2

428 40 1
                                    

Cukup lama ia duduk di pinggir lapangan, dua orang gadis datang dengan membawa satu botol minuman masing-masing.

"Hel, lo telat?" tanya Muti.

"Hmm."

"Kenapa? Bangun kesiangan lagi?" kekeh Dara.

Rachel hanya mendengus mendengar per--nyataan Dara.

"Lo tau dimana Gina?" tanyanya kemudian.

"Kok tanya kita? Kan elo yang satu fakultas sama dia."

"Nggak nemu."

"Kok bisa?"

"Gue baris paling belakang."

"Ooh, pantes, soalnya tadi dia barisnya paling depan banget." jawab Muti, "Tapi kok itu anak nggak keliatan ya, kemana sih?" herannya.

Rachel dan Dara sama-sama mengedikkan bahu mereka. Tidak lama Rachel bangun dari duduknya dan sedikit menepuk pantatnya menghilangkan debu pasir yang menempel di celana jeans yang ia kenakan. Sekali lagi gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kampus, namun sosok yang ia cari-cari tidak juga terlihat.

"Temenin gue ke kantin yuk, haus."

"Yah, padahal gue sama Muti baru dari kantin." Dara mencembik, "Tapi nggak papa deh, siapa tau ketemu senior cogan disana."

Muti memutar bola matanya jengah sementara Rachel hanya tersenyum tipis melihat reaksi temannya itu.

Suasana ramai sudah pasti di temui setiap orang jika sedang berada di kantin saat jam istirahat, begitupun dengan seorang gadis yang kini tengah mengulurkan tangannya menjangkau sebuah botol air mineral yang terletak di salah satu meja kantin. Rasanya, ia seperti ingin memanjangkan tangannya saja agar ia bisa dengan mudah mengambil minuman itu. Sungguh, ia sangat haus sekarang. Cuaca yang panas, matahari yang berhadapan langsung dengan wajahnya yang polos tanpa adanya perlindungan dari topi yang bertengger di kepala, dan upacara yang berlangsung lama, di tambah juga dengan dirinya yang baris paling depan, membuatnya seperti baru saja di panggang diatas bara api yang menyala.

Dengan mengandalkan tubuhnya yang mungil, gadis itu memiringkan badannya dan menyelinap di sela-sela banyaknya pembeli di kantin. Ia rela berdesak-desakkan asalkan ia bisa mendapatkan sebotol air penghilang dahaga itu.

Gadis itu, Gina. Dengan cepat ia keluar dari kerumunan manusia yang sekarang sepertinya menjelma menjadi zombie. Bagaimana tidak, tadi, saat gadis itu menyelinap mengambil botol air mineral, ia juga harus berjuang menahan perih di tangannya karna cakaran-cakaran tragis yang sepertinya mengalahkan tajamnya cakaran harimau.

Setelah membayar air minumnya, gadis itu segera keluar dari kantin hingga ia bisa menghembuskan napasnya lega. Sambil berjalan, gadis itu membuka tutup botol air mineralnya dan meneguk isinya hingga tersisa setangah. Gina memfokuskan pandangannya saat melihat tiga sosok tubuh yang ia kenal fisiknya. Dan benar saja, mereka adalah ketiga temannya yang sedang berjalan menghampiri dirinya. Bisa gadis itu pastikan, jika mereka ingin ke kantin.

"Kalian mau ke kantin?" tanyanya memastikan yang dibalas anggukan oleh ketiganya. "Mending nggak usah deh, penuh banget soalnya, sesek, udah gitu kena cakaran lagi." sarannya.

"Gue haus."

"Samaan aja ya sama gue," Gina mengangkat botol air mineralnya setinggi dada. "Kita bagi dua."ujar Gina temannya sejak kelas 8 smp.

"Enggak, gue beli sendiri aja."

"Tapi penuh Hel.., sumpah deh, sumpek banget."

"Bodo amat." Rachel langsung menerobos masuk ke kantin untuk membeli minuman.

"Lo kemana aja sih Gin, dari tadi dicariin juga." gerutu Dara. "Lo tau nggak, kita panas-panasan nungguin lo di lapangan lama banget."

"Tau, lagian lo kenapa nggak nongol di chat group? Habis kuota lagi?" timpal Muti.

Gina menyengir, "Hehe, sorry guys, tadi gue kehausan banget, makannya langsung ke kantin." jelasnya, "Soal gue nggak cek grup, hp gue ketinggalan, lupa bawa." dua jari tangan kanannya terangkat tanda damai.

"Kebiasaan." cibir Muti, "Lagian kalo lo lama di kantin, kenapa nggak ketemu sama kita berdua coba? Gue sama Dara tadi juga ke kantin."

"Masa sih?" sebelah alis Gina terangkat, "Oh iya gue lupa, tadi gue ke toilet dulu, buang air kecil. Abis itu baru deh ke kantin."

"Sama siapa lo ke toilet?"

"Sama temen baru, namanya Anisa."

"Terus sekarang kemana?" tanya Dara.

"Nggak tau, katanya sih nemuin sepupunya yang jadi senior disini."

"Si--"

"Ekhem,"

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang