BAGIAN 8

45.8K 3K 24
                                    

"Dari mana datangnya (kekalahan) ini?Katakanlah, Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

(QS. Ali 'Imran : 165)

* * *

SESAL

Daniel memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah Orang tua Diva, ia datang dengan harapan akan melihat Diva kembali.

Selalu begitu, meskipun tak pernah ada hasil. Daniel masih saja tak putus asa.

Tok..., tok..., tok...!

Pintu rumah itu terbuka beberapa saat kemudian, wajah Ratih -Ibu mertuanya - muncul dari balik pintu.

"Assalamu'alaikum Bu," ujar Daniel seraya mencium punggung tangan Ratih.

"Wa'alaikum salam Nak. Gimana kabarmu dan Ibumu? Sehat?," tanya Ratih.

"Alhamdulillah Bu, aku dan Ibu sehat. Bapak di mana Bu?," tanya Daniel.

"Ada di belakang bersama Salwa," jawab Ratih.

"Salwa? Siapa Salwa Bu?," Daniel kebingungan.

"Kakak sepupu Diva yang kami kirim untuk sekolah di Al-Azhar. Dia baru saja pulang seminggu yang lalu," jelas Ratih.

Daniel menganggukan kepalanya lalu bergegas menuju ke halaman belakang untuk menemui Gunawan - Bapak mertuanya.

"Assalamu'alaikum Pak," sapa Daniel sambil menciun punggung tangan Gunawan.

"Wa'alaikum salam. Kamu ke mana saja Niel? Kok baru datang hari ini?," tanya Gunawan.

"Maaf Pak, saya agak sibuk dengan jadwal mengajar," jawab Daniel.

"Oh begitu..., kenalkan, ini Salwa, Kakak sepupunya Isterimu," ujar Gunawan.

Daniel menatap Salwa sekilas. Salwa mengulurkan tangannya pada Daniel seraya tersenyum.

"Salwa...," ujarnya.

Daniel menangkupkan kedua tangannya di depan dada untuk membalas uluran tangan Salwa.

"Daniel..., maaf..., kita bukan mahrom, jadi tidak bisa saling bersentuhan," Daniel mencoba menjelaskan.

Salwa kehilangan senyumnya dan menarik tangannya dari hadapan Daniel. Gunawan terkekeh.

"Kamu Sekolah di Al-Azhar, tapi kok tidak tahu hal-hal remeh seperti itu. Kamu betul-betul Sekolah atau tidak?," sindir Gunawan.

"Paman bicara apa sih? Aku Sekolah kok," jawab Salwa, agak kesal.

Daniel menatapnya tajam.

"Apa kamu menyekolahkan mulutmu juga di Al-Azhar??? Bicara pada Orang tua harus pakai sopan santun! Jangan membentak!," Daniel memberi peringatan.

Salwa terdiam, Gunawan menepuk punggung Daniel agar pria itu tidak bertambah marah.

"Sudah Niel..., mari..., kita ke kamar Bapak dan bicara di sana," ajak Gunawan.

Daniel mengikuti langkah Gunawan menuju kamarnya, sementara Salwa tak berhenti menatap punggung pria itu dengan kesal.

"Tunggu..., kamu akan melihat bagaimana aku membalas bentakanmu itu!!!."

* * *

"Diva belum juga kembali, jika itu yang ingin kamu tahu," ujar Gunawan.

Daniel menundukkan kepalanya dengan perasaan yang kacau.

Kamu Doaku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang