37

79 5 0
                                    

Muti menoleh menatap Gina yang di balas gadis itu dengan kedikan bahu tanda tidak tahu.

"Hel?" panggil Muti.

Gina yang duduk di seberang Muti pun mengajak Anisa untuk bertukar posisi. Hingga ia duduk di samping Rachel.

"Hel?" panggil Gina seraya menepuk pelan pundak Rachel.

"Eh?" dan Rachel tersadar dari lamunannya. "Ya? Kenapa?"

"Lo ngelamun?"

"Enggak,"

"Bohong."

"Apaan sih Gin?  Beneran enggak kok."

Gina tentu tidak percaya, "Ngelamunin apa?"

Detik berikutnya, gadis yang ditanya kembali melamun.

Gina mengehela napasnya pelan. Sekali lagi gadis itu menepuk pundak Rachel.

"Nggak salah lagi. Lo ngelamunin apasih?"

"Rapat tadi."

"Masalah kita nggak satu tim?" tebak Gina tepat sasaran.

Rachel mengangguk.

"Kenapa emangnya?"

"Kan nggak ada yang gue kenal." keluh Rachel.

"Bukannya ada Tommy? Perasaan waktu itu lo udah pernah ke kantin bareng sama dia."

"Lo pasti tau apa alasan gue pengennya sama kalian." jawaban Rachel membuat keadaan menghening beberapa saat.

"Kak Matthew pasti jagain lo." ucap Muti.

"Kenapa jadi dia?"

"Lo pasti berpikiran kalo ini semua karna bokap lo kan?"

"Iya."

"Bokap lo pasti udah nitipin lo sama Kak Matthew. Dan gue yakin, dia bakal ngejagain lo."

Rachel diam tidak tahu harus berkata apa. Tadi dalam diamnya ia bingung, kenapa Muti bisa seyakin itu jika Matthew akan menjaganya. Tapi Rachel urung mengeluarkan pertanyaannya.

"Udah yuk!" Dara berseru. "Kita harus balik ke aula. Bentar lagi kita otw, buat survei lokasi." gadis itu menunjukkan layar phonselnya. "Darren udah ngechat nih."

Semua mengangguk. Mereka berdiri, dam berjalan bersama meninggalkam kantin.

...

Tommy sedikit berlari menghampiri Rachel yang sudah keluar dari aula.

"Rachel!" panggilnya menghentikan langkah gadis itu. "Lo bawa mobil sendiri?"

"Enggak."

"Mau bareng gue? Gue bawa mobil kok. Yuk."

"Eng--"

"Ayo." sebuah tangan sudah berhasil menggenggam tangannya dan membawanya menuju parkiran.

Itu bukan tangan Tommy. Melainkan,

"Kak Matt?" kerutan bingung tercipta di kening Rachel. Ditolehnya Tommy yang tetap pada posisinya dengan pandangan yang sulit di artikan.

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang