42

96 7 0
                                    

"Kenapa kamu nggak mau dijemput Matthew lagi?"

Tuh kan!

"Ngerepotin."

"Masa?"

"Pa.." panggil Rachel gemas. "Kasian Kak Matthew kalo harus tiap hari jemput Rachel."

Papa mendongak, "Justru, ini permintaan ayahnya Matthew." diletakkannya phonsel Rachel di sampingnya. Dihampirinya Rachel yang sedang memasang wajah kesal. "Ayah Matthew bilang, kamu bisa mengembalikan Matthew yang dulu."

"Maksud Papa?"

"Papa juga nggak tau pasti. Tapi, Om Troye bilang, kamu itu bisa mengobati kerinduan Matthew sama orang yang pernah dia sayangi. Orang itu udah pergi, dan nggak bakal kembali."

Rachel tidak mengerti. Sungguh.

"Kenapa harus Rachel?"

"Karna ada suatu kesamaan dari kamu dan orang itu." papa mengusap lembut rambut panjang Rachel yang dibiarkan terurai. "Om Troye percaya, kalau kamu bisa membantu Matthew melupakan masa lalunya." senyum lembut papa terukir jelas. "Papa yakin kamu bisa. Dan, asal kamu tau, Matthew sama sekali nggak keberatan kalau harus jemput kamu setiap hari."

"Tapi, kan Pa--"

Papa menggeleng. "Kamu diincar lagi. Papa cuma bisa minta Matthew buat jagain kamu." kembali tersenyum, di bawanya kepala Rachel kedalam dekap, mengecup lembut pucuk kepala anaknya itu.

Rachel diam menatap papanya yang kini berjalan keluar dari kamarnya. Bahu gadis itu merosot. Matanya menggerling kemana-mana, mencoba memahami apa yang dikatakan papanya.

Kenapa harus dirinya?

Memangnya ada apa dengan masalalu Matthew?

Mengubah sikap Matthew menjadi seperti semula? Hah? Yang benar saja. Rachel rasa hal itu tidak akan pernah bisa terjadi.

Rachel jadi bingung, jika om Troye memintanya membantu Matthew melupakan masalalunya, membuatnya kembali ke sikapnya dulu, memangnya seperti apa Matthew yang dulu?

Tapi selain semua itu yang ia pikirkan. Kata-kata terakhir papanya sekaligus membuatnya takut.

...

Deru motor yang berada di halaman rumah membuat gadis yang tengah duduk pada sofa ruang tengah menoleh ke arah pintu.

Keningnya terpaut satu sama lain. Siapa?

Mba Maya yang baru saja membukakan pintu menghampiri gadis itu, memberitahu anak majikannya itu jika dia sudah di tunggu di depan.

Mengangguk sekali, gadis itu kemudian berjalan keluar melihat siapa orang itu. Kepalanya sedikit dimiringkan ke kanan, mencoba mengenali siapa lelaki yang tengah duduk di jok motor dengan helm yang masih terpasang di kepalanya,sedang membenarkan jam tangannya.

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang