58

1.5K 48 3
                                    

Happy Reading❤❤
____________________________________________________________________________

"Gak Guna ngerepotin aja tau gak"

"Dia temen gue Ren!"

Azlan berusaha membuka matanya, setelah samar-samar mendengar perdebatan.

Dirinya mengerutkan kening saat sudah banyak yang mengerubunginya.

Dirinya mengedarkan pandangan, dikamar?

"Bang Lo uda sadar? Ga kenapa napa kan? Ga amnesia kan?" Tanya Shine bertubi tubi dengan tangan memegang kening Azlan.

Azlan semakin dibuat heran oleh adiknya itu

"Tadi pagi lo kita temuin pingsan didepan gazebo dekat resort, setelah gak pulang dari semalem" Adit yang seolah membaca pikiran Azlan langsung menyahut.

Kejadian kemarin mulai memenuhi isi kepalanya.

Dinda?

Dengan cepat Azlan mengedarkan pandangan ke setiap sisi ruangan.

Namun Nihil. Tidak ada Dinda disini.

Seketika bahu Azlan meluruh, semangatnya hilang. Ia benar benar merasa tak berguna sekarang.

Rena berdecak matanya menatap sinis kearah Azlan yang sedang setengah berbaring di kasur "Sampe sekarang sahabat gue gak ketemu! Dan itu semua karna lo!"

Pandangan Azlan menjadi sendu, ucapan Rena benar benar berhasil menyentil hatinya.

"RENAA!" Egi menatap tajam kekasihnya, memperingati untuk tidak melakukan hal-hal yang berada diluar kendalinya.

"Kenapa? Kamu mau belain temen kamu ini?" Rena balas menatap tajam kearah Egi. Merasa geram Egi langsung menarik paksa lengan Rena, tidak mau memperkeruh keadaan lagi.

Adit menghela nafasnya "Jangan dipikirin kata kata tuh Toa yak! Dia memang gitu dari kemaren lebih serem dari pada nenek sihir Krystal kalau marah" Ucap Polos Adit, membuat Krystal melayangkan protesan kearahnya.

"Gue diem diem aja dari tadi lo bawa bawa. Dan stop panggil gue nenek sihir. Lo pikir gue udah tua?" Sungut Krystal menatap tajam kearah Adit.

"Uda terima aja" Michell berucap dengan santai sambil menepuk nepuk bahu Krystal yang langsung ditepis sang empunya.

"Mau Mati lo?"Ketus Krystal yang hanya direspon gindikkan bahu oleh Michell.

Azlan tak menghiraukan perdebatan konyol teman temannya itu, yang ada dipikiranya adalah cara menemukan Dinda secepatnya

"Gue tau isi otak lo apa bang, gue tahu lo merasa bersalah sekarang. Tapi Lo juga harus mikirin kesehatan lo, badan lo panas karena efek kehujanan kemarin" Shine menatap kakaknya dengan lamat "Jangan maksain karena hasilnya gak bakalan efektif"

^^||\||^^

"LEPASIN!" Gadis cantik itu sudah meronta ronta sedari tadi, namun bukannya melepaskan para laki laki itu malah semakin mempererat cengkramannya.

Dengan sangat kasar mereka menyeret gadis yang sudah lemah tak berdaya itu.

Menghempaskannya di ubin yang sudah dipenuhi oleh debu debu.

"Kalian Siapa sih? " Dinda mendongak menatap satu persatu dari laki laki berbadan besar itu.

"Kalian butuh uang kan? Gue bisa minta nyokap bokap gue buat ngirim kalian uang." Dinda menatap mereka dengan penuh keyakinan, bukannya tergiur justru ketiga orang itu tertawa dengan kencang.

The Cool & Possesive KakelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang