Setelah kembali dari toilet ia memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang Felice sempat berpamitan dengan temannya.
"eh hey guys, I I should go now" ucap Felice terbata-bata.
"what's wrong fel? what happened? is there someone hurt you?" tanya temannya yang melihat
perubahan sikap Felice yang drastis itu. Ia terlihat terburu-buru.
"no no I just can't stay late" jelas Felice.
"okay then. You can find us if you wanna confide" balas temannya yang lain.
Felice hanya menaggapinya dengan anggukan dan setelahnya Felice berjalan keluar meninggalkan cafe.
Sepanjang perjalanan Felice tidak bisa fokus. Kepalanya terus saja mengingat kembali kejadian di cafe itu.
Ia merasa sangat tertekan dengan kedatangan Alister dalam hidupnya secara tiba-tiba dan sesuka hatinya pula ia mencium Felice setelah seminggu mereka tidak bertemu. Ia merasa ada yang aneh dengan tingkah Alister.
Sesampainya di penthouse, Felice merebahkan badannya dikasur. Ia terus-menerus memikirkan Alister hingga ia tidak sadar jika air matanya telah menetes.
Keesokan paginya, Felice terbangun dengan keadaan kacau. Ia tertidur tanpa mengganti bajunya dan menghapus makeupnya.
Ia teringat kembali dengan kejadian semalam disaat Alister menciumnya. Tangannya bergerak menuju bibirnya. Ada sedikit perasaan senang di dalam hatinya.
Ia menatap jam alarm yang terletak diatas meja disamping kasurnya. Ternyata Felice tidak telat bangun. Ia segera pergi bersiap-siap dan melakukan ritual paginya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan dari arah pintu. Felice pun mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.
Ternyata seorang pelayan yang mengantarkan sebuah kotak berwarna hitam kepadanya.
"dari siapa?"
"saya tidak tahu non. Tadi ada kurir yang mengantarkan ini"
"oh yasudah. Letakkan saja diatas kasur"
Pelayan tersebut meletakkan kotak itu diatas kasur dan setelah itu ia keluar dari kamar Felice. Felice membuka kotak itu. Didalamnya terdapat sebuah gaun berwarna emas dan sebuah kertas bertuliskan
"I'll pick u up at 7p.m"
Kali ini tidak ada nama "Armando" didalam kartu tersebut. Felice sedikit kebingungan setelah membacanya. Pikirnya siapa yang mengirimnya dress ini.
Ponsel Felice bergetar. Lagi-lagi ia mendapat telepon dari nomor yang tidak ia kenal.
"siapa sih ini. Kok akhir-akhir ini sering banget dapat pesan dari nomor yang ga dikenal" batinnya.
Karena penasaran jadinya Felice mengangkat telepon tersebut.
"halo. Siapa ni?"
"Felice"
Felice mengenal suara itu. Itu adalah suara Alister.
"Alister?"
"yes. Kamu uda terima?"
"iya"
"please wear it tonight. I'll take you for dinner. and I'll pick you up at 7"
"kamu mau bawa aku kemana?"
"you will know later"
"I'll call you back later"
"okay"
"laters baby"
Sambungan terputus.
Felice terdiam mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Alister. Setelah menciumnya tanpa izin sekarang Alister memanggilnya dengan kata baby. Felice benar-benar bingung dengan maksud Alister.
Kemana ia akan dibawa? kenapa harus pakai dress panjang seperti ini? tanyanya pada dirinya sendiri.
Felice sebenarnya juga bingung darimana Alister bisa mendapatkan nomornya. Ia lupa jika Alister bisa medapatkan semua yang ia inginkan dengan mudah.
Tepat pukul 19.00 ponsel Felice berbunyi. Felice sudah siap bertemu dengan Alister. Ia memakai dress yang diberikan Alister. Dipadukan dengan heels dari merek louboutin yang membuatnya terlihat sangat classy dan cantik.
Setelah yakin tidak ada yang tertinggal, Felice menuju lift dan turun ke lantai dasar untuk menemui Alister. Alister sudah menunggunya didepan.
Disana tampak seorang lelaki berpakaian formal dengan jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih sedang bersender di depan mobilnya.
Alister menyunggingkan senyumnya kepada Felice. Ia sangat terpukau dengan penampilan Felice malam ini. Selama berpacaran dengan Felice, ia tidak pernah melihat Felice memakai dress dan heels yang akhirnya membuat Alister menatap Felice tanpa kedip.
Felice merasa gugup karena Alister menatapnya tanpa kedip sekalipun.
"Alister?" panggilnya.
"Oh sorry. You just look so beautiful" tutur Alister jujur.
Felice dapat merasakan pipinya memanas dan sudah dapat dipastikan jika pipinya sudah memerah sekarang. Seperti kepiting rebus.
Tiba-tiba otaknya itu mengingatkannya untuk tidak luluh dengan pujian yang Alister berikan kepadanya. Felice mengingati dirinya sendiri bahwa ia harus kuat dalam menghadapi Alister. Tujuan kembalinya Alister masih belum jelas.
Alister mengulurkan tangannya dan Felice menerima uluran itu. Alister membukakan pintu mobil untuk Felice. Setelah itu Alister berputar menuju tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVIOR BILLIOANIRE [COMPLETE]
RomansaALISTER GALEN ARMANDO. Youngest and hottest CEO. Kekayaan, tampang, dan tingkahnya yang mampu membuat semua wanita luluh padanya. Tidak ada yang tahu dibalik tingkahnya yang membuat para wanita menggilainya terdapat penyesalan yang teramat dalam. Pe...