Olivia merasakan kehangatan sinar matahari yang merambat ke dalam kamar dan membelai pipi putih mulusnya. Siluet warna putih itu merambat melalui sela-sela tirai yang menutupi kamar.
Rambut blonde sepinggang Olivia tampak begitu kusut ditambah dengan mata bengkak khas orang kurang tidur. Semalam ia telah mengirim email lamaran pekerjaan ke berbagai rumah sakit.
Memang baru beberapa hari Olivia secara resmi diwisuda menjadi dokter spesialis anak. Namun, ia sudah sangat berharap untuk segera mendapatkan pekerjaan. Suasana rumah sakit adalah kebahagiaan baginya.
Wanita bermata biru itu mengedarkan pandangannya ke setiap inci ruangan kamar tidur yang bernuansa soft purple itu . Ia mulai mengacak-ngacak tempat tidur dan laci nakas.
Olivia mencari keberadaan buku diary yang hampir delapan tahun ini menjadi tempatnya menumpahkan segala isi hati dan permasalahan. Semalaman ia juga sempat menumpahkan semua perasaannya tentang Jonathan ke dalam diary itu. Tentang kesedihannya akan Jonathan yang tidak pernah bisa melihat betapa Olivia mencintanya.
Walaupun dilahirkan di era yang berteknologi canggih, namun Olivia masih memilih untuk menuangkan segala isi hati dan keluh kesahnya ke dalam buku diary dari pada di blog pribadi ataupun sosial media. Menurut Olivia dengan menulis di buku diary semua privasinya akan terjaga.
Sambil menguap panjang wanita itu menatap jam beker yang ada di atas nakas di samping tempat tidur. Ia tampak terkejut saat hari telah menujukan pukul delapan pagi. Hari ini Olivia ada janji untuk bertemu dengan Jean dan Briana.
Dengan sedikit tergesa-gesa, Olivia langsung berlari menuju kamar mandi. Ia mencuci mukanya asal di wastafel dan menggosok gigi, lalu bergegas menuju ruang makan yang terletak di lantai dasar.
"Morning Mom.. Morning Dad "
Olivia berjalan menuju meja makan dan menghujani pipi kedua orang tuanya dengan ciuman."Morning honey." Robert tampak menautkan alis melihat putrinya yang tidak biasa tampil seperti itu di meja makan. Ia menatap Olivia dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"what's the matter honey? You look so pale and messy." Meggy tidak tahan untuk tidak berkomentar dengan penampilan Olivia yang tampak kacau.
"Yeah I know, don't worry mom everything is okey. Semalam aku cuma terlambat tidur karna mengirim email lamaran pekerjaan ke beberapa rumah sakit. Semoga hari ini ada yang memanggilku untuk interview. Rasanya aku sudah sangat merindukan pasien-pasienku," suara
Olivia bersemangat sambil memasukan potongan almond ke dalam mulutnya."Nak kenapa kau tidak mencoba untuk menghabiskan waktu dulu dengan berlibur bersama teman-temanmu. Wisudamu baru kemarin. Apa kau tidak jenuh mencium aroma karbol dan obat-obatan setiap hari?"
Robert memberi saran. Kadang ia tidak habis pikir dengan pemikiran putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown
RomanceCERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS. SAY NO TO PLAGIAT!!! Olivia Anderson Stuart , 24 th Ia sering di panggil Lady Olivia Cheester. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan bangsawan dan pengusaha Inggris Earl of Cheester Robert...