Telah dua minggu kejadian pemukulan yang dilakukan Edward berlalu dan telah satu minggu pula Edward kembali ke istana semenjak kejadian pemukulan yang dilakukannya.
Seperti biasa ia tidak menanggapi kemarahan sang Ayah, King Anthony. Edward tetap santai dan bersikap seolah olah tidak terjadi apa-apa.
Pria itu tidak peduli lagi dengan berbagai macam kritikan dan masukan yang diberikan oleh orang tuanya maupun parlemen. Berbagai macam spekulasi orang-orang terhadapnya, tidak berarti dan berefek apa-apa bagi Edward.
"Apa jadwal kegiatanku kegiatanku Mr. Doughlas ?" Tanya pria bermata biru pucat itu kepada sekretaris pribadinya.
Iya tengah memeriksa beberapa dokumen penting yang telah menumpuk di meja kerjanya. Ruangan yang di desain secara kontemporer minimalis itu, telah menjadi saksi betapa tidak mudahnya menjadi seorang putra mahkota Britania Raya.
Mr. Doughlas yang selalu betah mengekor Edward, melangkah menghampiri majikannya itu.
"Highness ., esok pagi anda akan menghadiri meeting dengan jajaran direksi Manchester Manufacture Compony di Manchester. Siangnya anda akan menghadiri acara peresmian beberapa Divisi baru di rumah sakit Royal London Hospital dan malamnya, anda akan menghadiri jamuan makan malam bersama Mr. Presiden Amerika." Mr Doughlas tampak serius dan cermat membaca map yang ada di tangannya.
"Baiklah kalau begitu. Aku ingin kau mempersiapkannya dengan baik. Aku tidak mau ada terjadi kesalahan sedikitpun. Apalagi dengan acara yang harus diadakan dalam lokasi yang berbeda."
"Baik yang mulia, aku akan melaksanakan semua perintah anda." Pria paruh baya itu menganggukan kepalanya dengan hormat.
"Kalau begitu kau boleh keluar," perintah Ed dengan pandangan mata tidak lepas dari map yang ada di tangannya.
"Terimakasih yang mulia. Aku permisi," ucap Mr. Doughlas sambil berjalan mundur meninggalkan Edward.
Edward mendesah panjang saat menatap map yang ada di tangannya. Map itu berisi tentang laporan keuangan perusahaan Otomotif miliknya.
Sebagai seorang putra mahkota, ia tidak hanya disibukan oleh tugas kenegaraan. Edward juga disibukan mengelola beberapa perusahaan milik pribadi yang menjadi aset kerajaan.
Selain harus fokus terhadap negara, Edward juga dipusingkan oleh pergerakan saham di pasar modal, reksadana, inflasi dan sejenisnya.
***
Olivia seperti biasa berjalan dengan penuh semangat menuju ruangannya di rumah sakit Royal London Hospital.
Setiap orang yang berpapasan dengannya tidak ada yang tidak mendapatkan senyum ramah dari bibir ranunnya.
"dokter Olivia." Tiba-tiba panggilan dari wanita yang berjaga di counter lobby utama rumah sakit menghentikan langkah Olivia.
"Ya.. Miss. Jeny." Olivia bisa tahu nama wanita yang memanggilnya dari name tag yang digunakan wanita itu.
"Maaf aku mengganggu waktumu, tadi seseorang menitipkan ini untukmu." Wanita yang menjadi petugas Lobby itu menyerahkan sebuah Paperbag kepada Olivia.
Kedua alis Olivia bertaut saat menatap paperbag berukuran sedang itu.
Dengan wajah penasaran Olivia membuka paperbag itu. Ia mengintip sedikit isi di dalam paperbag tersebut.
Olivia bisa mencium aroma renyah dan manis yang menguar dari dalam paperbag.
Ia mengambil kartu yang terletak pada tumpukan paling atas isi paperbag.
"Selamat Olivia akhirnya mimpimu sekarang menjadi kenyataan. Kau sekarang pasti sering melewatkan sarapanmu. Kau benar benar tampak sangat kurus sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown
RomanceCERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS. SAY NO TO PLAGIAT!!! Olivia Anderson Stuart , 24 th Ia sering di panggil Lady Olivia Cheester. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan bangsawan dan pengusaha Inggris Earl of Cheester Robert...