BAGIAN 27

36.4K 2.3K 12
                                    

Anak adalah cerminan orangtua. Maka perbaikilah diri jika ingin menjadi cerminan yang baik bagi anak-anak.

* * *

AKU PUTERI UMMI

Syifa terus memperhatikan Diva yang sejak Subuh sudah membantunya mempersiapkan perlengkapan sekolah. Daniel pun begitu, ia sudah memanaskan mobil bahkan sebelum matahari terbit di ufuk timur.

"Oke..., buku tulis, buku panduan, alat tulis dan bekal untuk Syifa sudah ada di dalam tas. Sekarang tinggal sepatu, kaus kaki, dan seragam," ujar Diva, bersemangat.

Syifa tersenyum manis ke arah Diva, Isma hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah menantunya.

"Syifa yang mau sekolah, atau kamu? Kok kamu lebih semangat daripada Syifa?," goda Isma.

Diva terkekeh pelan, Daniel menghampirinya setelah masuk ke dalam rumah.

"Ada apa ini??? Ummi mau ikut sekolah juga???," canda Daniel.

Diva mengulum senyum dan kembali menyetrika baju seragam Syifa yang sedari tadi terus berdiam diri. Daniel bergegas mandi, sementara Isma menemani Syifa sarapan.

Diva segera memakaikan baju seragam pada Syifa yang sudah selesai mandi, Syifa masih saja berdiam diri.

"Syifa kenapa sayang? Kok diam terus dari tadi? Ada hal yang nggak seharusnya Ummi lakukan?," tanya Diva, khawatir.

Syifa menggelengkan kepalanya. Daniel – usai mandi – yang tengah menyantap sarapannya bersama Isma pun menoleh ke arah ruang tengah setelah mendengar pertanyaan Diva.

"Syifa senang akhirnya bisa ke sekolah lagi, Syifa juga senang karena akhirnya Syifa punya Ummi yang mau mengurus semua keperluan Syifa kalau mau ke sekolah, tapi..., Syifa takut...," ujar Syifa.

Diva merangkul Syifa dengan lembut.

"Syifa takut apa sayang?," tanya Diva lagi.

Syifa menundukkan kepalanya dan menatap ke arah lantai rumah.

"Syifa takut diejek lagi sama teman-teman Syifa yang baru. Syifa kan udah nggak punya Ibu," jawab Syifa, jujur.

Diva tersenyum hangat, ia berlutut di hadapan Syifa agar tingginya setara dengan gadis kecil itu.

"Syifa..., lihat Ummi baik-baik," pinta Diva.

Syifa pun mengangkat wajahnya dan melihat wajah Diva lekat-lekat.

"Ini adalah Ummi..., Ummi-nya Syifa. Ibu udah tenang sama Allah, dan Allah memberikan Ummi untuk Syifa sebagai penggantinya Ibu. Syifa nggak perlu takut diejek, kalau ada yang tanya tentang Ibu, Syifa tinggal bilang bahwa Ummi adalah Ummi-nya Syifa. Karena, memang itulah kenyataannya," jelas Diva.

Syifa pun memeluk Diva dengan erat, Daniel tersenyum melihat apa yang menjadi takdir dalam kebahagiaannya. Begitu pula dengan Isma.

Jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh, Daniel telah menunggu di mobil. Diva dan Syifa pun segera menyusulnya untuk mengantar ke sekolah baru.

Syifa menikmati perjalanan menuju ke sekolahnya, ia terus menatap ke luar jendela seraya tersenyum. Saat mobil memasuki area parkir sekolah, Syifa pun membaca nama sekolahnya yang terpampang dengan jelas, MADRASAH IBTIDAIYAH AN-NUR.

Kamu Doaku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang