19

160 6 0
                                    

Rambut? Sudah rapi.

Pakaian? Lebih rapi.

Badan? Sudah wangi.

Dompet? Sudah terisi.

Penampilan? Sudah pasti. Perfect.

Dengan setelan celana jeans dan kaos hitam polos yang kemudian dilapisi dengan jaket berbahan dasar kulit, tatanan rambut yang kini berubah karna sudah ia potong dengan model baru. Jika sebelum ini rambutnya sedikit panjang bahkan hingga menyentuh bagian tengkuk dan selalu di arahkan ke belakang, kini ia merubah gaya rambutnya itu menjadi lebih pendek dan ia arahkan ke kanan.

Meraih kunci mobilnya di nakas, ia berjalan menuruni anak tangga dan segera meluncur menjemput sang kekasih setelah sempat berpamitan dengan ibunya.

Melihat sesosok gadis cantik yang sedang berdiri di depan sebuah rumah minimalis dengan design modern berlantai dua, ia segera turun dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobil dan duduk disampingnya.

"Kita mau kemana?" tanya sang kekasih dengan suara lembutnya.

Yang ditanya menolehkan kepalanya kemudian tersenyum sambil mengusap pipi gadis itu. "Ikut aja yah,"

Mendapat jawaban lembut serta senyum menawan dari lelaki di depannya, membuat gadis itu tak pelak mengangguk.

Darren Nicholas, lelaki tampan yang notabennya adalah kekasih dari gadis cantik Dara Syarifa itu kini mulai menyalakan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan di bawah rata-rata menuju sebuah tempat yang sudah ia siapkan untuk acaranya dan juga kekasih tercintanya itu.

Hari yang memang sudah menjelang sore pun membuat jalanan mulai memadat dengan banyaknya kendaraan. Dara menyandarkan badannya ke bahu Darren saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah. Helaan napasnya terdengar, menandakan gadis itu tengah dilanda bosan.

Darren yang memahami gadisnya sedang bosan meraih kepala Dara untuk bersandar di dada bidangnya, mengusap dengan lembut, mengecup dahinya dengan penuh kasih sayang. Lelaki itu terkekeh saat Dara mendongakkan kepalanya dengan malu-malu.

Lampu kembali hijau, Dara membenarkan posisi duduknya dan mengambil phonsel untuk mengurangi kejenuhannya.

Tiba di tempat tujuan, Darren mengajak Dara untuk segera turun dan menggandeng tangan kanan gadisnya itu untuk mengikuti langkahnya. Dengan lembut, Darren menuntun langkah Dara menuju rofftop gedung perusahaan ayahnya yang kini di kelola oleh bundanya semenjak ayahnya menutup mata untuk selamanya.

Dara hanya bisa mengerutkan keningnya bingung sambil mengikuti langkah Darren. Ada terbesit rasa takut yang ia rasa. Pasalnya, mereka tiba di kantor itu tepat saat hari sudah malam, dan kini, suasana di dalam gedung itu sangatlah sepi, ditambah penerangan yang minim karna hanya ada beberapa lampu yang dinyalakan di sudut-sudut ruangan.

Tiba di rofftop, Dara berdecak kagum mendapati pemandangan di hadapannya. Menolehkan kepalanya ke kanan, ia dapat melihat dengan jelas Darren yang sedang tersenyum lembut padanya.

"Darren.." lirih lembut Dara, matanya berkaca.

"Happy Anniversery sayang.." bisik lelaki itu. Tangannya menggenggam erat kedua tangan gadisnya. "Maaf, aku nggak bisa ngasih kejutan yang mewah buat kamu. Aku cuma bisa ngasih ini ke kamu, semoga kamu suka."

Dara tersenyum bersamaan dengan air matanya yang menetes. "Makasih, aku suka.."

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang