part 14. London Eye

4.3K 473 50
                                    

Edward masih  betah  meletakkan kedua tangannya di dalam saku celana. Ia berjalan menghampiri  Olivia dan berdiri tepat di samping gadis yang masih terpana menatap keindahan kota London itu.  Dari ketinggian 135 meter di atas permukaan laut, Olivia menatap takjub  hamparan  pemandangan di hadapannya.

Kincir raksasa itu terus berputar perlahan. Seperti rotasi pada bumi, tidak bisa dirasakan pergerakannya secara nyata. Namun, kau baru sadar setelah kau berpidah tempat tanpa kau sadari. Seperti kau baru menyadari ternyata  bumi memang berputar ketika langit telah gelap atau matahari telah kembali memendarkan cahayanya.

Sekilas Edward menatap wajah cantik wanita yang sebentar lagi akan menjadi  istrinya itu. Dari segi fisik, jelas perempuan ini sangat sempurna. Edward tidak bisa menampik hal itu.
Wanita itu cukup tinggi, mungkin sekitar 175 cm.

Dengan dada dan bokong yang cukup berisi, kaki dan lehernya yang jenjang serta kulitnya yang putih bersih, membuat tubuh gadis itu semakin sempurna. Edward rasa gadis pirang di depannya itu bisa masuk sebagai model pada agensi model manapun yang ia mau.

Bibir tipis namun sensual itu pasti akan sangat indah jika tersenyum. Kulit Olivia yang putih mulus tampak begitu segar sebagai tanda kalau wanita itu rajin melakukan perawatan.

Edward sedikit memuji. Ingat !!!Hanya sedikit memuji fisik Olivia di dalam hati. Tidak lebih.
Edward semakin terpukau ketika rambut blonde sepinggang Olivia menari-nari dimainkan angin. Laki- laki manapun pasti tidak akan berani mengatakan kalau wanita yang berdiri di sampingnya ini tidak menarik .

"Ada apa?? Kenapa kau menatapku seperti itu?" sembur Olivia yang  menyadari tatapan Edward  yang seperti  akan  menelannya hidup-hidup.

Edward menggaruk tengguknya yang tidak gatal karena tertangkap basah telah menatap wanita itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kau sangat pemarah sekali Miss. Kukang," balas Edward sarkas.

"Aku hanya memperhatikan gaya berbusanamu yang buruk itu.  Bagaimana kau bisa berpenampilan seburuk ini saat bertamu ke istana Rajamu sendiri." Edward mengalihkan pandangannya dari Olivia dan kebali menatap lurus kedepan.

"Terima kasih, Your Majesty. Kau adalah orang pertama yang mengatakannya padaku. Padahal aku sangat berharap semua orang berkata seperti itu, terutama untuk hari ini." Olivia memberikan senyuman yang dibuat-buat kepada Edward sambil mendelikkan kedua bola matanya.

"Mungkin mereka sengaja berbohong hanya demi menghiburmu."

"Kalau kau hanya ingin mengkritik gaya berbusanaku, aku rasa kau tidak perlu repot-repot mengajakku ke sini," sembur Olivia yang mulai jengah dengan  kata-kata Edward.

"Tidak mungkin ada paparazi yang menulis berita bodoh seperti ini His Highness Prince Edward dengan segala kemurahan hatinya mengajak seorang dokter perempuan menaiki London Eye Demi mengkritik cara berpakaian wanita itu," timpal Olivia lagi memutar kedua bola matanya sambil menengadahkan kedua telapak tangannya.

Edward  tertawa melihat cara berpikir aneh wanita bermata biru itu.

Reaksi yang diperlihatkan Edward membuat Olivia terkejut. Ia agak heran sepertinya hari ini sikap Pangeran Edward jauh berubah.  Ia bahkan tidak sungkan untuk tertawa lepas di hadapan Olivia.  Olivia juga merasa kalau pria itu lebih ramah dan ceria. Mungkin saja tadi Edward salah makan. Semenjak bertemu Edward, Olivia hanya melihat sikap ramah laki laki itu ketika pertama kali bertemu di rumah sakit. Pertemuan pertama yang berhasil merubah cara pandang Olivia terhadap Edward.

Namun, pertemuan berikutnya sampai hari ini kembali menghapus citra baik Edward di mata Olivia. Sepertinya laki laki itu menderita Multiple personality disorder .

The Crown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang