48

220 14 2
                                    

"Kau itu menjijikan. Wajahmu serupa hewan haram! Matamu cih! Lihat itu. Apa-apaan dengan tatapan itu. Selayaknya anak babi! Brengsek"



Bugh




Dugh




Brak




Prang






"Sialan sin raa!! Kau itu pembawa sial! Seharusnya kau sadar. Kau itu tidak pantas hidup jalang!! Mati kau mati!!"





Bugh



Bugh



Brak





"Kenapa kau harus lahir dulu! Menyusahkan! Tidak ada yang bisa diuntungkan dari manusia pembawa petaka sepertimu! Seharusnya kau mati! Tidak pantas bahagiaa!! Sana pergi keneraka brengsek!"





Bugh



Dugh




Dugh













TOLONG HARGAI PENULIS DENGAN VOTE DAN COMMENT!!
























"ARGHHHHH tidak!! Berhenti!! HIKS! Kumohon tidak!! HIKSS.. HIKSS.... tidak tidakkk! Jangan lagi!! TIDAKKKKKKK!!!"
-sin raa bergumam lirih berakhir berteriak nyaring pada malam itu.
Tubuhnya beringsut bergetar hebat dicelah antara ranjang dan naskah.





Ia menjenggut rambutnya frustasi.
Airmata sudah kalap membasahi wajahnya. Wajahnya pucat fasi.






Cklek!





"Astaga baby kau kenapa"
-jungkook lari terpogoh dari ruang kerjanya saat mendengar tiriakan yang bukan main melengkingnya




Sengaja membuka pintu setengahnya dan tidak menutup pintu ruang kerja agar bisa mendengar apa saja yang istrinya lakukan.
Benar saja perasaan tidak enaknya.
Setelah membagi segalanya beberapa minggu lalu. Sepertinya ada yang mengganggu ketenangan sang istri. Membuatnya kembali murung seminggu belakangan.






Tubuh sin raa terlihat mengenaskan.
Jeon jungkook sampai meringis sendiri melihatnya. Mata sembab yang biasa menatapnya penuh cinta itu mini memancarkan kesedihan yang mendalam. Bibir yang biasanya berseringai nakal kini bergetar hebat sembari merapalkan kata 'tidak'





Jungkook beringsut mendekat dengan gerak perlahan. Tidak ingin mengegetkan sin raa agar istrinya tak mengamuk karna terkejut. Berakhir tubuh kurus itu digapainya. Memeluknya dengan sayang. Sembari merapal banyak kata-kata penenang.





"Stt... tenang baby.. aku disini.. tenang heum?... jangan seperti ini... aku bersamamu sayang... kau aman... oke?"
-jungkook semakin memeluk istrinya kala merasa remasan kian menguat pada lengannya.






Getaran pada tubuh sin raa luar biasa membuat hati jungkook bak ditimpa beribu beton. Bukan main sakitnya. Mesku sudah tidak lagi menangis. Sesekali suara isakan kian menyapa keheningan. Sin raa menurup matanya. Ntah tidur atau apa. Jungkook sekarang tengah bersandar pada sofa dengan sinraa yang meringkuk aka bridal dipangkuannya.







Memeluk pinggang pemuda jeon dengan erat. Menaruh wajahnya pada perpotong leher sitampan. Sin raa total terdiam semenjak kejadian mimpi buruk beberapa jam lalu. Tidak ada yang  membuka percakapan. Jungkook terampau hafal istrinya yang tidak akan menjawab jika ditanya. Maka jungkook lebih memilih diam dengan memeluk tubuh sin raa dengan rapalan kata penenang dan penuh cinta.






DAMN LIFE! (NC) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang