BAGIAN 12

44.2K 2.8K 47
                                    

"Terkadang Allah memberikan cobaan pada hamba-Nya tidak hanya satu kali, bahkan berkali-kali. Dengan cara itulah, Allah menunjukkan kasih sayang pada hamba-Nya."

* * *

KEPUTUSAN

Tut..., tut..., tut..., tut...!

Suara detak jantung yang terdeteksi melalui EKG (Electrocardiography) mewarnai kelamnya kamar rumah sakit itu. Kiana duduk di samping ranjang dengan airmata berlinang.

Sarah, Ria, Risya, dan Nilam pun ada di sana menemani Kiana. Salman yang saat itu berada di balik tirai yang disediakan rumah sakit hanya bisa berdiri dan terdiam dengan pikirannya sendiri.

Firman menatap Ardi dan Rasya, sementara Abah sedang menunggu kedatangan Dokter bersama Bu Nyai.

"Ini semua tidak akan terjadi pada Ukhti Diva jika Akh Salman tidak memintanya untuk pulang!," ujar Kiana, marah.

Salman mendengar hal itu dengan jelas, begitu pula dengan yang lainnya. Sarah mendekat dan merangkul Kiana.

"Ukhti tidak bisa menyalahkan Akh Salman..., Akh Salman benar ketika meminta Ukhti Diva untuk memperjelas statusnya," ujar Sarah.

"Tidak!!! Semuanya salah!!! Pernikahan Ukhti Diva sudah salah sejak awal..., dan menurutku tidak ada yang perlu diperjelas dengan laki-laki biadab macam Daniel!!!," bantah Kiana.

"Astaghfirullah hal adzhim...," suara Istighfar bergema serempak dalam ruangan itu.

Bu Nyai masuk ke dalam tirai dan ikut duduk di samping Kiana. Ia mengelus kepala Kiana yang terbalut hijab dengan rasa sayang melebihi sayang pada puterinya sendiri.

"Ukhti Kiana yang shalehah..., saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk meratapi keadaan Ukhti Diva yang tak kunjung bangun. Ukhti juga tidak boleh menyalahkan Akh Salman atas apa yang terjadi pada Ukhti Diva..., karena sesungguhnya tidak ada satu orang manusia pun di dunia ini yang bisa melihat masa depan. Hanya Allah yang tahu, apa yang terjadi pada Ukhti Diva," ujar Bu Nyai, menjelaskan.

Kiana semakin terisak, Salman semakin merasa bersalah. Firman tak bisa terus melihat hal itu.

"Ukhti Kiana..., Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda dalam sebuah hadits, 'Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan berita tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.' Apakah hal ini cukup untuk membuat Ukhti berhenti menyalahkan Akh Salman?," tanya Firman dari balik tirai.

Kiana menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Terus saja bela sahabatmu!!! Dia memang pria paling suci sehingga tak bisa disalahkan!!!," jawab Kiana.

"Astaghfirullah Ukhti Kiana..., sudah cukup..., Ukhti Diva tidak akan senang jika tahu apa yang Ukhti lakukan saat ini," bujuk Risya.

Salman merasa dadanya semakin sesak. Ia tak mampu lagi bertahan dalam diamnya.

"Afwan Ukhti Kiana..., saya memang salah. Harusnya saya tidak meminta Ukhti Diva untuk pulang..., harusnya semua tidak menjadi seperti ini. Katakan Ukhti..., apa yang harus saya lakukan?," tanya Salman, pada akhirnya.

Kamu Doaku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang