Part 9. Forget And Forgive.

3.7K 481 10
                                    

"Good morning dr. Olivia " Helen memberikan senyum terbaiknya kepada Olivia. Hari ini adalah hari kedua olivia bekerja setelah masa cuti nya habis.

"Good morning  Helen." Olivia tampak lesu. Bagaimana tidak, ia baru saja mendapatkan kabar kalau semua rencana operasi pasiennya dibatalkan gara-gara Prince Edward mencabut kembali dana donasinya.

Kemarin Olivia memohon agar pihak rumah sakit memberikan keringanan biaya terhadap Pasiennya. Namun, pihak rumah sakit berdalih kalau mereka bukanlah badan amal. Selain itu, biaya operasi  pencangkokan  sumsum tulang  bukan  jenis  operasi  yang  murah.

"Are You okey Miss Olivia ??"

"Yess I am," jawab Olivia sedikit memaksakan senyumannya. Ucapannya sungguh  tidak  sesuai  dengan  raut mukanya.

"Ayo kita visite Mrs Helen." Olivia melangkah gontai menuju ruangan pasien-pasiennya, setelah  selesai  memasang  semua APD pada tubuhnya.

"Selamat pagi Olivia, bagaimana liburanmu ?" Gadis dengan kepala botak dan tubuh kurus itu tersenyum ramah kepada olivia.

"Good morning honey.. My holliday so awesome," ucap Olivia  dengan senyum yang  dipaksan.  Pencabutan dana donasi  dari Edward, sungguh  memberikan  efek  yang  sangat  luar  biasa  bagi  mood nya.

"Wajahmu tidak sesuai dengan kata- kata yang kau ucapkan dr. Olivia. Kau tampak tidak bersemangat. Kau pasti  berbohong." Katy menatap mata Olivia dengan  tatapan  penuh  selidik.

Olivia tersenyum mendengar kata kata katy.  Reaksi wajah anak itu  sungguh  sangat  menggemaskan, "Aku cuma sedikit kelelahan sayang, bagaimana denganmu ?"

"Aku baik Olivia, cuma semalam aku masih muntah setelah melakukan kemoterapi kemarin."

"Dimana ayahmu ?"

" Ayahku tadi keluar  sebentar, ia sedang  pergi mengambil hasil  laborku." Katy memperlihatkan  deretan  gigi ompong di balik  bibir kering  dan  pucat miliknya.

"Baiklah, aku akan memeriksamu, open your mouth please ?" pinta Olivia lalu melihat tonsil yang ada di mulut Katy dengan senter kecil, dilanjutkan dengan meletakkan stetoskop di dada dan perut katy.

"Olivia apakah aku akan mati seperti Kenan?" tanya Katy tiba-tiba.

Wajah Olivia tampak terkejut bercampur sedih mendengar pertanyaan Katy. Ia duduk  di pinggir  ranjang Katy, sambil menatap  lekat  wajah  pucat gadis itu.

"Tidak kau pasti bisa sembuh sayang, kau harus tetap bersemangat," ucap Olivia  menyemangati. Wanita  itu  menyentuh  lembut  pundak Katy.

"Kau berbohong kepadaku Olivia. Dulu semua orang di rumah sakit ini juga mengatakan kalau Kenan pasti sembuh, tapi lihatlah sekarang dia telah pergi."

"Kemarin kata ayahku operasiku tidak jadi dilakukan, aku tanya alasannya kenapa ? Tapi ayahku hanya diam."

"Walaupun aku masih kecil tapi aku tahu kenapa operasiku dan beberapa orang pasien lainnya dibatalkan," ucap Katy lirih.

"Banyak orang yang mengatakan kalau operasi itu dibatalkan karena pangeran Edward menarik kembali sumbangannya."

Katy menundukkan kepalanya. Gadis kecil  itu terdiam. Olivia yang  setia menjadi  pendengar, juga tidak tahu harus berkata apa. Ia juga hanya bisa diam dan  menunduk menatap stetoskop dengan kepala lion miliknya.

"Jika aku tidur untuk selamanya seperti Kenan, maukah kau berjanji akan memaafkan pangeran Edward dan melupakan semua ini dr. Olivia ?"

Olivia menatap manik coklat Katy, hatinya terasa tersentuh dengan kata kata gadis kecil itu. Gadis lima tahun itu seakan tahu akan kegelisahan yang dirasakan Olivia.

The Crown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang