22. Rindu yang memuncak

1.3K 101 2
                                    


Ferdinand Artoris  berjalan mondar mandir tidak jelas , dia tinggal sendiri di rumah mewahnya. "Pergi kemana kau sialan, tidak kah kau tahu aku merindukan mu, dasar pria bodoh," teriak Ferd sendiri. 

Di luar rumah  Hector melakukan yang sama."bagaimana aku bisa masuk ?  itu bukan rumah ku , tidak kah kau tahu aku ingin mengatakan cinta ku, terserah kau terima atau tidak , aku harus mengatakan setidaknya kau tahu hati ku,"  teriak Hector di taman. Hector menunggu Fred keluar atau datang memasuki rumah nya. Mata nya selalu tertuju ke pintu rumah yang lebih mirip mansion.

"Lebih baik aku keluar mencari angin atau minum di bar milik Mario,"pikir Ferd. Tetapi bagaimana jika dia datang tidak ada yang membuka pintu untuk nya , sialan saat ini dia butuh pelayan atau siapa pun untuk penjaga rumah. Biasanya Ferd tidak peduli , dia lebih suka sendirian. Hanya tiga kali pelayan datang dalam satu minggu membersihkan rumah nya.  Ferd tidak pernah menemui tamu dirumahnya. Paman nya dan Donatto memiliki kunci sendiri di rumah itu.

Kemana dia pergi , selarut ini masih belum pulang , pikir Hector di luar taman . Apakah harus ku ketuk atau ada bel untuk memberitahukan aku di luar jika dia ada didalam rumah. Hector berjalan kearah pintu , dia ragu untuk mengetuk pintu pagar tinggi di rumah itu . Kenapa rumah ini besar sekali, mana mungkin dia dengar ketukan pintu  jika berada dirumah. Hector berbalik lagi.

Sementara diwaktu yang sama Ferd juga batal keluar berpikir Jika Hector datang tidak ada orang dirumah. "Sialan, pria bodoh itu selalu membuat ku kuatir."

"Persetan dengan semuanya , aku butuh udara segar,"  teriak Ferd.

"Persetan , dia ada atau tidak dengar atau tidak aku ketuk saja rumah nya atau aku robohkan saja pagarnya," teriak Hector.

Saat bersamaan Ferd membuka pintu dan Hector hendak mengetuk pintu. Kedua terkejut saling bertemu pandangan mereka.

Ferd langsung memeluk Hector erat seolah takut kehilangan lagi. Hector pun melakukan hal yang sama. Mungkin jika dalam film ada soundtrak drum  keras   seperti maju peperangan mengiringi pertemuan dua lelaki yang dilanda kerinduan mendalam penuh gejolak di hati mereka.

"Pria bodoh, kemana saja diri mu, tidak kah kau tahu aku sangat kuatir," teriak marah Ferd.

"Kenapa kau pilih tinggal dirumah dengan pagar setinggi ini, tidak kah kau tahu aku sudah lama menunggu diluar untuk masuk, ini bukan rumah ku bagaimana aku bisa masuk,"  teriak Hector.

"Bagaimana kau keluar tadi, kenapa tidak pamit jika mau keluar,"  kata Ferd.

"Tadi kau ada tamu, pintu terbuka saat para pelayan  membuka pintu , aku keluar saja duduk di taman depan, ternyata saat kembali pintu sudah tertutup rapat, bagaimana aku bisa masuk?" jawab Hector.

Perut Hector berbunyi tanda lapar. Ferd langsung tertawa, "tidak ada makan di rumah , sebaiknya kita keluar mencari makanan."

Sialan kenapa perut ini selalu saja bersuara , mengganggu saat romantis ku bersamanya, saat aku ingin mengucapkan kata cinta , perut ini tidak mau mengerti juga, hati Hector mengerutu karena perut nya.

Bagi Ferd suara perut kelaparan  milik Hector lah yang menjadi salah satu daya tarik pria ini, kerinduan nya ingin selalu mendengar suara perut Hector yang kelaparan seperti nyanyian merdu di telinganya. Suara perut ini juga lah yang meyakinkan nya bahwa pria yang dicintainya masih berada disampingnya.

"Sebentar, tunggu sebentar ada yang ingin kukatakan," kata Hector.

"Aku bisa menunggu, tetapi perutmu tidak bisa menunggu, atau kau ingin pingsan lagi seperti kemarin,"  jawab Ferd. Tentu saja Ferd tidak ingin kekasihnya pingsan lagi.

TWINS AZRÆLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang