Another meeting

7K 232 2
                                    

Keesokan paginya,

Felice menggeliat diatas kasur. Sinar matahari cerah menyinari kamarnya dan masuk ke matanya. Felice menutup matanya dengan sebelah telapak tangannya lalu ia menatap keluar jendela.

Setelah mengumpulkan kembali semua nyawanya, ia mengambil ponselnya yang terletak di nakas di samping kasurnya.

Pukul 07.30

Untung ia tidak telat bangun karena semalam ia lupa membuat alarm. Semalam setelah membaca wattpad, ia berinisiatif untuk menelepon Alister tetapi lelaki itu tidak menjawab teleponnya. Felice pikir lelaki itu ketiduran lagi. Pagi ini, disaat ia mengecek ponselnya tadi, ia tidak melihat adanya notifikasi dari Alister. Biasanya lelaki itu akan lebih dulu bangun dibanding Felice.

"apakah dia belum bangun ya?" pikir Felice.

Karena Felice berpikir bahwa Alister belum bangun, ia mengirim pesan kepadanya.

Felice mourino

Goodmorning babee

blm bgn ya?

Setelah mengirim pesan kepada kekasihnya itu, lalu ia menutup chat room Alister. Disaat ia menutup chat room, ia melihat ada pesan dari Sebastian. Penasaran akan apa yang dikirim Sebastian akhirnya Felice membuka chat room dan membacanya.

Sebastian

hai

apa kabar?

Felice menaikkan alisnya sebelah merasa aneh seseorang seperti Sebastian bisa menanyakan kabar.

Felice mourino

baik

ada apa?

Kalian pasti menganggap Felice sangat to the point. Tetapi begitulah Felice. Ia tidak suka berbasa-basi dengan orang lain. Menurutnya itu hanya akan membuang waktu.

Tidak lama kemudian Sebastian membalasnya.

Sebastian

hmm

aku mau minta maaf soal hari itu.

kamu masih marah ya sama aku?

Felice tampak berpikir sejenak sebelum membalasnya.

"apakah ia perlu marah terhadap Sebastian? sepertinya engga" batinnya.

Felice mourino

yg ud lewat biarin aja.

ga.

Felice melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya sekilas. Jam sudah menunjukkan pukul 07.45. Ia harus segera siap-siap untuk pergi ke kantor.

Tepat pukul 08.30 Felice selesai dengan ritual paginya. Hari ini ia memakai rok selutut berwarna hitam dipadukan dengan kaos putih dan jua blazer hitam. Ia juga memakai heels louboutinnya yang berwarna hitam serta tas Hermes nya yang berwarna merah maroon.

Ia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Disana sudah terdapat sandwich dan segelas susu stroberi. Felice memang pecinta susu stroberi.

Disela-sela ia makan, ia memainkan ponselnya. Tiba-tiba ia teringat ia belum membalas Sebastian tadi sebelum ia melakukan ritual paginya. Maka dari itu, ia pun membuka pesan dari Sebastian.

Sebastian

oh ok.

kamu siang ada waktu ga?

kalo ada boleh makan siang bareng?

Felice mourino

dimana?

Sebastian

di cafe biasa aja

jam 13.30

Felice mourino

jam 13.30 ga bs

Sebastian

kalo gt jam 12.30 aja bs?

Felice mourino

ok. Take ur gf with u

Sebastian

Sure!

Felice segera menyelesaikan makannya karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.40. Jika tidak jalan sekarang maka ia akan telat sampai di kantor. Ia tidak mau telat sampai di kantor. Ia tidak mau memberikan contoh buruk kepada staff-staffnya.

Karena sebentar lagi pukul 09.00 dan ia butuh bergerak cepat untuk mebelah jalanan kota Seattle di pagi hari, ia memutuskan untuk memakai Lamborghini Aventadornya yang berwarna orange.

Setelah masuk dan menghidupkan mesin mobil tersebut, ia langsung menancapkan gasnya dan siap untuk membelah jalanan kota yang cukup padat.

Hanya butuh kurang dari 15 menit ia sudah sampai di gedung Mourino Technology. Ia memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk gedung perusahaannya. Disaat ia keluar dari mobil, terlihat semua staff menundukkan kepala memberi hormat kepadanya. Seperti biasa, ia tidak pernah menyapa staff-staffnya. Ia hanya berjalan lurus menuju ruangannya.

Sebelum memasuki ruangannya, ia berhenti di meja sekretarisnya.

"jadwal saya d ijam 13.30 apa saja?" tanyanya to the point kepada sekretarisnya.

"anda ada meeting dengan pak Adhitama"

"ganti ke jam 2" perintahnya.

"baik buk" setelah mendengar jawaban sekretarisnya, Felice pun langsung berjalan menuju ruangannya.

Di dalam ruangan, ia meletakkan tasnya diatas meja dan badannya bersandar di kursi. Rasanya hari ini akan menjadi hari yang panjang. Di jam makan siang ia harus bertemu Sebastian lalu ia harus bertemu Adhitama, lelaki yang dijodohkan dengannya. Perlu diingat, setelah makan malam itu, ia belum sempat bertemu Adhitama lagi.

Sekita pukul 12.15 Felice berjalan keluar dari ruangannya menuju parkiran dan melajukan mobilnya menuju cafe biasa. Ia akan bertemu dengan Sebastian.

Cafe itu terletak tidak jauh dari kantornya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai disana.

Felice membuka pintu dan berjalan masuk. Ia mencoba mencari-cari Sebastian di dalam sana tetapi ia tidak dapat menemukannya. Ia pun memilih meja yang berada di dekat jendela. Ia duduk disana dan menunggu Sebastian. Sambil menunggu Sebastian, ia memesan
sebuah caramel latte dan memainkan ponselnya. Jika kalian bertanya mengapa Felice selalu memilih meja yang dekat jendela atau disudut ruangan, itu karena ia tidak suka dirinya diperhatikan orang lain. Duduk di sudut ruangan membuat orang lain tidak menyadari dirinya berada disana. Meskipun di sudut ruangan tetapi tempat yang dipilihnya selalu mudah ditemukan jika dilihat dari pintu masuk.

Sampai sekarang Alister belum juga membalasnya. Sebenarnya kemana lelaki itu pergi. Felice benar-benar dibuat kalut olehnya. Sudah pekerjaan banyak, ia harus memikirkan kemana kekasihnya itu pergi lagi. Menambah beban pikirannya saja.

Tidak lama kemudian, Sebastian pun datang dengan kekasihnya.

"Felice meet Shania. Shania meet Felice" Sebastian mempekenalkan kekasihnya kepada Felice dan begitu juga sebaliknya.

Setelah itu mereka mulai berbincang. Kebanyakan Felice hanya diam dan sesekali tersenyum merespon ucapan Sebastian maupun Shania.

MY SAVIOR BILLIOANIRE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang