58. Menyadari

812 90 3
                                    


"Bawa aku pergi, aku tidak ingin kembali,"  kata Lucia kepada Luke Rhougeff.

"Kemana aku barus membawa mu," tanya Luke sambil berjalan membawa Lucia yang bersandar padanya.

"Kemana saja , asal tidak kembali ketempat itu atau kerumah ku," pinta Lucia yang semakin lemas.

Luke membawa Lucia kerumah kecilnya.

Ibunya kaget menyambut mereka.

"Jangan bertanya apapun , aku mohon , dia sedang ada masalah , jangan menambah beban nya,"  pinta Luke pada Ibunya.

Sang ibu mengerti , putranya jarang sekali bersikap seperti ini. 

"Tunggu sebentar , ibu siapkan kamar,"  kata sang ibu.

"Tidak usah bu, dia akan di kamar ku", kata Luke, tidak mungkin menunggu ibunya menyiapkan kamar , kondisi Lucia sudah semakin memburuk.

Lucia tertidur di ranjang milik Luke. Pria ini setia memandangi wajah cantik wanita yang sudah di kagumi sejak sekokah menengah....

Harry pov...

Antara marah dan sakit hati menyatu di hati Harry , bayangan Anna dan keluarga nya  yang menipunya kembali mengisi otaknya. "Aku harus kuat, tak akan kubiarkan mereka menyakiti ku", guman Harry pelan. Erangan penuh nafsu Ferlia dibawah Aldo serta kata-kata , milik mu lebih memuaskan dari Harry, Melintasi pikiran nya.

"Jangan keraskan Hati mu, kau membuat ku kuatir," kata Wlliam menyadarkan Harry di dadanya dan mengelus  kepalanya. Bersandar di dada William terasa seperti bersama ayahnya, Harry merindukan kasih sayang ayah nya.Harry merasakan kehilangan ayahnya , berbeda dengan  adik-adik nya yang masih kecil , saat itu Harry sudah cukup umur untuk mengingat semua tentang ayahnya. 

"Ayah , aku merindukan mu,"  kata Harry yang kemudian tertidur.....

"Anak ini  terlihat sangat tertekan , ternyata kehilangan ayah membuatnya sangat terluka," pikir William. Dibanding kedua adik nya justru Harry lah yang paling lemah , semua kepalsan berhasil dia sembunyikan untuk terlihat kuat. Hati William tersentuh ikut merasakan sakit  , keponakan kecil nya sekarang sangat menderita kepahitan. Andai saja dia ada mungkin segala masalah bisa di ceritakannnya , sekarang hubungan mereka terasa jauh. William sangat menyesal, dia gagal menjadi seorang paman yang baik.

"Paman berjanji akan membantu mu menyelesaikan masalah hati mu," kata  dalam hatinya . Mungkin selama ini Harry berusaha terlihat kuat untuk memberi contoh kepada kedya adiknya.

Author pov...

Di puncak bukit ....

Andrew memimpin . Brado terlihat berusaha menyelesaikan nya, dada bidangnya turun naik, nafas nya tersenggal-senggal. Sementara Marco sudah dekat berusaha mengejar Brado.

Dari awal perjalanan, Andrew sengaja menghalangi jalan Marco secara diam-diam, dan sebaliknya memuluskan jalan Brado. 

Sementara itu Sergey berusaha menyemangati Robin untuk bergerak cepat. Ingin rasa nya Sergey mengendong Robin supaya dapat bergerak cepat.

Sergey memutar otaknya , harus ada cara lain supaya mereka berdua berada di depan.

"Kau berani lewat tebing itu", tanya Sergey menunjuk jalan pintas yang terjal."

Robin mengeleng,"aku tidak pernah melakukan nya." 

Sergey tertawa,"ha haha..ha, tentu harus ada yang pertama, jika berani , ayo kita coba, jangan kuatir ada aku." 

Entah dari mana Sergey mengeluarkan peralatan mendaki. Berupa tali dan tembakan , paraseling . Setelah mengecek kekuatan tali Sergey memasang sabuk pengaman kepinggang Robin. 

TWINS AZRÆLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang