49 • way back

533 64 5
                                    

"Tidak. Aku akan tutup mulut."

Sejak beberapa menit yang lalu, Taehyung hanya berputar kesana kemari tanpa ada habisnya. Bahkan Jimin, Jungkook, dan Mingyu sudah mulai lelah memperhatikannya.

"Ya, kau tidak pusing berputar seperti itu?"

"Berhenti dan makanlah."

Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar. Ia mencengkeram pundak Mingyu. "Apa Beomju hari ini masuk?"

Mingyu sempat mengedipkan matanya beberapa kali. "Kau menanyakan Beomju?" Tak hanya Mingyu yang merasa bingung, tapi Jimin dan Jungkook juga merasakan hal yang sama.

"Taehyung-ah, kau kemasukan sesuatu? Kau aneh," ejek Jungkook.

          "Jawab saja pertanyaanku."

          "A-ani, aku tidak tahu. Wae?"

          Taehyung melepaskan tangannya dari bahu Mingyu. Ia duduk di kursi kosong dengan terus mengusap wajahnya. Ia sangat frustasi memikirkan ini. Mana mungkin Mino yang ia kenal membunuh seseorang? Tidak. Itu tidak benar. Ia tidak boleh percaya begitu saja. Meskipun Mino sendiri yang mengatakannya.

"Sebenarnya kenapa kau kebingungan sejak tadi?" tanya Jimin.

Taehyung hanya menggelengkan kepalanya. Kedua kakinya bergetar hebat ketika ia harus menahan mulutnya untuk tidak mengatakan itu. Bagaimanapun juga, meskipun ia sendiri bingung ini benar atau tidak, ia tetap harus tutup mulut sampai ada sedikit kejelasan lebih lagi.

Ia tahu jika hal itu benar, kabarnya akan segera tersebar secara luas. Apalagi Beomju adalah gadis yang cukup terkenal di sekolah. Terbukti dari setiap gosip yang berkaitan dengan Beomju, semuanya akan tersebar secara luas di sekolah. Ia hanya perlu menunggu lebih lama lagi.

Seharian ini ia tidak bisa tenang saat di sekolah. Ia terlalu gelisah, tidak fokus, dan itu membuatnya merasa begitu lelah. Saat waktunya pulang sekolah, Taehyung meminta Jimin untuk mampir sebentar ke sebuah cafe.

Mereka berhenti di sebuah cafe yang cukup sepi. Taehyung meminum minumannya dengan raut yang masih gelisah. Jimin sejak tadi terus memperhatikannya. Ia mendekatkan badannya ke arah Taehyung. "Katakan, apa yang tengah menganggumu?"

Taehyung meletakkan cangkirnya dengan sedikit keras. Ia menghela nafas berat. "Kenapa kau menahanku?"

Jimin mengerutkan keningnya. Ia mulai curiga akan sesuatu. Namun ia berusaha terkekeh meskipun itu terasa kaku. "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

"Jimin-ah, sudahlah, kau tidak perlu berpura-pura lagi. Lagipula aku sudah tahu. Cepat jawab pertanyaanku."

Jimin memundurkan badannya dengan perlahan. "Jadi benar.. Kau sudah tahu?"

Taehyung menganggukkan kepalanya. Ia sengaja menanyakan ini karena demi mengesampingkan tentang masalah Mino.

"Mino hyung memintaku untuk diam sampai dia sendiri yang mengatakannya. Yah.. Jadi aku menurut saja. Suhyun juga sudah tahu sejak lama. Jujur saja kemarin aku sedikit kaget saat Mino hyung bilang akan mengantarmu bertemu Heera."

Taehyung menundukkan kepalanya dengan senyum pahit. Ia sudah dengar semuanya dari Mino. Dan apa yang keluar dari mulut Jimin sama persis dengan apa yang diceritakan Mino. Mino memang tidak berbohong. Tapi entah kenapa Taehyung ingin sekali Mino berbohong untuk kali ini.

"Kau tidak menyangka bukan Heera ada di sana? Semuanya juga begitu. Aku tahu perasaanmu sekarang."

Taehyung terus menunduk selama Jimin mengatakan itu. Sepertinya suasana hati Taehyung sedang tidak begitu baik. Jimin pikir Taehyung pasti butuh waktu untuk menenangkan diri tentang Heera. Walaupun sebenarnya ia salah. Akhirnya ia menyalakan ponselnya yang entah kenapa sejak tadi terus bergetar, itu cukup mengganggunya.

TRAUMA | kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang