50

1.9K 63 0
                                    

"Kalau,waktu bisa dihentikan aku ingin selalu ada disisimu"
-The Cool & Possesive kakel

Happy Reading ❤❤

____________________________________________________________________________

Selama seminggu terakhir ini keadaan kaki Dinda sudah pulih, hanya saja selama seminggu ini pula dinding pembantas antara dirinya dan Mela semakin kokoh.

Mela membatasi diri. Begitupun dengan Rena atau Dhara. Semuanya benar benar sudah berubah.

"Ren, gue gak mau ikut campur. Tapi berapa kali sih gue harus bilang Mela ada alesan di balik semuanya" entah untuk yang keberapa kali Krystal menjelaskan hal yang sama namun lagi dan lagi Rena tak memberikan Respon.

"Dia terpaksa ngelakuin itu, bokapnya adalah pegawai dikantor bokap gue. Dan mau gak mau dia harus nurutin perkataan gue. Atau bokapnya harus get out dari kantor bokap gue" Krystal menatap serius Dhara dan Rena bergantian.

"Kalian gak tahu kan, apa yang sebenarnya terjadi sama Mela" Krystal berucap dengan lemah membuat semuanya menoleh tidak hanya Rena dan Dhara melainkan juga Michell dan Dinda yang ikut menoleh.

"Kalian gak tahu kan, penderitaan yang selama ini dia alami?" Krystal menatap satu persatu.

"Maksudnya kak?" Tanya Dinda heran.

"Mela punya penyakit akut" Krystal menunduk "Dan bodohnya gue manfaatin itu"

Mata mereka serempak membola kaget.

"Jangan bercanda kak, cuman gara gara lo mau kita maafin dia sampai ngarang segininya" Protes Dhara.

Krystal menggeleng kuat "Gue gak bercanda ataupun ngarang. Ini beneran terjadi" Krystal menahan isak tangisnya.

"Kalau emang iya, penyakit apa?" Tanya Michell.

"Gagal-ginjal" Suara Krystal melemah.

'Bruk'

Suara pulpen terjatuh, ya Rena menjatuhkan pulpennya tangannya tak lagi menari diatas kertas melainkan sudah diam membeku.

"Apa?!" Dinda bngkit dari kursinya "Gak. Gak mungkin. Mela baik baik aja kok" Suara Dinda meninggi.

"Lo tenang dulu" Michell menarik Dinda untuk kembali duduk.

"Apa kalian gak sadar, berapa hari waktu itu Mela gak masuk ngilang tanpa kabar karena apa? Dia harus cuci darah!" Krystal menegaskan ucapannya.

"Seluruh tabungan orang tuanya benar benar digunakan untuk biaya pengobatan dia, bokapnya waktu itu sampai dateng ke rumah gue untuk minjem duit" Krystal berusaha mengingat rentetan kejadian demi kejadian.

"Separah itu?" Suara Rena melemah tidak ada lagi sorot keangkuhan.

"Iya" Krystal mengangguk.

"Se-sejak kapan dia divonis?" Suara Dhara terdengar bergetar.

"Sebenarnya sejak Dia Smp udah ada tanda tanda itu, cuman selama ini dia menyangkal. Hingga dia semakin merasa sakit yang sering dirasa dirinya semakin bertambah " Krystal menjeda ucapannya.

The Cool & Possesive KakelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang