76. Alberto 2

2K 94 21
                                    


Alberto pov

"Baik lah , jika itu keinginan mu," kata Amed berdiri menghampiri Arash . 

Amed memeluk Arash dan menahan kepala Arash dengan kedua tangan nya , bibir nya dengan buas melumati bibir yang kurasakan manis di masa lalu.

Aku tentu tidak diam   . Kubuka baju Arash dan Amed . Dengan buas Amed melumat dada Arash yang ditumbuhi bulu halus secara bergantian kiri dan kanan.

Arash mendesah pasrah.

Amed mendorong Aras terbaring dan membuka kedua kaki nya. Bibir nya melumati milik Arash yang sudah mengacung tegak . Aku   jongkok tepat di milik Amed dan melumati miliknya.

Dengan lidah nya Amed membasahi lubang milik Arash yang mendesah nafsu.

Kuarahkan batang perkasa milik kekasih ku ke lubang sempit milik Arash.

"Tolong lakukan perlahan , sudah lama aku tidak melakukan hal ini, " wajah Arash ketakutan.

"Milik nya terlalu besar aku takut," kata Arash bergetar.

"Jangan takut , relax kan tubuh mu,"kata ku sambil mulai melumat milik Arash.

"Sempit sekali, aku rasa tidak akan bisa masuk,"kata Amed dengan nafas cepat terlihat di penuhi nafsu. Amed terus mendorong miliknya perlahan. 

"Sakit, achhh..."teriak Arash.  Saat Amed mulai memasuki milik Arash.

Perlahan milik Amed  terus menerobos  dan sudah hampir masuk semuanya.

Aku ber balik  kulumat bibir Arash untuk mengalihkan rasa sakitnya.


Amed bergerak perlahan semakin lama semakin cepat . Kupeluk Arash dari samping untuk menenangkan nya, nafasnya memburu diselingi erangan nafsu yang ditahan  nya.

Kulirik milik Arash yang terus menerus mengeluarkan cairan , aku merasakan Arash sudah lama tidak bercinta, beberapa kali tubuhnya mengelinjang .

Amed tetap bergerak dan membungkuk terus memeluk Arash ," luar biasa nikmat ," bisik Amed ke telinga Arash tentu saja aku mendengarnya. Aku tersenyum , Amed juga tersenyum kearah ku.

Tanpa sadar Arash memohon ,"lebih cepat , nikmat sekali , sudah lama aku tidak merasakan seperti ini."

Amed melumat bibir Arash dan bibir ku bergantian , kemudian  menarik ku berdiri  menjilati dan menghisap milik ku.   Aku tidak tahan  ku keluarkan cairan  milik ku , aku sudah tahu kesukaan kekasih ku tentu semuanya di telan habis . Aku berpindah,memeluk nya dari belakang sambil terus mencium leher dan tengkuk nya. 

Tubuh Arash terus menerus bergetar dan mengelinjang , milik ya semakin banyak mengeluarkan cairan kepuasannya.

Amed menjerit keras,"achhh...., aku tidak kuat lagi ,,,, achh ... nikmat sekali , ...ach..."

Memang sudah beberapa bulan kami tidak melakukan hubungan seperti ini, aku menyadari Amed merindukan nya, aku sengaja meminta tolong  Arash untuk mengantikan ku, aku tahu Arash juga membutuhkan hal ini, dari cerita Jose aku tahu Arash tidak pernah lagi jatuh cinta, memang beberapa kali Arash menyewa gigolo untuk nya tetapi Arash tidak penah merasakan seperti saat kami bercinta.

"Semoga bersama Amed , Arash merasakan kepuasan yang yang di rindukan nya,".....


Setelah keduanya saling mau menerima permintaan ku , Aku , Amed dan Arash pulang ke Amerika . Tentu saja setelah menerima ejekan dari mulut pedas si hidup bengkok.

TWINS AZRÆLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang