BAGIAN 23

39.5K 2.5K 21
                                    

Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam, artinya rahasia tidak selamanya dapat disembunyikan, akhirnya akan terbuka juga.

(Peribahasa Bahasa Indonesia)

* * *

BIDADARI CANTIK UNTUK UMMI

Diva tak mengerti dengan sikap Daniel yang terburu-buru pergi hari ini, suaminya lebih banyak diam dan agak tertutup. Isma sudah memberi sinyal kepada Diva untuk menanyakannya pada Daniel, namun Daniel hanya tersenyum dan mengatakan tidak ada apa-apa.

Usai mengantar Daniel sampai di garasi, Diva pun bergegas menuju ruang kerja Daniel untuk membereskan beberapa barang yang berantakan.

Isma mengetuk pintu, Diva pun menoleh dan tersenyum ke arah Ibu mertuanya itu.

"Kamu sudah tanya Daniel?," tanya Isma.

"Sudah Bu..., Kak Daniel bilang tidak ada apa-apa. Mungkin memang Kak Daniel ada urusan mendadak," jawab Diva dengan jelas.

Isma tersenyum dan menghampiri Diva.

"Kamu itu terlalu baik, sekali-sekali kamu pun harus merasa cemas kalau suamimu bertingkah aneh. Takutnya ada apa-apa sama dia," ujar Isma.

Diva merangkul Isma dengan lembut.

"Baiklah Bu..., siang ini setelah aku membereskan rumah, aku akan segera mencari tahu ada apa dengan Kak Daniel," ujar Diva, membuat Isma merasa tenang.

Isma pun keluar dari ruang kerja Daniel, Diva kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Ia mengangkat sebuah map berwarna hijau untuk di pindahkan ke lemari buku, namun sebuah amplop jatuh dari dalamnya.

Diva memungut amplop tersebut dan membukanya. Ia hanya bisa menutup mulutnya saat melihat apa isi dari amplop tersebut.

* * *

Daniel memarkirkan mobilnya di depan rumah yang kini di tempati oleh Kiana dan Salman. Salman membuka pagar rumah dengan cepat ketika melihat kedatangan Daniel.

"Assalamu'alaikum Akh Salman," ujar Daniel seraya memeluk Salman dengan erat.

"Wa'alaikum salam Akh Daniel, mari masuk," ajak Salman.

Daniel pun masuk ke dalam rumah itu, Salman masuk ke dapur untuk memberitahu Kiana. Saat ia kembali lagi ke ruang tamu, Daniel tersenyum ke arahnya.

"Bagaimana kabarnya Akh? Apakah sudah ada perubahan?," tanya Daniel.

"Alhamdulillah Akh Daniel..., saya merasa lebih baik dua bulan belakangan ini," jawab Salman.

"Alhamdulillah kalau begitu, saya ikut merasa senang dengan kesembuhan Akh Salman. Ngomong-ngomong, bisakah saya berbicara serius dengan Akh Salman dan Ukhti Kiana? Ada hal yang amat mendesak, yang harus saya rundingkan dengan kalian berdua," pinta Daniel.

Kiana keluar dari dapur seraya membawa nampan berisi tiga cangkir teh hangat dan sepiring kue tradisional.

"Tidak perlu repot-repot Ukhti, saya hanya sebentar ke sini," ujar Daniel, merasa tidak enak.

Kiana tersenyum dari balik niqob-nya tanpa menatap ke arah Daniel.

"Tidak masalah Akh Daniel, saya tidak merasa repot. Silahkan di minum," Kiana mempersilahkan.

Ketika Kiana hendak kembali ke dapur, Salman pun segera mencegahnya.

"Duduklah di sini Mi..., Akh Daniel ingin merundingkan sesuatu dengan kita berdua," ujar Salman.

Kamu Doaku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang