25

135 7 0
                                    

"Lo kangen Jarjit? Berapa lama lo nggak nonton upin ipin?"

"Rel, serius!"

"Ini juga lagi serius Darren.."

"Rel, nyesel deh gue ngajak lo kesini."

"Kenapa?"

Darren menghela napas sejenak, "Ngerusak suasana."

"Tega lo Bang.." Darrel sedih. "Errel jadi syedih. Kehadiran Errel tidak diharapkan disini."

Darren kembali menghela napasnya, kali ini karena jengah. "Nggak usah drama deh Rel."

"Siapa yang drama? Abang Erren emang jahat kan sama Errel."

"Jangan panggil aku Erren,Rel. Aku nggak suka itu panggilan aku waktu kecil."

"Kenapa?Panggilan aku kurang romantis buat kamu?" Darrel mengubah posisi duduknya menyamping, meraih tangan Darren dan menggenggamnya.

Dengan berat hati Darren menjawab, "Iyah, aku sudah bosyan mendengarnya."

"Tapi aku syuka manggil gitcuu.."

"Yaudah lah, terserah kamu."

Darrel tersenyum dalam diamnya. Darren, kakaknya yang memang mempunyai muka bunglon itu sudah terpancing dengan umpannya.

Kadang, Darrel merasa sebal dengan Darren yang bisa merubah sikapnya di depan pacar, dan teman-temannya. Lelaki itu selalu terlihat cool di luar rumah. Dan sekarang, waktunya Darrel membawa sikap kakaknya yang hanya ditunjukkan di rumah itu ke depan umum.

"Kamu nggak apa-apa aku panggil gitu?"

Darren membuat ekspresi wajahnya seimut mungkin, dengan berlagak anak polos lelaki itu menggeleng. "Nggak apa-apa."

"MANTAP!" seru Darrel heboh. "Drama gue emang gagal sama Lucas. Tapi tergantikan dengan abang gue. Whuuu!!"

Seperti habis terhipnotis, Darren sadar dari sikap aslinya. Matanya semakin membulat lebar saat semua yang ada disana menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Aneh, heran, bingung, dan tidak menyangka jika seorang sosok Darren bisa bertingkah seperti itu.

"Darren, are you okay?" tanya sang kekasih memastikan.

Darren menggeleng, kemudian mengangguk. "Ya, aku oke."

"Tadi beneran kamu?" tanya Dara,

Bahkan pacarnya saja tidak tahu sikap asli Darren? Pikir Darrel.

"Bukan Ra, tadi itu dia kerasukan."

"Shutt! Diem lo taik."

"Apa? Mau apa lo?"

"Anjer lu Rel. Jahat banget lo bongkar aib Abang sendiri."

"Idihh, suka-suka gue lah, aib-aib elo juga lagian."

"Darrel."

"Iya sayang.."

Dan berikutnya, mereka kembali berdebat dengan alasan yang tidak masuk akal. Disaksikan oleh semua yang ada disana.

Rachel, Gina, Anisa, dan Muti yang awalnya mulai terkejut karna perubahan Darren yang jadi banyak bicara sejak siang tadi, saat lelaki itu menyuruh mereka untuk mendekor rofftop semakin tidak percaya dengan perkataan Darren tadi.

Darren, lelaki itu menghela napasnya pasrah. Jadi, mulai sekarang ia tidak bisa lagi bertingkah sok cool di hadapan temannya itu. Dan ia akui, jika sebenarnya ia adalah lelaki yang anti jaim, banyam bicara, bawel, dan humble. Tapi, ada beberapa hal yang membuatnya kini sedikit demi sedikit sikap aslinya itu. Dan kenapa ia bersikap anti jaim hanya saat dirumah saja?

Jawabannya adalah, ia tidak ingin melihat bundanya bersedih karna teringat mendiang ayahnya. Maka dari itu, ia dan juga Darrel adiknya berusaha keras untuk membuat bunda mereka merelakan kepergian ayahnya.

Untuk sikap asli Darren yang sudah terbongkar, setidaknya itu hanya diketahui oleh pacarnya dan enam temannya. Dengan yang lain?

Darren masih bisa memakai muka bunglonnya bukan.
Dan itu, juga tentu beralasan.

°°°

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang