Matthew kembali menutup pintu mobilnya saat seorang gadis melintas di depannya. Tanpa memanggilnya, ia langsung menghentikan langkah gadis itu dengan meraih tangannya.
Mendapat respon terkejut dari gadis itu, Matthew segera melepaskan cekalan tangannya pada gadis itu.
"Lo ikut." ucapnya tidak jelas, membuat kerutan bingung tercipta di kening gadis cantik itu, Rachel.
"Ikut?" gadis itu membeo, "Ikut apa?"
"Baksos."
"Oh, belum tau Kak, aku mau tanya dulu sama Papa."
"Gaperlu."
"Kenapa?"
Matthew mengedikkan bahu.
"Ma'af Kak, tapi aku harus izin dulu sama Papa sama Mama,"
"Diizinin."
"Siapa?"
"Lo."
"Sama siapa?"
"Bokap lo."
"Kenapa Kakak bisa ambil kesimpulan gitu?"
"Perintah."
"Perintah?"
Matthew berdecak sebal. Gadis di depannya ini memang benar-benar banyak tanya!
"Tanya bokap lo."
Rachel mengerutkan keningnya, belum sempat ia kembali bertanya, Matthew sudah meninggalkannya. Hingga mobil lelaki itu menghilang dari balik tembok pembatas parkiran, phonselnya berbunyi ada telepon masuk.
Papa.
Rachel segera menggeser tombol hijau untuk menjawab telpon papanya.
"Iya Pa?"
"Sudah? "
"Apanya?"
"Daftar buat ikut acara baksos?"
"Kan Rachel belum izin sama Papa."
"Papa izinin, dan Papa sudah menitipkan kamu sama Matthew. Dia yang akan menjaga kamu nanti, Papa tau kamu pasti masih trauma dengan penculikan kamu waktu itu."
Belum sempat Rachel meminta izin, papanya itu sudah mengizinkannya. Dan untuk ucapan Matthew tadi, ia sudah mendapat jawabannya sebelum sempat bertanya pada papanya.
Rachel ingin menyanggah.
"Tapi Pa, nanti kalo Rachel ngerepotin Kak Matthew gimana?"
"Nggak akan, Papa sudah membicarakan ini sebelumnya dengan ayahnya, dan Matthew juga tidak keberatan dengan permintaan Papa."
"Pa, orang bisa aja bilang enggak di depan. Tapi siapa taukan dia sebenernya kerepotan sama permintaan Papa."
"Papa percaya dengan jawaban dia. Kamu nggak perlu khawatir, dia tidak akan kerepotan menjaga kamu."
"Tapi Pa, Ra--"
"Sudah ya, Papa harus nemuin client Papa. Hati-hati kamu di jalan. Robin sudah menunggumu di depan gerbang."
Dan papa langsung menutup sambungan telponnya.
Rachel menghela napasnya pasrah. Tidak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi nanti saat ia ikut acara baksos. Bahu gadis itu merosot ke bawah, langkahnya terkesan lunglai menghampiri mobilnya. Melewati gerbang, ia membunyikan klakson mobilnya agar Robin--pengawalnya yang di tugaskan papa--segera mengiri mobilnya.
Di dalam mobil, Rachel merenungkan hidupnya yang terkesan terlalu drama. Ia melirik cermin yang menggantung di atasnya, mobil Robin melaju di belakangnya. Jujur, Rachel merasa risih dengan keamanan yang di berikan papanya. Ia merasa seperti anak manja yang harus di kawal kemana-mana.
Robin, pengawal pribadinya yang akan selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Lelaki yang memiliki tubuh atletis dan rambut coklat panjang yang disisir ke belakang hingga mencapai kerah.
Rachel menggelengkan kepalanya seraya menghela napas berat. Memikirkan acara baksos membuatnya sedikit pusing, tidak tahu harus melakukan apa nantinya. Di tambah lagi papanya yang meminta Matthew, senior yang terkenal dengan tatapannya yang tajam, kehematannya dalam bicara, dan sikapnya yang dingin membuat Rachel semakin frustasi dengan pikirannya akan senior itu.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.FLAT
RandomBingung...gue lagi jatuh cinta sama orang atau triplek ? Cover:Do Kyungsoo EXO Don't Copy My Stories!❤