8

255 34 0
                                    

"Oke." serunya kemudian, "Gue mau, lo." tunjuknya pada sosok laki-laki di belakang Tommy.

"Saya Kak?"

"Ya, elo. Gue mau, lo ambilin satu bangku di gudang belakang buat ntar gue pake pas kumpul."

"Di bawa kemana Kak?"

"Sini." tunjuk Bill pada tempatnya berdiri. "Dan lo bertiga, gue mau kalian kumpulin semua senior dan suruh mereka kumpul kesini. Sambil minta tanda tangan." tunjuknya beralih pada tiga gadis yang terlihat selalu bersama.

"Lo-- eh, lo kenapa pucet gitu?" tanya Bill pada satu gadis yang bibirnya terlihat pucat.

"Sakit Kak," jawab temannya yang membopong gadis itu. "Boleh izin ke UKS nggak Kak?"

"Yaudah, lo temenin dia." Bill mengizinkan. "Dan kalian berempat," alihnya pada Tommy, Rachel, Gina, dan Anisa. "Gue mau tiga orang disini buat bantuin bersih-bersih sama angkat beberapa barang buat dipindahin. Dan buat satu orang yang nggak tinggal, ini tugasnya sedikit berat. Karna gue minta, dia nyamperin senior yang lagi duduk di situ." lengan Bill terangkat dan jari telunjuknya mengarah pada seorang gadis yang tengah duduk di salah satu bangku taman kelas. "Kalian liat kan, penampilan dia berlebihan banget, dan gue minta salah satu dari kalian nyamperin dia dan bilang kalo penampilan dia norak, dan dia harus ubah penampilannya." tantang Bill.

"Gimana? Siapa yang mau? Tapi kalo Tommy kayaknya nggak mungkin deh. Lo harus tetap disini buat angkatin beberapa barang."

"Gimana, siapa di antara lo bertiga yang mau? Masalahnya tuh gini ya, udah banyak dosen yang nasehatin dia, tapi nggak mempan."

Ketiganya saling pandang dengan ekspresi ogah-ogahan.

"Lama deh kalian. Gue aja deh ya yang nunjuk." Bill meletakkan satu jari telunjuknya di dagu. 

"Gue pilih lo." tunjuknya pada Rachel. "Dan lo berdua, gue mau lo bantuin Tommy beresin ruangan ini." tunjuknya pula pada Gina dan Anisa.

"Siap Kak." jawab Gina dan Anisa bersamaan dengan girang.

"Mangat beb,"

"Semangat Rachel.."

Ucap keduanya pula bergantian. Rachel mengehela napasnya pelan dan mengangguk.

"Nama lo Rachel?" tanya Bill.

"Iya Kak."

"Siap ngelaksanain tantangan?"

Rachel mengangguk kaku.

"Oke, ntar abis ini kalian boleh istirahat."

Semua lantas bubar melaksanakan tugas masing-masing.

Rachel dengan ragu melangkahkan kakinya menghampiri senior perempuan yang sangat cantik itu. Dalam hati gadis itu berpikir kata apa yang harus ia ucapkan nantinya. Hingga sampai di belakang senior itu, Rachel berdiri mematung memirkan kalimat apa yang harus ia ungkapkan.

"Lo kenapa?" 

Rachel tergagap saat senior itu menyentuh pundaknya. "E-enggak apa-apa Kak."

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang