penjelasan. Karena posisinya saat ini adalah sebagai pihak polos.

"Ibumu tiba-tiba menemuiku. Aku juga tidak tahu kenapa ia bisa tahu namaku."

Taehyung menatap Heera dengan cepat. Hanya tak menyangka saja Heera akan memberikan balasan seperti itu.

"Aku juga tidak tahu kalau kau adalah anaknya. Kalau aku tahu, aku tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini. Selamanya."

"Ya, memangnya aku seburuk itu?"

Heera melirik ke arah Taehyung yang lebih tinggi darinya. "Eoh, jauh lebih buruk." Ia berjalan melalui Taehyung. Baginya tak ada lagi yang perlu dijelaskan, ia ingin segera pergi dari hadapan pria itu. Ia rasa sudah cukup penjelasan yang ia berikan. Ia hanya ingin segera pergi dari hadapan pria itu. Berada di dekat-dekat Taehyung hanya akan membuatnya semakin muak.

Taehyung hanya menatap kepergiannya dengan tatapan kosong. Tepat setelah Heera menghilang di balik pintu kamarnya, senyumnya mengembang. Ia rasa ini kesempatan baru baginya. Yah, ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan berharga ini. Ia yakin hal ini tidak akan terulang lagi.

"Eomma!" Ia berlari keluar kamarnya dan mencari keberadaan ibunya.

"Wae? Kenapa berteriak seperti itu?" Nyonya Kim tengah menonton acara televisi dengan toples camilan di tangannya. Tiba-tiba saja Taehyung berhambur memeluknya begitu erat. Untungnya, beliau sudah menjauhkan toples camilannya sebelum Taehyung menyenggolnya.

"Kau ini kenapa?" Nyonya Kim berusaha menjauhkan Taehyung yang memeluknya seperti koala.

"Gomawo, eomma."

Ah, Nyonya Kim mulai menyadarinya. Ia tahu apa yang membuat Taehyung sampai memeluknya seperti ini.

"Eomma tahu saja yang membuatku jadi bersemangat."

Nyonya Kim menaikkan sebelah alisnya. "Hm? Bersemangat bagaimana?"

Taehyung menggelengkan kepalanya, kemudian ia melepaskan pelukannya. "Dimana Heera?"

"Baru saja pulang."

"Cepat sekali," gumamnya.

Setelah memastikan Heera benar-benar tidak ada di rumahnya, ia bertanya pada Nyonya Kim, "Kenapa eomma bisa meminta Heera menjadi guruku?"

"Temanmu yang mengusulkan."

"Siapa?"

"Jimin dan si eksotis itu."

Nyonya Kim berdiri dari duduknya. Ia hendak berjalan menuju dapur. Tapi Taehyung menahan tangannya. "Eomma, tolong jelaskan lebih rinci lagi."

Nyonya Kim menghela nafas dan melepaskan genggaman tangan Taehyung. Beliau tetap berjalan menuju dapur, namun dengan mulut yang terus mengeluarkan rentetan kalimat penjelasan pada Taehyung.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang