Hari Ini kelas 12 Ipa D mendapat Giliran Olahraga. Ya,12 Ipa D kelas Legendaris karena di kelas inilah para Most Wanted berkumpul.
Semua anak sibuk pemanasan.
Kecuali, dua Orang laki² yg dengan santai nya Duduk duduk di pinggir Lapangan. Ya org Itu adalah Devan Danendra, dan Siapa lagi kalau Bukan Azlan Arkan adelard Putra Alexander, putra dari pemilik sekolah Ini.
"Zlan lo gak pemanasan?" Tanya Devan.
Azlan hanya mengindikkan Bahu. Tanda acuh tak acuh.
Ya, ia terlalu malas untuk mengeluarkan suara jika tak terlalu penting.
Saat Ini siswa atau Siswi Kls Ipa D sudah melakukan Permainan Voli.
Ya, mereka diperintahkan pak Zainudin untuk bermain Voli .
Tapi tidak bagi Azlan dan Devan mereka sama sekali tak tertarik dgn perintah pak Zainuddin.
Mereka berdua lagi dan lagi duduk ditepi Lapangan.
"Keterlaluan amat sih Si Nuddin masa anak2 disuruh panas panasan ngeservis bola eh dianya enak enakan minum kopi di kantin Bi Inem" gerutu Devan.
"Tau tuh org" Sahut Singkat Azlan.
Ya, beginilah Resiko jika Devan bersahabat dgn Azlan.
Azlan sngat irit bicara.
Tapi jika dgn Devan Azlan masih bisa bersuara ataupun terkadang memaki maki Sahabatnya itu. Berbeda dengan org lain yg mengajaknya bicara mungkin hanya mendapat respon datarnya.
"Pecat aj Noh si Botak setengah bilangin ke Bokap Lo dri pada makan gaji Buta" Gerutu Devan lagi.
"Gak ah, kasian ama dia" Sahut Azlan.
Devan hanya mengindikkan Bahu
Ia tahu betul bahwa sahabatnya ini memiliki rasa peduli yg sangat Tinggi.
Oleh sebab itu Ia tak mengadukan Tingkah Guru ini ke ortunya.Karna ia tak ingin guru ini kehilangan pekerjaannya dan tak bisa menafkahi keluarganya. Hebat bukan?
Saat Tengah Duduk Azlan Dan Devan Terkejut karena Tiba tiba ada Bola Voli melayang. Dengan sigap Azlan menangkap Voli itu, sebelum mengenai adek kelasnya.
Setelah itu Azlan kembali duduk disamping Devan, tanpa mempedulikan Tatapan Sahabatnya Itu.
"Lo kok Mau repot² nangkep tu Bola?" Tnya Devan menintrogasi Azlan.
Azlan hanya mengindikkan Bahu tanda Tak Tahu. Dgn mata tetap fokus pda layar I Phone X nya.
"Astagaa gue nanya juga ya Lu kampret bener ngacangin gue" omel Devan.
"Biarin, bacod" Sahut Azlan.
Ingin sekali rasanya Devan menamplok wajah Azlan dengan Sandal kalo bukan sahabatnya.
"Kenapa?" Tanya Azlan ketika mendapati Devan melihatnya Sinis menahan Amarah
"Tau ah males ngomong sama Batu" Ucap Devan meninggalkan Azlan.
Azlan pun tak terlalu menghiraukan sahabatnya itu.
Paling paling Devan kesal gara gara tak ditanggapi. Ya,itu sudah Biasa.
Saat Bermain Handphone tiba tiba ada pesan masuk.
Ting!
Mama❤❤
Nanti langsung Pulang ya! Papa sama mama mau ngomong sama kamu :)Read..
Azlan mengehela nafas Berat dan lalu tersenyum sinis. Ia pun langsung mengetik balasan untuk mamanya.
Ok ma.
Singkat padat dan jelas itulah balasan Azlan.
Azlan menerawang apa yg kan dibicarakan Papanya.
Karena Seorang Mike Alexander tak mungkin Rela meninggalkan pekerjaannya demi berbicara dgn nya. Itulah yg di Pikiran Azlan.
Azlan Tersenyum Kecut.
"VAN!!" Panggil ia.
Sang empu nama mun menghampirinya.
"Napa?" Tanya Devan malas menanggapi sahabatnya yg menyebalkan ini.
"Nanti gue gak Bisa Latihan Basket dulu" Ucap Azlan.
"Jadi Lo yg Handle ya" Sambung Azlan .
Devan mengerutkan keningnya pertanda Bingung.
"Gue mau langsung balik. Nyokap nyuruh"Ucap Singkat Azlan.
Devan pun hanya mengangguk.
Ok??? Itu Kilas Azlan sikap yg sangat Cuek? Dingin? Irit bicara? Itulah Dia.
Ok Next Chapter👉🏻👉🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cool & Possesive Kakel
Novela Juvenil"Cewek? Gue gk mau berurusan sama makhluk ini" -Azlan Arkan Adelard Putra A. Most wanted Di Sma Alexander High school. Hampir dikatakan perfect semuanya dimiliki ia. Paras tampan? Ya Kekayaan?Ya Kepopuleran? Ya Pacaran? Tidak Ya, hanya pacar lah yg...