39

86 6 0
                                    

Sepi, senyap, hampa. Sama sekali tidak ada pembicaraan di antara mereka. Matthew yang dingin, galak, ketus, disatukan dengan Rachel yang polos, kalem, tapi juga kadang irit dalam bicara, membuat keduanya sama-sama diam tanpa ada yang berminat memulai percakapan terlebih dahulu.

Belum ada 10 menit, Matthew sudah menyelesaikan makanannya. Ajaib, padahal jelas tadi Rachel yang lebih dulu makan, tapi kenapa justru lelaki itu yang lebih dulu selesai.

"Lama." desis Matthew yang diyakini hanya ia saja yang bisa mendengarnya.

Sementara menunggu Rachel menyelesaikan makannya, Matthew meraih gelas minumnya dan menyeruput jus didalamnya. Tangannya bergerak meraih benda pipih yang sejak ia makan tadi terus berdering menandakan pesan masuk. Jari-jarinya dengan cepat bergerak mengetikkan balasan pada layar keyboard.

Sibuk membalas pesan yang dikirimkan Bill, yang juga mendampingi tim 7 dalam acara baksos, membuat Matthew tidak sadar jika Rachel sudah menyelesaikan makannya. Lelaki itu baru tersadar setelah 3 menit kemudian, saat Rachel memerima telpon entah dari siapa.

"Iya Pa, wa'alaikumsallam."

Ternyata papanya.

"Kamu sudah makan siang?"

"Iya, ini Rachel masih di resto, abis makan siang."

"Sama Matthewkan?"

"Iya."

"Yasudah kalau begitu. Papa cuman mau memastikan."

"Iya."

"Rachel, kamu harus sama Matthew terus ya. Jangan jauh-jauh dari dia. Papa sudah suruh dia buat jagain kamu."

Rachel memutar bola matanya jengah. Papanya itu terlalu berlebihan.

"Papa yang suruh dia mindahin kamu dari tim 5."

Dan ya, Rachel sudah menduganya.

"Iya Rachel tau."

"Matthew cerita sama kamu?"

"Enggak, cuma nebak aja."

Terdengar hembusan napas dari seberang sana. "Yasudah, Papa harus meeting sekarang. Kamu baik-baik ya."

"Iya."

Dan panggilan itu terputus.

"Buruan."

Rachel mendongak menatap Matthew yang sudah berdiri dari posisinya. Lelaki itu merogoh saku celananya, mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari dalam dompetnya dan menaruhnya di meja.

Rachel menutup resleting tasnya setelah memasukkan phonselnya. Berjalan beriringan dengan Matthew keluar restoran.

Tiba dalam mobil, Matthew tidak langsung menyalakan mesin mobilnya. Lelaki itu sempat diam sejenak. Hingga pada detik berikutnya, ia memanggil Rachel yang menatap keluar jendel.

"Hel," yang di panggil menoleh.

"Ya?" terjadi aksi pandang antara mereka, membuat Rachel melongo menatapnya tidak percaya.

"Stay with me."

...

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang