"Good morning dr. Olivia " Helen memberikan senyum terbaiknya kepada Olivia. Hari ini adalah hari kedua olivia bekerja setelah masa cuti nya habis.
"Good morning Helen." Olivia tampak lesu. Bagaimana tidak, ia baru saja mendapatkan kabar kalau semua rencana operasi pasiennya dibatalkan gara-gara Prince Edward mencabut kembali dana donasinya.
Kemarin Olivia memohon agar pihak rumah sakit memberikan keringanan biaya terhadap Pasiennya. Namun, pihak rumah sakit berdalih kalau mereka bukanlah badan amal. Selain itu, biaya operasi pencangkokan sumsum tulang bukan jenis operasi yang murah.
"Are You okey Miss Olivia ??"
"Yess I am," jawab Olivia sedikit memaksakan senyumannya. Ucapannya sungguh tidak sesuai dengan raut mukanya.
"Ayo kita visite Mrs Helen." Olivia melangkah gontai menuju ruangan pasien-pasiennya, setelah selesai memasang semua APD pada tubuhnya.
"Selamat pagi Olivia, bagaimana liburanmu ?" Gadis dengan kepala botak dan tubuh kurus itu tersenyum ramah kepada olivia.
"Good morning honey.. My holliday so awesome," ucap Olivia dengan senyum yang dipaksan. Pencabutan dana donasi dari Edward, sungguh memberikan efek yang sangat luar biasa bagi mood nya.
"Wajahmu tidak sesuai dengan kata- kata yang kau ucapkan dr. Olivia. Kau tampak tidak bersemangat. Kau pasti berbohong." Katy menatap mata Olivia dengan tatapan penuh selidik.
Olivia tersenyum mendengar kata kata katy. Reaksi wajah anak itu sungguh sangat menggemaskan, "Aku cuma sedikit kelelahan sayang, bagaimana denganmu ?"
"Aku baik Olivia, cuma semalam aku masih muntah setelah melakukan kemoterapi kemarin."
"Dimana ayahmu ?"
" Ayahku tadi keluar sebentar, ia sedang pergi mengambil hasil laborku." Katy memperlihatkan deretan gigi ompong di balik bibir kering dan pucat miliknya.
"Baiklah, aku akan memeriksamu, open your mouth please ?" pinta Olivia lalu melihat tonsil yang ada di mulut Katy dengan senter kecil, dilanjutkan dengan meletakkan stetoskop di dada dan perut katy.
"Olivia apakah aku akan mati seperti Kenan?" tanya Katy tiba-tiba.
Wajah Olivia tampak terkejut bercampur sedih mendengar pertanyaan Katy. Ia duduk di pinggir ranjang Katy, sambil menatap lekat wajah pucat gadis itu.
"Tidak kau pasti bisa sembuh sayang, kau harus tetap bersemangat," ucap Olivia menyemangati. Wanita itu menyentuh lembut pundak Katy.
"Kau berbohong kepadaku Olivia. Dulu semua orang di rumah sakit ini juga mengatakan kalau Kenan pasti sembuh, tapi lihatlah sekarang dia telah pergi."
"Kemarin kata ayahku operasiku tidak jadi dilakukan, aku tanya alasannya kenapa ? Tapi ayahku hanya diam."
"Walaupun aku masih kecil tapi aku tahu kenapa operasiku dan beberapa orang pasien lainnya dibatalkan," ucap Katy lirih.
"Banyak orang yang mengatakan kalau operasi itu dibatalkan karena pangeran Edward menarik kembali sumbangannya."
Katy menundukkan kepalanya. Gadis kecil itu terdiam. Olivia yang setia menjadi pendengar, juga tidak tahu harus berkata apa. Ia juga hanya bisa diam dan menunduk menatap stetoskop dengan kepala lion miliknya.
"Jika aku tidur untuk selamanya seperti Kenan, maukah kau berjanji akan memaafkan pangeran Edward dan melupakan semua ini dr. Olivia ?"
Olivia menatap manik coklat Katy, hatinya terasa tersentuh dengan kata kata gadis kecil itu. Gadis lima tahun itu seakan tahu akan kegelisahan yang dirasakan Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown
RomansaCERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS. SAY NO TO PLAGIAT!!! Olivia Anderson Stuart , 24 th Ia sering di panggil Lady Olivia Cheester. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan bangsawan dan pengusaha Inggris Earl of Cheester Robert...