Alister melihat raut wajah Felice yang datar tanpa ekspresi pun merasa tidak ada harapan. Meskipun begitu ia tetap akan menunggu jawaban dari Felice. Ia tidak ingin berasumsi sendiri.
"Aku gak nyuruh kamu jawab sekarang. Kamu bisa mikir lagi. Aku ngasih kamu waktu 3 hari"
Perkataan Alister lebih terasa seperti perintah daripada permintaan. Disaat seperti ini saja sikap bossynya tidak hilang. Memang sedari dulu ia tidak pernah berubah.
"Aku udah maafin kamu. Aku juga minta maaf dulu gak bisa ngertiin kamu. Aku egois. Aku tau itu" balas Felice.
"jadi?" tanya Alister dengan menaikkan alisnya sebelah.
"kita jalani aja dulu. Tapi aku harap kamu bisa berubah" ucap Felice dengan senyuman khasnya tetapi tetap terdengar tegas.
"iya aku akan coba untuk berubah" janji Alister.
Alister tahu meskipun selama ini semenjak ia dan Felice kembali dekat, mereka sudah mengatakan i love you tetapi tetap saja ia harus meluruskan semuanya. Ia harus menjelaskan semuanya karena disaat terakhir kali ia mngucapakan kata itu, Felice terlihat masih ragu untuk membalasnya.
Tepat setelah percakapan mereka selesai, menu utama pun dihidangkan dan selanjutnya hidangan penutup.
Setelah menyelesaikan makanannya, ia permisi pergi ke toilet. Disaat itu Felice menerima pesan dari mamanya.
Mom
Felice
jangan lupa besok ke restoran yang hari itu
ingat kan besok kamu mau dikenalin sama anaknya om Alex
Felice menghembuskan nafas kasar. Lagi-lagi perjodohan pikirnya.
Felice mourino
iya mom. Felice ingat
Melihat Alister yang sedang berjalan menuju meja, Felice segera meletakkan kembali ponselnya di atas meja.
"should we go now?" tanya Alister spontan.
"yauda yuk"
Alister mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Felice.
Felice bertanya-tanya kemana ia akan dibawa. Tidak mungkin kan mereka akan kembali ke Seattle sekarang?
Seperti bisa membaca pikiran Felice, Alister menjawab pertanyaan Felice.
"kita stay disini hari ini. Kita nginap di hotel hari ini"
Felice yang mendengarnya hanya membentuk huruf o di mulutnya.
Sesampainya di hotel, mereka disambut oleh penjaga hotel tersebut. Mereka menundukkan kepala memberi hormat kepada Alister dan Felice.
Disaat mereka berjalan melewati lobby hotel, semua mata tertuju pada mereka. Ada yang berbisik memuji mereka, ada juga yang memandang rendah Felice.
Alister menyuruh Felice menunggu di lobby. Sedangkan dirinya akan pergi ke resepsionis. "give me one president suite" Alister mengucapkannya dengan tegas.
Wanita yang bekerja sebagai resepsionis tersebut memandang Alister dengan pandangan memuja. Tidak sedetik pun ia berdetik. Matanya terus tertuju pada Alister.
Alister menyadarinya. Dari tadi wanita itu tidak menjawabnya melainkan memandangnya tanpa berkedip.
Ehem
Alister pura-pura batuk untuk menyadarkan resepsionis di depannya ini.
"oh sorry sir. one president suite? sure!" jawab wanita itu dengan gelagapan lalu ia memberi kunci kamarnya.
Setelah itu Alister menghampiri Felice. "babe yuk" ajak Alister.
Felice pun berdiri dan mereka berdua bejalan menuju kamar mereka. Oh jangan lupakan sikap posesif Alister. Lelaki itu setiap berjalan dengan Felice pasti selalu merangkul pinggang Felice dan setiap lelaki yang melirik dan melihat Felice dengan tatapan lapar akan menerima tatapan mematikan dari Alister. Ia tidak suka wanitanya di tatap oleh lelaki lain seperti itu selain dirinya.
Alister tidak menyadari semenjak mereka pergi dari restoran, Felice lebih banyak diam. Felice terus memikirkan soal perjodohan tersebut. Ia bingung ia harus menerima perjodohan itu dan meninggalakn Alister atau ia menolak dan tetap bersama lelaki yang ia cintai. Sedari tadi ia bingung akan pilihan mana yang harus ia pilih.
Ceklek
Alister membuka pintu kamar.
Felice baru menyadari jika Alister hanya memesan satu kamar. Itu artinya ia akan satu kamar dengan Alister.
"aku tidur mana?" tanya Felice to the point.
"ada dua kamar. satu buat kamu satu lagi buat aku"
"ohh ok"
"atau kamu mau tidur sama aku? aku gak bakal nolak" ucap Alister dengan senyuman nakalnya.
"apaan sih kamu" jawab Felice jutek karena ia sedang tidak dalam moodnya.Alister merasa ada yang berbeda dari Felice. Tidak biasanya Felice jutek seperti itu.
"aku ke kamar. mau tidur. Capek" lalu Felice berjalan menuju salah satu kamar yang ada disana.
Alister tidak menjawab perkataan Felice tadi. Ia juga pergi ke kamarnya untuk mandi. Selesai mandi ia berinisiatif untuk pergi ke kamar Felice.
25 menit berlalu dan Alister sudah selesai mandi. Ia pergi ke kamar Felice. Saat ia membuka pintu ia melihat kekasihnya itu sudah tertidur. Ia pun berjalan menuju kasur dan ia berencana untuk tidur di kamar Felice. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyentuh wanitanya sebelum menikah.
Ia tiduran di samping Felice. Felice tidur membelakanginya. Sebenarnya Felice belum benar- benar tidur. Ia tahu Alister datang menghampirinya. Ia merasa Alister mengelus puncak kepalanya.
"i love you" bisik Alister yang masih dapat di dengar jelas oleh Felice. Lalu lelaki itu tidur dengan kedua tangan memeluk Felice dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVIOR BILLIOANIRE [COMPLETE]
RomansaALISTER GALEN ARMANDO. Youngest and hottest CEO. Kekayaan, tampang, dan tingkahnya yang mampu membuat semua wanita luluh padanya. Tidak ada yang tahu dibalik tingkahnya yang membuat para wanita menggilainya terdapat penyesalan yang teramat dalam. Pe...