41

90 7 0
                                    

Matthew menutup matanya bersamaan dengan helaan napas lelah. Tangan kanannya terangkat menyentuh dada. Merasakan getaran yang selalu muncul jika ia mengingat 'dia' yang tidak akan pernah kembali.

Ting.

Bunyi dari benda pipih ajaib itu mengalihkan pikirannya. Diraihnya phonselnya di saku jaket yang masih ia kenakan.

Keningnya mengkerut kala sebuah pesan masuk dari nomor baru. Tanpa pikir panjang ia langsung membuka pesan itu.

Makasih.

Siapa lo?

Rachel kak.

Matthew diam beberapa saat.

Oh

Maaf, aku dapat kontak kakak dari papa.

Papa juga yang nyuruh bilang makasih.

Ya

Besok kakak nggak perlu jemput. Aku bisa berangkat sendiri kok, nanti aku bilang sama papa.

Coba aja

Maksud kakak?

Izin dari bokap lo

Nanti aku bujuk papa. Aku nggak mau ngerepotin kakak.

Serah lo

Tidak ada lagi balasan dari gadis itu. Diletakkannya phonsel itu pada meja dekat sofa yang ia duduki. Beranjak dari sana, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

...

"Hel? Sudah tidur sayang?"

Rachel terlonjak, tersadar dari lamunannya.

"Belum Pa." gadis itu berjalan menghampiri pintu, membukanya dan menemukan papanya yang tengah berdiri dengan pakaian yang sudah berganti dengan baju santai.

"Kenapa?"

"Boleh Papa masuk dulu?"

Rachel mengangguk, "Iya."

Papa tersenyum, dan masuk ke dalam kamar putri semata wayangnnya. Duduk dipinggiran tempat tidur Rachel.

"Gimana?"

Rachel bingung, "Apanya?"

"Sudah?"

"Apa?"

"SMS."

"Ohh.." mata gadis itu menggerling menatap arah lain. "Iya udah."

"Bener? Jangan bohongin Papa kamu,"

"Ish! Fitnah aja sih."

"Bukan fitnah, Papa cuma mau memastikan."

Rachel memutar bola matanya malas. Gadis itu berjalan menghampiri meja belajarnya mengambil remot tv kemudian menyalakan benda kotak itu. Dan kembali menghampiri sofa, duduk disana.

"Mana handphone kamu?"

"Buat apa?"

"Udah sini."

Hembusan napas kasar Rachel jelas terdengar. "Di nakas." gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kembali menatap televisi. Ia tahu apa yang akan dilakukan papanya itu.

Dasar posesive. Cibir Rachel dalam hati.

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang