part. 7 perfect

4.7K 492 26
                                    

Olivia  tidak menyangka akan bertemu kembali dengan pangeran Edward. Ia sangat yakin kalau laki- laki itu bisa mendengar dengan jelas percakapan Olivia bersama teman teman nya.

Tadi restoran tempat mereka makan sangat sepi. Hanya Suara musik Karya Antonin Dvorak "symphony no 9, new world "yang terdengar mengalun lembut.

Olivia baru menyadari ternyata pengunjung restoran tadi hanya Olivia beserta temannya dan Prince Edward beserta kekasihnya.

Olivia baru mengetahui hal itu dari manajer restoran. Pria itu baru mengatakan semuanya setelah hal yang tidak mengenakan itu terjadi. Ternyata selang 10 menit setelah kedatangan Olivia dan
teman-temannya , restoran itu telah dibooking seluruhnya oleh Prince Edward.

Manejer restoran merasa tidak enak hati untuk mengusir Olivia dan teman temannya. Olivia merupakan salah satu pelanggan setia di restoran mereka. Sang manajer restoran awalnya meminta pangeran untuk memundurkan jadwal bookingnya, mengingat masih ada pelanggan yang makan di restoran prancis itu.

Namun, Pangeran Edward menolak hal itu. Ia malah tidak mempermasalahkan tiga orang pengunjung yang telah terlebih dulu membooking tempat di restorant prancis tersebut.

Dari manejer yang mengelola restoran, Olivia juga mengetahui kalau ternyata restoran itu ia booking khusus untuk mengajak makan siang kekasihnya,  guna merayakan hari spesial mereka. Pangeran itu malah telah meminta chef terbaik di restosan meletakkan cincin berlian 10 karat dari brand Chopard di dalam hidangan desert. Karna, kejadian yang tidak menyenangkan itu, pangeran Edward membatalkan acara makan siangnya. Mood pewaris tahta nomor satu di Britania itu jadi memburuk.

Olivia  mengutuk dirinya berkali-kalu. Bagaimana bisa ia dan teman temannya sampai tidak menyadari keberadaan Prince Edward. Dan yang lebih sialnya lagi ia malah mempergunjingkan kekasih sang pangeran. Olivia merasa sangat kehilangan muka saat ini . Rasanya Olivia mungkin tidak akan pernah sanggup untuk bertatapan muka lagi dengan pangeran Edward. Ia berjanji di dalam hati akan mengambil langkah seribu saat melihat sosok tampan yang dingin itu dari radius satu kilometer. Doanya saat ini adalah semoga mereka tidak akan pernah di pertemukan lagi.

Namun, ada satu hal yang mengusik hati Olivia. Ia takut kalau pangeran Edward akan mempertimbangkan kembali mengenai dana bantuan yang telah diberikannya kemarin. Kalau sampai pangeran Edward membatalkan bantuannya karena hal ini, Olivia tidak akan pernah memaafkan dirinya seumur hidup.

"Lihatlah betapa angkuhnya ular betina itu," suara Jean mulai membuka pembicaraan setelah gemetarnya sedikit mereda, mengikis kesunyian di antara mereka.

"Perempuan itu begitu  sombong." Briana ikut berkomentar. Ia memijit mijit pelipisnya.

"Olivia kau tampak sangat khawatir dan gelisah sekali. Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Lagi pula mereka juga sudah tidak ada disini," timpal Jean mencoba menghibur.

"Aku takut Prince Edward akan menarik kembali dana bantuannya untuk pasienku di rumah sakit Jean," Suara Olivia terdengar begitu lemah. Ia seperti wanita yang kehilangan semangat hidup.

"Kalau benar hal tersebut sampai ia lakukan aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri," ucap Olivia  yang tampak sangat lesu sambil meletakkan kepalanya diatas meja.

Seorang pelayan yang tengah membersihkan meja tampak iba melihat ketiga gadis itu. Pria itu sengaja menyisakan tiga cup yoghurt dengan toping almond, choco chip dan longan tanpa diminta. Semoga saja itu bisa membantu suasana hati mereka yang tampak buruk.

Jean dan Briana hanya bisa menatap Olivia prihatin.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaima perasaan orang tua Pasien- Pasienku yang sangat berharap dengan bantuan itu." Olivia menarik nafasnya kasar .

The Crown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang