Part 10.2 Garden party

3.9K 544 33
                                    

Olivia tampak sangat terkejut saat melihat sosok wanita cantik dan anggun namun memberi kesan angkuh berjalan semakin mendekat ketempatnya dan Prince Edward berdiri. Berbeda dengan Edward, pria itu terlihat santai melihat kedatangan ibunya.

"Selamat siang Your Majesty," sapa Olivia sambil menyilangkan kaki dan menekuk kedua lututnya serta menundukan kepala sebagai penghormatan.

Wanita itu hanya tersenyum tipis. Ia menghentikan langkah kakinya beberapa langkah tepat dari tempat Olivia berdiri.

"Kenapa kau datang kemari your majesty ?" tanya Edward dengan tatapan datar kepada ibunya.

"Aku mencarimu. Ajudanmu memberi tahuku, kalau kau ada disini." Tatapan wanita 50 tahun bermata biru itu tampak menyelidik, menatap Edward dan Olivia secara bergantian.

Olivia yang di tatap langsung oleh wanita nomor satu di negaranya itu hanya bisa diam membeku. Rasanya ia ingin kabur saat ini juga.

"His Majesty King Anthony, menunggumu dari tadi, temuilah dia," perintah Queen Katy memberikan instruksinya kepada Edward. Matanya masih tidak lepas menatap Olivia yang berdiri mematung.

Edward diam tak menjawab. Ia enggan mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Kejadian demi kejadian beberapa waktu yang lalu membuat ia malas bercengkrama dengan wanita yang telah melahirkannya itu. Terlebih Queen Katy secara terang-terangan menghina Camila dengan menawarkannya sejumlah uang agar wanita itu meninggalkan Ed. Hal itu membuat Edward semakin tidak ada niat untuk sekedar berbasa basi dengan Ratu Britania itu.

Edward melangkahkan kaki berjalan angkuh meninggalkan Olivia yang tampak memucat dan Queen Katy yang masih berdiri. Queen Katy hanya bisa mengurut dada atas sikap tidak sopan putranya itu.

Sebenarnya sang ajudan tadi telah memberi tahu Edward kalau Raja memanggil dirinya. Namun ia begitu malas untuk menemui King Anthony. Terlebih saat ia mengetahui alasan kenapa pesta kebun dan jamuan makan malam ini diadakan. Salah satunya adalah, untuk menyeleksi anak perempuan dari semua kalangan bangsawan di Britania raya yang datang ke acara itu.

Namun, apa boleh buat Edward tidak punya pilihan lain saat ini. Ia tidak punya kekuatan untuk melawan takdir yang telah di tentukan sejak hari kelahirannya.

***

Para bangsawan dari kalangan Duke, Marques, Earl, Baron dan Knight dari Britania maupun negara persemakmuran, yang jumlahnya ratusan orang, tampak memenuhi seluruh area taman istana. Olivia masih dapat melihat kerumunan
orang -orang dari golongan kasta terhormat itu, dari tempatnya berdiri.

Edward terus berjalan melangkahkan kaki, menembus kerumunan kalangan bangsawan dan aristokrat Britania yang tengah menikmati suasana pesta kebun.

Olivia masih menatap punggung Edward yang mulai menghilang di tengah kerumunan manusia kaum sosialita penganut paham hedonisme Britania itu. Sebenarnya ia masih sangat kesal kepada Edward dan masih sangat ingin menumpahkan kekesalannya. Namun, apa boleh buat kehadiran Quen Katy membuat keinginannya itu harus tertunda untuk beberapa saat.

Mata Olivia kembali tertuju pada wanita anggun yang ada di depannya. Fascinator berwarna magenta bermotif bunga, yang sedikit jumbainya dibiarkan terurai menutupi setengah wajah cantik wanita yang menjadi Ratu Britania tersebut. Dress selutut berwarna senada semakin menambah kesan anggun wanita setengah abad itu.

Wanita yang bergelar Her Majesty The Queen of Britania Katy Miranda Marged, itu mengalihkan tatapan mata birunya kepada Olivia. ",..dan kau nona, boleh aku tahu siapa namamu?" tanya wanita nomor satu di Britania itu penasaran. Ia berusaha sedikit ramah kepada Olivia, untuk mengurangi ketegangan di antara mereka.

The Crown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang