7

270 33 0
                                    

Tommy berdiri dari jongkoknya dan membersihkan celananya yang sedikit kotor. Lelaki itu berjalan ke arah gerombolan mahasiswa lain yang mengenakan almameter sama sepertinya.
Entah apa yang mereka bicarakan, setelahnya ia kembali menghampiri teman-temannya dan mengajak mereka ke kantin kampus yang terletak di gedung ketiga. Satu-satunya kantin yang buka saat kegiatan OSPEK.

Mendengar ajakan Tommy, semuanya lantas dengan semangat bangkit dari posisi masing-masing, dan mengikuti Tommy. Tiba di kantin, mereka membeli minuman dingin, dan ada juga beberapa yang membeli snack. Tommy berseru, mengarahkan mereka untuk berkumpul sejenak.

"Gini, tadi gue nanya sama Alvin, temen satu fakultas sama kita juga, tiga dosen yang kita cari itu ada di ruang panitia OSPEK." jelas Tommy.

"Jadi, disana ada banyak senior yang lagi kumpul buat istirahat. Dan tadi, pas kelompok A kesana buat minta tanda tangan, mereka diminta buat beli minuman buat para senior. Bukan cuma itu, mereka juga dikasih tantangan, dan itu nggak harus satu kelompok yang laksanain. Ntar kita di bagi lagi buat ngelaksanain tantangan. Setelah itu, mereka baru ngijinin kita masuk dan minta tanda tangan." ucapannya terhenti sejenak untuk minum.

"Nah, menurut info yang gue dapet, setiap kelompok dapat tantangan beda-beda. Kalo sampai ada salah satu yang mengeluh, atau ada yang di tunjuk dan dia nggak mau, kita semua di suruh lari keliling lapangan 10 putaran kayak anggota kelompok C." Tommy bergidik, diikuti yang lain.

"Nah, disini gue minta, buat kalian yang nanti dapat tantangan dari senior, please jangan ada yang nolak ataupun ngeluh. Kalian semua pada taukan, ini lapangan kampus segimana gedenya?" semua serentak mengangguk cepat. 

"Bagus. Oke, kalo gitu kita ke ruang panitia sekarang." semua berdiri dengan membawa minuman mereka masing-masing.

"Ntar gengs, kalo bisa kita jangan bawa minum deh." saran Tommy, "Buat menghindari kesengsaraan karna ketahuan istirahat, mending kita tinggal aja deh minumannya. Buat yang masih haus, kalian bisa habisin sekarang."

Beberapa ada yang mendesah, namun tak pelak mereka mematuhi ucapan Tommy dan setelahnya mereka kembali melangkahkan kaki menuju ruang panitia OSPEK.

...

"Jadi kalian mau minta tanda tangan dosen di dalam?" tanya salah satu senior perempuan yang berdiri di depan pintu ruangan. "Dapat instruction  dari siapa?"

"Kami dapat perintah dari Kak Vina sama Kak Bill, Kak." jawab Tommy mewakili. "Apa kami boleh masuk buat minta tanda tangan?"

"Boleh nggak ya..," senior itu tampak berpikir. "Bill, junior lo ada yang minta tanda tangan nih. Gimana, kasih nggak?" tanyanya pada Bill. 

Semua anggota kelompok D tampak saling pandang. Pikiran mereka sepertinya sama, jadi kak Bill ada di dalam?

"Serah lo Za, kasih tantangan dulu kayak yang laen juga nggak papa." kak Bill muncul dari arah belakang, "Nggak papa kan kalo di kasih tantangan dulu?" tanyanya.

"Nggak papa Kak."

"Mau yang berat apa yang ringan?"

Tommy diam sejenak, melihat satu persatu ke arah temannya. Ia tahu betul, pasti semua temannya akan memilih yang ringan. Tapi Tommy berpikir, jika mereka memilih yang ringan, pasti ujung-ujungnya mereka akan mendapatkan yang berat. Bukannya sok tau, tapi ia hanya mengambil hikmah dari pengalaman yang pernah ia rasakan saat masuk SMA dulu.

"Berat atau ringan insya Allah kami laksanain Kak, yang penting kami bisa dapat tanda tangan." jawab Tommy akhirnya. 

Bill mengangguk-anggukkan kepalanya. Lelaki itu diam sejenak untuk memikirkan tantangan apa yang akan ia berikan pada kelompok itu.

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang