》BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SEBELUM MEMBACA!!《
&joy~
"Smua tidak seburuk itu tuan jeon.
Istri anda hanya mengidap mental deprestion disorder dengan nama gejala bipolar. Ini memang tidak bisa dikatakan penyakit biasa. Namun tidak begitu bahaya juga. Bisa disebut stabil. Hanya saja mrs.jeon harus sering dibawa ketempat terbuka. Dan sebisa mungkin dijauhkan dari sesuatu yang membuatnya tertekan."
-jelas dokter choi panjang lebar kepada pasangan jeon tersebut."Ah begitu. Terimakasih dokter choi saya turut senang atas kabar barusan. Jadi selain itu. Istri saya tak perlu melakukan apapun kan dokter? Maksudku seperti meminum pil-plil?"
-tanya jungkook srius."Eum begini. Bipolar bukan penyakit yang sangat bahaya memang. Namun akan lebih baik jika nyonya jeon mengonsumsi obat yang selama ini ia minum sehari-hari. Karna hasil pemeriksaan saya mengatakan bahwa nyonya jeon juga mempunyai penyakit lain didalam organnya."
-jelas dokter tersebut lagi."Ah arraseyo. Kalau begitu sekali lagi. Terimakasih banyak dokter choi. Saya dan istri saya pamit pergi dulu. Permisi dokter"
-pamit jungkook setelah bersalaman yang balik dijabat oleh sang dokter bermarga choi tersebut."Ah ne mr.jeon-ssi. Semoga hari anda menyenangkan. Dan hati-hati kalian"
"Terimakasih dok."
-perjalanan-
"Kau dengar itu baby?"
-tanya jungkook ditengah perjalanan mereka sembari membawa lengan kiri araa untuk dikecupnya. -btw mobilnya stir kiri ya gaes.-"Huft. Yes chagi. Aku lega mendengarnya. Meskipun tidak seperti yang aku harapkan juga sih. Namun setidaknya itu tidak seberbahaya itu."
-balas araa sembari bergelayut manja dilengan kekar sang suami."Iya sayang. Terimakasih sudah percaya padaku heum?"
-ucap jungkook tulus sembali membawa tubuh araa agar semakin nyaman bersandar dengan lengan yang mengelus surai sang istri lembut."Maaf sempat meragukanmu chagi. Sungguh. Kau kekuatanku. Jangan tinggalkan aku ne?"
-balas araa sembari sedikit mendangak guna melihat rahang tegas jungkook. Berakhir mengecupnya kilat."Haha. Iya sayangku. Anything for you baby. Aku akan tetap disisimu. Apapun yang terjadi. Karna aku sangat menyayangimu ralat. Tapi mencintaimuu"
-ucap jungkook lagi sembari mengkup wajah araa. Dan mengecupi seluruh wajah wanita tercintanya penuh kasih. Membuat araa terkekeh.Berakhir dengan ciuman hangat yang jungkook ciptakan.
Sedikit melumat. Dan bertambah panas kala lidah keduanya mulai beradu.
Ciuman mereka kian intim."Eughhh..."
Lengan kekar jungkook mulai mengelus punggu araa sensual.
Perlahan namun menggairahkan.
Dengan araa yang semakin memijat tengkuk sang dominant menambah sensasi panas suasana.Samapai
Tinnn.....
Tin.....
Tinnn.... tinnn......
"Nghh chagihhh lampuhhnyaa anhh"
-desah araa disela-sela desahannya karna lehernya sedang dilecehkan. Namun jungkook menghiraukan dan semakin menyesap leher sang istri.Namun araa tak kehabisan akal. Ia mulai mendorong bahu tegap sang suami dan mulai bergerak agar hisapan dilehernya terlepas.
"Chagi nghh. Itu lampuhh akhhh klaksonn. Arghh -brugh- lampunya sudah hijau sendari tadi bodoh! Tidak dengar mobil dibelakang sudah berisik."
-maki araa kesal menatap jungkook tajam membuat sang suami kalang kabut setelah sadar mereka dimana dan apa yg terjadi. Maka dari itu...."Astaga baby. Aku lupa."
-pekik jungkook panik dan mulai menjalankan mobilnya setelah mendapat makian dari pengunjung jalan omong-omong.Disela-sela perjalanan mereka.
Araa hanya diam tidak berkata apapun. Iya sungguh malu atas kejadian tadi. Dimana orang-orang memaki mereka yang tertangkap mesum ditengah-tengah jalan yang lampunya sudah hijau? Ugh~~"Baby? Are you oke?"
-tanya jungkook sedikit gundah kala melihat kediaman sang istri. Takut-takut little jeon tidak dibolehkan pulang kerumah jika sang majikan marah."Aku maluu kookie-ah~~~"
-rengek araa setelah seperkian lama terdiam. Membuat jungkook menghela nafas lega.
Setidaknya mini jeonnya aman saat tiba dirumah.-Hari Kesekian-
Gleg.
Gleg
Gleg.
"Ahh. So? Apa yang membawamu kesini nyonya byun?"
-tanya araa santai sembari memainkan gelas winenya."Eng. Itu.. aku.. aku.. tadi.. eng... itu.. aku.."
-gelagap sang tamu sembari bergurat resah."Uang?"
-tanya araa to the poin. Seperti biasa."Araa-ah. Jangan salah paham. Sungguh. Ak.. aku.. aku membutuhkannya sangat. Aku tidak tau lagi harus bagaimana dan kemana araa-ah. Aku sangat membutuhkan bantuan--"
-ucap hana dengan kaku namun cepat mebuat kening araa berkerut beberapa kali."Berapa yang kau butuhkan?"
-tanya araa lagi."150 juta."
-jawab hana mantap dengan senyum senang tentu saja"Gunanya?"
-tanya araa lagi."Eng itu.. jika kau tidak berniat membantuku katakan saja. Tidak usah bertele. Tinggal kasih saja apa susahnya. Kenapa harus tau? Lagi pula. Uang segitu bukan masalah besar kan untukmu?"
-balas hana tajam. Membuat araa lagi-lagi berkerut heran."Tantu saja uang segitu sedikit bagiku. Bahkan untuk perawatan rambutku saja kurang. Tapi akan lebih baik jika kau mempunyai setidaknya ettitude baik dalam hal meminjam atau meminta."
"Aku tidak meminta!! Aku meminjam"
"Katakan itu pada dirimu beberapa waktu yang lalu."
-balas araa kembali menegak winenya."Ck. Itu.. ituu... itukan kau yg bilang tidak usah diganti."
"Aku? Jinjja? Beritahu kepada seseorang yang merengek minta diihklaskan segala hutangnya."
-balas araa lagi."Kau ini kenapa santai sekali sih? Tapi sangat pedas dalam berbicara. Tau apa juga kau tentang hal-hal semacam itu huh?"
-bentak hana sembari mendelik."Heii nona. Jika kau lupa ini rumahku. Uangmu sudah ku transfer. Jadi. Apa perlu ku ingatkan dimana pintu keluar?"
-tanya araa dengan wajah dinginnya membuat hana sedikit takut."Ck.kau mengusirku? Baiklah-baliklah dan Terimakasih!"
-setelahnya. Hanya tersisa araa sendiri dengan wajah yang tlah ia telungkupkan. Dengan helaan nafas lelah tentu saja."Selalu begitu.."
-lirih araa dibalik lengannya.TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN LIFE! (NC) (END)
Random"Aku itu seperti air. Tenang. Namun membahayakan. Cause I'm a Sweet Disaster."-BaeAraa - MATURE NO CHILDREN AREA - Berceritakan tentang penderitaan seorang gadis -bae araa- yang menjalani hidup layaknya serial drama kebanyakan. Lalu bagaimana araa m...