Akan ada suatu waktu ...
Cinta hanya akan menjadi sebuah ilusi saat kau mencoba untuk melupakannya....***
Hari ini satu sesi perayaan baru setengahnya berakhir. Sampai satu minggu ke depan Olivia dan Edward, masih akan melakukan perayaan demi perayaan.
Olivia tidak lagi menggunakan baju pengantin yang ia pakai tadi waktu pengucapan janji suci pernikahan. Sekarang baju itu telah berganti dengan gaun putih yang lebih simpel. Namun tetap dengan tiara di kepalanya.
Dirinya tidak menyangka, kalau menjadi keluarga istana ternyata tidak seindah yang orang-orang bayangkan.
Seharian ia harus menerima tamu dari berbagai negara.
"Sampai kapan acara untuk hari ini akan berakhir?" tanya Olivia sambil berbisik kepada Edward yang berdiri tepat di sampingnya.
"Kenapa? Apa kau mulai menyerah Lady Olivia Cheester? Ini bahkan belum sampai 24 jam kau menjadi istriku," jawab Edward sarkastis. "Harusnya kau membaca rundown yang telah diberikan kepadamu."
Olivia menoleh menatap Edward yang menatap lurus ke depan. la menarik nafas dalam. Dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ya.. salah dirinya yang tidak membaca rundown acara. Ia begitu tidak berselera untuk membuka amplop yang telah di serahkan pihak istana kepadanya. Bahkan, Olivia juga mendengar dengan serius susunan acara yang kembali dibacakan oleh wanita yang diutus istana untuk mendampinginya.
Sebenarnya dirinya saat ini sangat kelaparan. Peraturan istana yang sangat ketat saat makan, membuat Olivia tidak leluasa dan nyaman saat makan siang tadi. Hanya dua sendok makanan yang masuk ke perutnya, jam makannya tersita pada kesopanan dan tata krama.
"Tenanglah Lady Olivia Chester, masih banyak hal yang lebih mengerikan lagi yang akan kau lalui nanti. Ini semua belum ada apa-apanya. Aku bahkan tidak sabar, melihat kau ingin mengakhiri hidupmu sendiri karena beratnya kehidupan yang kau lalui," ucap Edward sambil tersenyum miring. Pandangan matanya tetap menatap lurus ke depan. Suaranya jelas sarat dengan kebencian.
Olivia menelan salivanya, saat mendengar kata-kata tajam dari pria yang baru beberapa jam yang lalu telah resmi menjadi suaminya itu. Ada goresan luka yang Olivia rasakan di dalam hatinya. Olivia semakin menyadari dan sangat yakin kalau Edward tidak akan pernah menganggap kehadiran dirinya. Sampai kapanpun tidak akan pernah.
Oh.. rumah tangga macam apa yang sebentar lagi akan ia jalani? Olivia telah mengorbankan semuanya untuk pernikahan yang sama sekali tidak pernah di harapkannya. Ia harus mengubur semua mimpinya menjadi dokter anak, melanjutkan pendidikan dan menikah dengan Jonathan, cinta terpendamnya.
Bola mata Olivia terasa memanas. Cairan bening itu sebentar lagi akan jatuh berhamburan.
"Selamat Your Royal Higness, aku doakan semoga kalian selalu berbahagia dan dikarunia banyak anak"
Salah seorang selebriti papan atas inggris, mengulurkan tangan memberi selamat kepada Olivia. Wanita yang dulu pernah dirinya temui di NYFW itu, ternyata juga menjadi salah satu tamu istimewa di acara pernikahannya.
Wanita yang sekarang telah menjadi perancang busana itu, datang bersama suaminya yang berprofesi sebagai atlet sepakbola.
"Terimakasih Mrs. Beckhi." Olivia membalas uluran tangan wanita itu dan suaminya.
***
Olivia benar-benar merasakan lelah di seluruh tubuhnya. Satu hari yang ia lalui, rasanya telah mampu mematahkan tulang belulangnya. Tenaganya telah terkuras habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown
RomanceCERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS. SAY NO TO PLAGIAT!!! Olivia Anderson Stuart , 24 th Ia sering di panggil Lady Olivia Cheester. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan bangsawan dan pengusaha Inggris Earl of Cheester Robert...