60

2.2K 53 7
                                    

Sudah Direvisi, sedikit berbeda

Azlan sedang menunggu kekasihnya yang sedang ditangani oleh dokter

"Bang Lo gak ngobatin luka lo dulu? " Azlan mengabaikan Shine, membuat Shine mendengus kesal.

Tak lama dokter keluar "Gimana dok?"

Dokter tersenyum "Pasien tidak apa, untung saja lukanya tidak terlalu dalam"

Azlan mengangguk "Boleh dijenguk? "

"Silahkan" Setelah dokter pergi, Azlan langsung memasuki ruangan Dinda.

Melihat keadaan gadis itu, tubuh Azlan sedikit terhuyung karena serangan mendadak dari kekasihnya itu.

Azlan mengusap lembut surai cokelat milik Dinda seperti biasanya, dirinya menghela nafas lega setidaknya pikiran pikiran buruk di kepalanya tidak terjadi.

Fardan sudah menjelaskannya kemarin.

Azlan membiarkan Dinda menangis dalam dekapannya.

"Mama kemana kak? " Setelah tenang barulah Azlan melepas dekapannya.

"Pergi, jenguk Manda" Kalimat dari Azlan membuat Dinda tersadar kembarannya itu dimana sekarang?

Terakhir mereka di gedung tua bukan?  Setelah itu polisi datang bersamaan dengan itu ikatannya terlepas lalu ia terjatuh karena pingsan.

"Manda-"

"Dia dipenjara" Kalimat yang dilontarkan Azlan membuat tubuh Dinda menegang.

"Dipenjara?  Kamu?" Dinda menutup mulutnya dengan tangan tak percaya.

"Aku minta cabut tuntutan itu Kak!  Aku gak mau Manda dipenjara!" Dinda berteriak membentak Azlan namun respon Azlan tetap tenang.

"Iya,  aku bakalan cabut laporannya tapi aku bakalan bikin dia jera dan tau gimana rasanya tinggal dipenjara"

Bahu Dinda meluruh, pikirannya berkelana bagaimana kondisi kembarannya itu.

"Dindaa" Rena datang tergopoh gopoh memeluk Dinda erat "Lo gak papa kan?  Ini luka lo astaga" Ucap Rena yang panik sendiri melihat luka luka yang ada ditubuh sahabatnya.

"Gue gak papa Ren" Dinda tersenyum

"Gue gak nyangka Manda senekat itu" Rena menghela nafasnya "Dia benar benar berubah banyak"

"Rasa sakit yang keluarga gue kasih yang bikin dia kek gitu Ren" Dinda menunduk air matanya sudah menggenangi pelupuk matanya.

"Jangan Nangis oke semuanya baik baik aja" Rena tersenyum.

"Mela gimana? " Bersamaan dengan pertanyaan Dinda tubuh Rena menegang.

"Mela... "

"Kamu mau ketemu dia? " Rena menatap Azlan tak percaya berbeda dengan Dinda yang mengangguk cepat.

Namun bersamaan dengan itu juga ponselnya berdering.

Azlan mengangguk setelah panggilan itu diakhiri "Mela udah dapat pendonor dan lagi ditangani"

"Aku mau kesana! "Dinda langsung bangkit mengabaikan rasa sakit yg ia rasakan disekujur tubuhnya.

"Emang kamu bisa sendiri? " Pertanyaan Azlan membuat gadis itu memutar bola matanya malas "Bisa lah,  lagian luka dikaki aku gak parah parah amat gak kayak ditangan kok"

Dinda berjalan beriringan dengan Rena yang memegangi lengannya takut terjadi apa apa.

Padahalkan ah sudahlah.

The Cool & Possesive KakelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang