3

833 31 0
                                    

2 TAHUN KEMUDIAN.








"Hey!!"

Panggil seseorang dari arah belakang.

Hal itu otomatis membuat bae araa mengenakan auto putar badan andalahnya.

"Ada apa irene-ssi?"-jawabnya singkat dengan wajah datarnya.

"Heh!kau jauh lebih muda dariku.
Jangan sekali2 dengan sopannya kau memanggil namaku seenak jidatmu! Kau Mengerti bae araa?"-unjar irene anarkis

"Cih!peduli setan dengan gelar kekakaanmu itu! Aku sedikit pun tidak peduli akan hal itu kim irene-ssi!"-jawab araa dengan seringai dibibir manisnya

"Kenapa?apa kau selalu direndahkan oleh adik-adik yang jauh dibawah umurmu itu adik manis😏"-unjar irene meremehkan

"Jaga omong kosongmu itu kim irene-ssi! Atau kau akan mendapat masalah setelah ini."-jawab araa dingin.

"Diam bae araa! Kau jauh 3tahun dibawahku dan dengan sopannya kau malah memanggil namaku? Apa kau tidak diajar sopan santun bae araa? Sehingga kau dengan tidak sopannya memanggilku dengan nama? jawab!!"-irene tersulut emosi

"Cih!baru 3tahun diatasku saja kau sudah sombong rupanya Kim irene eonni? apa masalahmu mengurus ettitudku? Nyonya kim irene terhormat?! Tutup mulutmu dan jangan banyak bicara lagi! Aku muak mendengarnya."

"Dan silahkan pergi dari hadapanku kim irene eonni terhormat"-unjar araa tenang namun terkesan dingin.

Irene mengerang dalam hati.
Sialan adik kecil dihadapannya sekarang ini.
Dengan seenak jidatnya dia malah mengusirnya?

Jika bukan karna gadis dihadapannya ini adalah sahabat dari gebetannya park chanyeol ia pastikan nyawa gadis ini lenyap dalam sekejap
.
.
KANTIN

"Jam berapa kelasmu selesai?"
-Chanyeol

"Jam 5 sore,wae?"
-Araa

"Ani,bisakah kau menemaniku setelah kelas kita berakhir? Temani aku futsal bagaimana?"
-ucap chanyeol sambil duduk disebelah araa

"Ah yaa terserah"
-unjar araa sembari melanjutkan makan siangnya.

"Kau tidak makan??"
-akhirnya araa bersuara lagi.

"Ah,rasanya perutku kenyang melihatmu"
-chanyeol

"Astaga anak ini"
-desis araa jengah

"Dasar nyonya judess"
-unjar chanyeol sambil pergi


Cih! Lirik araa sankartis.
.
.
.
Tok!! Tok!! Tok!!




Suara pintu disebuah ruangan terdengan nyaring diindra pendengaran gadis bermarga bae tersebut.

Meski memakai headshet ia tetap dapat mendengar jelas suara brisik yang berasal dari pintu tersebut.

Ia sempat mengumpat dalam hati karna ada seseorang yang berani mengganggu ketenangannya.




"Bukankah sudah kubilang pergi? Kosongkan jadwalku dan jangan biarkan siapa pun menggangguku! Apa kau tuli tuan gong do? Hais!"
-umpat araa terngiang begitu saja.

"Oh,jadi kau benar-benar tidak ingin diganggu meskipun itu dengan kehadiranku araa sajangnim?"
-unjar namja itu dari balik pintu yg tertutup




Deg!



Suara itu.




Suara pria yang sangat ia rindukan.
Bahkan hingga sekarang.
Pria yg baru saja ia pikirkan beberapa waktu lalu.




DAMN LIFE! (NC) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang