part 11.1 The next Queen.

4.4K 540 50
                                    

Bangunan istana yang dirancang oleh seorang arsitek pada pertengahan abad 18 yang bernama Virtuoso Jhon Nash itu masih tampak berdiri kokoh dan megah.

Di sebelah utara terdapat hamparan taman yang sangat indah. Taman istana itu awalnya dulu dirancang oleh Capabilty Brown kemudian dirancang ulang oleh Wiliam Townsend Aiton dari Kew Gardens dan Jhon Nash. Di tengah taman terdapat danau buatan, yang airnya berasal dari Serpentine, sebuah danau kecil yang terletak di Hydepark.

Istana megah tempat kediaman King Anthony tersebut juga memiliki 350 jam di setiap sudut ruangannya. Jam-jam itu akan berbunyi serentak setiap jam. Tempat ini adalah pusat tempat berkumpulnya masyarakat Britania Raya apabila ada perayaan ataupun kematian anggota keluarga kerajaan.

Hingga abad millenial ini, sistem  pemerintahan monarki masih dijaga dengan baik oleh negara Britania. Mereka masih menempatkan Raja, sebagai pemegang tampuk pemerintahan tertinggi. Apapun peraturan pemerintahan di Britania, semuanya harus diketahui dan di setujui oleh Raja. Termasuk pasport dan SIM sekalipun. Raja memiliki hak Veto penuh dalam mengambil setiap keputusan. Anggota parlemen yang di kepalai oleh Perdana Menteri, menjadi perpanjangan tangan Raja, dalam menggerakan roda pemerintahan.

Olivia masih betah berjalan-jalan sendirian di tengah taman istana yang tampak menyegarkan mata itu. Ia menyusuri pinggiran danau buatan sambil menatap burung flaminggo yang saling bekejaran.

Setelah berbincang bincang cukup lama dengan sang Ratu, Olivia jadi mengetahui, ternyata wanita nomor satu di negaranya itu, mempunyai kepribadian yang sangat baik di balik penampilannya yang menawan dan angkuh.

Olivia  merasa sangat lega, karena Ratu memberikan kembali donasi yang telah dicabut oleh pangeran Edward. Namun ada kata-kata Ratu yang masih mengganjal di hatinya. Tentang beliau yang telah menemukan apa yang ia cari selama ini. Sesuatu yang seperti teka-teki bagi Olivia.

"Kau tampak sangat menikmati pemandangan di sini Olivia?" tanya Meggy membuyarkan lamunan Olivia. Gadis itu tersenyum hangat saat mendengar suara ibunya.

"Iya mom, aku lebih nyaman di sini. Berada di kerumunan para aristokrat itu hanya membuat kepalaku pusing," keluh Olivia dengan muka ditekuk.

Meggy tersenyum kecut mendengar jawaban putrinya itu. "Tapi kau harus mulai membiasakannya nak. Suatu saat hal seperti ini akan sering kau lakukan. Ingat dirimu seorang Lady Olivia Chester," ucap Meggy memperingatkan. "Ayo kita harus bergabung dengan mereka. Aku tidak mau kau di cap sombong anak," ajak wanita itu sambil menuntun tangan Olivia.

***

Acara pesta kebun itu langsung dibuka secara resmi oleh king Anthony. Saat memberikan kata sambutannya, King Anthony didampingi oleh putra mahkota His Royal Highness Prince Of Eidenburg dan istrinya Queen Katy. Ia berharap dengan adanya acara pesta kebun dan jamuan makam malam ini, semakin mempererat hubungan kerajaan dengan rakyatnya. Para bangsawan yang terdiri dari Marques, Earl, Baron, Viscount dan knight, tampak dengan khidmat mendengar isi pidato Raja Britania itu.

Jonathan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sosok Olivia. Ia merasa sejak terakhir bertemu di area parking lot dengan Olivia, gadis itu seperti menghindarinya.

Pandangan mata Jonathan seketika terhenti pada sosok wanita cantik menggunakan dress berwarna kuning terang. Sebuah fascinator berwarna senada, tampak menghiasi rambutnya. Wanita itu tampil lebih cantik dari biasanya.

Jonathan melebarkan senyuman. Ia berjalan menghampiri Olivia."Haii.. Olivia!!" sapa Pria itu setengah berteriak.

Lambaian dan suara panggilan dari Jonathan, membuat Olivia menolehkan kepala. Ia tersenyum hangat kepada Jonathan.

The Crown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang