MR.FLAT

34

"Kenapa responnya gitu?" mama bertanya, "Ayok udah kamu cepet samperin Matthewnya, abis itu langsung berangkat. Kasian Matthew udah nunggu kamu."

"Tapi Ma.."

"Udah, ayok. Kalo kamu nggak mau, Papa batal izinin kamu ikutan acara baksos."

Dan, Rachel hanya bisa menghela napasnya pasrah mendengar ucapan papanya.

Dengan sedikit lesu, ia melangkahkan kakinya menghampiri Matthew.

"Hai Kak," sapanya canggung.

Matthew menatapnya sejenak, kemudian lelaki itu berdiri, tanpa merespon sapaan Rachel ia langsung menghampiri mama dan papa Rachel untuk berpamitan.

"Kami berangkat Om, Tante," Matthew meraih tangan Rachel, berniat membawa gadis itu cepat pergi. Tapi urung, karna Rachel melepaskan cekalan tangannya. Hingga gadis itu mendapat tatapan penuh peringatan dari Matthew.

"Aku mau salim dulu kali Kak," ringis gadis itu. "Ma, Pa, Rachel berangkat, assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsallam, Matt, Om titip putri Om ya."

Matthew mengangguk.

...

"Hel, gimana ceritanya lo bisa berangkat bareng Kak Matthew?"

"Iya Hel. Bukannya kalian nggak pernah deket ya?"

"Ho'oh, jangan-jangan sebelumnya lo udah kenal duluan ya sama Kak Matthew?"

Pertanyaan terakhir dari Dara berhasil membuat ketiga menggeleng bersamaan. Gina dan Muti, mereka jelas tahu jika Rachel sebelumnya belum pernah sama sekali dekat dengan Matthew. Sementara Rachel, gadis itu tidak habis pikir bagaimana bisa Dara berkesimpulan seperti itu.

Kini, keempat gadis itu, ditambah Anisa yang hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka, sedang berada di dalam aula kampus untuk menghadiri rapat kegiatan baksos minggu akan datang.

Rachel menghela napasnya terlebih dahulu, sebelum menceritakan kronologis kejadian bagaimana bisa ia berangkat bersama Matthew tadi pagi.

Sayang, tepat saat Rachel membuka mulutnya ingin mulai bicara, deretan para senior yang menjadi panitia pelaksana kegiatan baksos memasuki aula. Membuat Rachel mengurungkan niatnya, dan mulai memperbaiki duduknya. Begitu juga dengan yang lain.